"Lalu?" tanya Feli.
"Apa lo hanya pasrah aja, gitu?" Feli segera menaikkan sebelah alisnya.
Andra tampak mengehla napasnya. Kemudian, ia menarik napas dalam-dalam, hingga mengeluarkan napasnya secara perlahan. Dadanya terasa sesak. Rasa sakit di hatinya pada hari itu, masih terasa sangat kuat, seperti baru saja terjadi. Padahal itu sudah bertahun-tahun berlalu.
"Gue memutuskan untuk membalas dendam atas kematian ibunda gue. Gue gak terima, ibunda gue, dibunuh oleh Alka. Gue sadar, gue gak terlalu deket sama ibunda gue, tapi, perasaan sayang itu jujur masih ada di dalam hati gue," cetus Andra.
"Gimanapun juga, ibunda gue adalah yang melahirkan gue. Gue pernah hidup di dalam perutnya, bukankah itu menyesakkan?" ucap Andra sembari menolehkan kepalanya kepada Feli.
"Iya. Pasti berat," Sahut Feli sembari menghela napasnya.