Seiring dengan pelayan itu pergi, Lian pun menempelkan bokongnya kursi sofa berwarna gelap. Wajahnya tampak sangat ceria ketika melihat tampilan steak yang tersaji di hadapannya.
"Wah, menggoda sekali, kayak senyumannya Alka!" seru Lian sembari menggosok-gosokkan tangannya di udara.
"Na, maaf," ucap Selvi tiba-tiba. Mendengar hal itu, Lian pun langsung mengernyitkan dahinya.
"Maksud lo apa, Vi? Kok tiba-tiba minta maaf? Lo salah tanggal, ini bukan lebaran!" ceplos Lian sembari terkekeh pelan.
"Ada Alka di belakang lo, Na, maaf," ucap Selvi lagi.
"Alka?" Mendengar nama Alka disebut, dengan penuh antusias, Lian menolehkan kepalanya ke belakang.
"Alka," lirih Lian dengan senyuman yang perlahan luntur.
"Sama Zahra?" gumam Lian dengan suara bergetar.
Alka perlahan melangkahkan kakinya menghampiri meja Selvi dan Lian. Tak lupa, Zahra memeluk lengan Alka erat seiring mereka berjalan, seakan tak ingin terpisah barang sejenak.
