"Papa tahu, ini mungkin merupakan kenyataan yang sangat berat bagi kamu. Bisakah mulai saat ini, kamu menilai sesuatu dari dua sisi? Jangan menilai sesuatu dari sisi buruknya saja. Mulai coba pikirkan mengenai sisi baiknya, bukankah hal itu membuatmu menjadi sedikit lebih tenang?" cetus Caldre.
"Jika dipikirkan, semua pasti terasa sangat tidak adil. Namun, itulah takdir yang harus kita terima. Dengan semua merasa tidak adil, itulah sebuah keadilan yang sesungguhnya. Semua berseru mengatakan ketidakadilan, padahal ketidakadilan itu malah membuatnya terlihat menjadi keadilan dalam porsi yang pas," ucap Caldre.
Alva sontak saja mengepalkan kedua tangannya. Jujur saja, ia tidak terima. Mengapa stok kemarahannya semakin menipis? Kenapa dendam itu semakin melenyap? Kenapa?
"Apakah kamu mau memulai kehidupan kita dengan sesuatu yang baru?" tanya Caldre. Alva pun sontak mendengus kesal sembari memalingkan wajahnya.
