"Jangan sembarangan ceplas-ceplos di sini, Feli! Nanti kalau semisal ada pelanggan lain yang denger gimana?" keluh Lian.
"Lagi gak ada pelanggan kok. Aman," sahut Feli sembari memandangi sekitar.
Lian langsung menepuk dahinya. Ia lupa, jika sahabatnya ini agak sedikit sulit untuk dinasihati.
Feli mulai menatap Livia lekat-lekat, membuat gadis itu seperti tidak nyaman. Dengan cepat, Lian menjitak dahi Feli, untuk menyadarkannya kalau perbuatannya itu semakin membuat Livia tidak nyaman.
"Lo ini, kalau natal orang jangan kek gitu. Bikin gak nyaman aja sih lo!" keluh Lian. Feli sontak mengerucutkan bibirnya dengan kedua tangan tampak asyik mengusap dahinya.
"Ih, kasar banget sih lo! Gue kan niatnya cuma mau ngajak Livia buat makan bareng atau jalan-jalan bareng kita kalau jam kerjanya udah abis!" keluh Feli. Mendengar hal itu, sontak saja, Livia membulatkan kedua matanya.
"Seriusan, Kak? Kak Feli mau ngajakin Livia jalan-jalan? Demi apa?" sahut Livia dengan raut wajah girang.