TAP! TAP! TAP!
Sebuah tangan terulur ke arah Lian. Lian segera bergegas mendongakkan kepalanya. Dengan gerakan cepat, ia menerima uluran tangan dari Alka, kemudian mulai memeluk tubuhnya.
"Alka," ucap Lian dengan suara terisak.
Alka terdiam sesaat. Tangan kanannya mulai bergerak mengelus punggung kekasihnya tersebut. Ia tidak tahu pasti, mengapa Lian bisa tiba-tiba menangis seperti ini.
HOSH! HOSH! HOSH!
"Lo udah sampai duluan, Al!" seru Riki dari arah belakang.
Tanpa pikir panjang, Riki pun langsung berlari menghampiri Alka. Sementara Livia, ia ikut berlari mengejar Riki.
DEG!
Riki seketika meneguk salivanya susah payah. Riki bisa melihat bahwa Lian tengah menenggelamkan kepalanya di dada Alka. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya, karena ia yakin, wajahnya saat ini tengah terlihat sangat kacau.
"Feli, Feli udah tahu kalau kita bukan manusia biasa," cetus Riki tiba-tiba.
Alka tampak menghela napasnya. Ia tahu sekarang. Ia telah mengetahui alasan Lian seperti ini.