"Ya udah, gue ke ayang beb gue dulu ya. Lo di sini aja, lo kan jomblo," ucap Lian seraya mengibaskan rambut sebahunya.
"Dih, baru punya pacar satu belagu lo, Li! Pacar lo direbut, nangis bombay lo!" pekik Selvi.
"Eh lo kalau doa yang baik-baik dong, biar kalau diijabah gue enak ngerasainnya," ucap Lian seraya berlalu meninggalkan Selvi.
"Kok bisa-bisanya Alka mau sama sahabat gue yang nyebelinnya tiga ratus enam puluh derajat itu ya?" lirih Selvi seraya terkekeh.
"Mati! Peer gue belum kelar lagi! Itu buku Lian nganggur tuh di laci, lumayanlah buat tambah- tambah ilmu pengetahuan," gumam Selvi seraya mengambil buku bahasa inggris Lian di laci.
Selvi melirikkan mata ke kanan dan ke kiri, memastikan bahwa Lian tidak akan melihatnya menyalin peernya.
"Gue contek ah, salah siapa Lian pelit ilmu sama gue. Gak pernah mau nyontekin peer ke gue hahaha."
Selvi mengerahkan jurus menulis secepat kilatnya. Hingga saat Lian kembali ke kelas, Selvi telah menyelesaikan tugasnya.