"Gak semua orang di sana sejahat Andra, maksud lo, Li? Lo masih gak nyadar ya, semuanya jahat, Li. Gak cuma Andra, semua orang yang ada di istana Andra juga semuanya jahat, Li!" pekik Feli.
Lian tampak memutar bola matanya. Ia tak tahu lagi, harus membujuk Feli dengan cara yang seperti apa. Dalam setiap detiknya, Lian selalu dikelilingi rasa takut. Takut jika suatu saat nanti, Feli akan mengetahui identitas aslinya, entah itu secara sengaja maupun secara tidak sengaja.
"Fel, maafin gue, kalau gue tadi sempat memaksa lo, gue gak berniat begitu kok, Fel. Gue tuh, gue cuma takut kalau …." Lian menarik napasnya dalam-dalam.
"Kalau lo bakal terus-terusan merasa takut seperti itu hanya gara-gara kepikiran soal Andra. Gue tahu, itu semua pasti sakit. Namun, dengan mengingat-ingat semua kenangan itu di benak lo, memupuknya setiap hari hingga kenangan buruk itu tumbuh subur dalam benak lo dan akan semakin sulit untuk lo hapus dari memori ingatan lo," sambung Lian.