"Yang kedua?" ulang Mega sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Aku takut, jika Alva akan bernasib sama sepertiku. Hidup dalam penyesalan yang begitu besar," ucap Caldre. Terdengar helaan napas yang cukup panjang.
Detik itu juga, Mega langsung beranjak menyenderkan kepalanya pada bahu suaminya. Dugaannya selama ini, ternyata salah besar. Tujuan Caldre tidak hanya, karena ia takut kehilangan jiwa murni di dalam tubuh Alka. Tidak hanya sebatas itu.
"Kamu laki-laki yang sangat baik, maafkan aku yang selalu menaruh curiga terhadapmu," cetus Mega.
"Kenapa kamu tidak mengatakan ini dari awal? Jika kamu mengatakan hal ini sejak awal, bukankah aku pasti tidak akan menuruti permintaan Alva waktu itu?" keluh Mega sembari menghela napasnya.
"Jika aku mengatakan hal ini lebih awal, apakah kamu akan menerimaku, Ma? Apakah kamu akan menerima seorang pembunuh sepertiku?" balas Caldre. Mega sontak memejamkan kedua matanya.
"Kenapa tidak? Aku akan berusaha menerimamu, Pa," tegas Mega.