Lian menghirup napasnya dalam-dalam. Tepat di hadapannya, sebuah bangunan megah sukses menyilaukan matanya. Senyuman lebar segera terpasang di wajahnya.
"Akhirnya gue ketrima di perusahaan ini juga! Aaaa perusahaan yang lagi beken dan kekinian banget! Mimpi apa gue semalam sampai bisa masuk dan diterima di perusahaan ini?!" pekik Lian. Entahlah, hatinya sungguh berbunga-bunga.
"Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak ke elo, Lian!" tanggap seorang laki-laki yang tiba-tiba berdiri di samping Lian. Lian pun segera mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki di sampingnya.
"Buahaha kayaknya ini efek dari spageti buatan lo waktu itu, Do. Pinter lo nular tubuh gue, jadi gue bisa jawab wawancaranya dengan was wis wus gitu, keterima deh!" seru Lian. Laki-laki di sampingnya itu segera menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Masuk yuk, bentar lagi waktu buat finger print-nya habis nih, entar kalau kita telat, gak akan bisa absen lagi!" keluh laki-laki itu.
"Siap, Aldo!" jawab Lian.