"Eh, elo!"
Livia menolehkan kepalanya ke samping. Seseorang yang duduk di sebelahnya itu tengah tersenyum manis ke arahnya.
"Siapa ya?" tanya Livia. Cowok itu memutar bola matanya.
"Ini, gue cowok yang waktu itu numpang duduk di meja lo pas di kafe," terang cowok itu. Jelas saja Livia langsung mengingatnya.
"Ah iya, maaf-maaf gue lupa soalnya," ucap Livia malu.
"Yah gue dilupain," celetuk cowok itu dengan raut wajah dibuat-buat sekecewa mungkin.
"Dih, apaan sih?" Livia terkekeh.
"Besok minggu jadi kan?" tanya cowok itu.
"Jadilah, si Ovi udah ngebet banget tuh pengen ketemu elo," ucap Livia.
"Ovi? Temen lo itu?" tanya cowok itu.
"Iyalah," jawab Livia.
"Kok bisa sih lo punya temen se-absurd dia?" Cowok itu terkekeh.
"Ya gimana lagi, udah takdir," cetus Livia. Cowok itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong nama lo siapa?" tanya cowok itu. Livia menepuk dahinya.
"Eh iya, kita belum kenalan ya? Kenalin, nama gue Livia."