Kini, Alva menolehkan kepalanya ke arah Livia. Ia bergegas menurunkan Livia dan membiarkan kaki Livia menapak ke tanah.
"Astaga, siapa sih yang pasang lampu sembarangan. Masa tiang lampunya bisa jatuh begini, untung aja, gak ada korban!" rutuk Alva. Pandangan Livia masih tak lepas dari Alva.
"Lo gak papa, Liv?" tanya Alva dengan nada lembut. Sontak saja, Livia menggelengkan kepalanya.
"Ma-ka-sih," ucap Livia dengan nada gugup.
"Hemm, oke, gue tahu kalau lo marah sama gue. Mungkin gegara lo mikir, gue bohongin lo masalah gelang. Oke, kalau lo gak mau lihat muka gue, biar gue pakai topeng ini. Biar lo gak perlu merasa marah lagi pas ngelihat gue," cerocos Alva sembari memasangkan sebuah topeng yang sedari tadi dibawanya.
"Jangan marah lagi ya, Liv. Berteman lagi ya, please!" seru Alva sembari mengulurkan tangannya.
