"Ya lo usahain buat bikin Lian bahagia. Gue tahu, lo bisa bahagia dengan cara bikin Lian bahagia. Gue tahu itu, Al," rutuk Riki.
"Dengan begini, lo sama aja dengan nyiksa perasaan lo sendiri. Gue tahu, lo itu bukan tipikal orang yang gampang nyerah gitu aja. Lo selalu punya akal dan ide, lo juga selalu punya solusi yang kuat, karena lo adalah seorang pemikir," cetus Riki.
"Lo juga tipikal orang yang selalu punya planning buat ke depannya. Namun, kenapa hari ini, lo kehilangan semua itu? Kenapa lo mengambil keputusan dalam waktu yang singkat?" rutuk Riki.
Alka hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia menyerahkan buket bunga itu kepada Riki. Hingga secara tiba-tiba, Alka mulai berlari menjauh dari Riki.
Sementara Riki, ia hanya menghela napasnya. Kedua matanya mulai menatap buket bunga itu dengan tatapan penuh rasa iba. Harusnya, bunga ini datang dengan disambut oleh senyuman penuh kekaguman.
