Riki tampak termenung di sebuah ruangan. Para petinggi dunia sihir tengah menikmati sebuah perbincangan, tetapi, menyadari bahwa Riki terlalu pasif dalam pembicaraan, membuat semuanya serentak memicingkan matanya ke arah Riki.
Riki sontak menghela napasnya. Ia merasa sangat tidak nyaman ditatap seperti itu oleh beberapa orang yang sudah ia anggap sebagai bagian dari keluarganya.
"Maaf, aku ada urusan. Lanjutkan perbincangan yang menarik ini, aku izin pergi sebentar!" pamit Riki sembari bergegas pergi dari ruangan itu.
Riki semakin mempercepat langkah kakinya. Ia tak tahu harus kemana sekarang. Ia tidak memiliki rumah di dunia manusia. Kalaupun ada, pasti rumahnya sudah dikontrakkan kepada orang lain, karena Riki tidak lagi membayar biaya kontrakan.
Riki tampak mengusap wajahnya. Haruskah ia mencari tempat penginapan sementara? Ia sungguh dilanda kebingungan. Ditambah lagi, ia tiba-tiba teringat akan ucapan yang sempat Tora lontarkan kepadanya.