Lian menghirup napasnya dalam-dalam. Dari kejauhan, ia sudah bisa melihat bahwa ada seorang laki-laki yang tengah menyenderkan punggungnya ke pohon berbatang lumayan besar itu.
"Semoga berhasil. Lian, lo bisa!" sorak Lian dalam benaknya.
Lian segera mempercepat langkah kakinya. Hingga akhirnya, langkahnya terhenti tepat di depan Andra. Lian berusaha keras memaksa bibirnya untuk tetap tersenyum ramah kepada Andra.
"Buku takdirnya lo bawa kan? Kalau enggak, biarin gue pulang," cetus Lian.
Raut wajah Andra berubah menjadi girang. Tanpa basa-basi, ia menunjukkan dua buah buku itu kepada Alka. Detik itu juga, Lian berjinjit untuk mengambil buku tersebut, tetapi Andra berhasil membuat buku itu semakin tidak terengkuh oleh Lian.
"Lo boleh dapetin buku ini, tapi, lo harus ikut gue," cetus Andra sembari menampilkan senyum miringnya. Mendengar hal itu, Lian pun sontak memutar bola matanya.
"Ikut lo? Kemana?" tanya Lian sembari mengerucutkan bibirnya.