Riki sontak menggaruk tengkuknya. Ia mulai berpikir keras, untuk mencari alasan yang lumayan masuk akal. Tidak mungkin juga kan, kalau Riki bisa ada di sini, karena memang sudah ditugaskan untuk menjaga Lian.
"Gue mau … nagih kado lo yang lo beli kemarin!" seru Riki tiba-tiba.
HEP!
Hancur sudah harga diri Riki. Ziko yang mendengar hal itu seketika meledakkan tawanya. Sementara Lian, ia mulai menganggukkan kepalanya.
"Pantas saja, kemarin lo pergi ke rak baju cowok ya, Liv. Ternyata," ucap Lian sembari menatap Lian dan tak lupa tersenyum manis juga.
"Wah, lo juga ke area baju cowok, Li? Lo juga mau beliin dia baju? Dia kan pacar lo kan?" ceplos Ziko dengan suara lantang. Kedua perempuan yang ada di toko tersebut seketika membulatkan kedua matanya ke arah Ziko.
Livia tampak menggaruk tengkuknya. Ia mulai menatap Lian dengan pandangan takut-takut.
"Maaf, Kak Lian, Kak Riki ini apa benar pacarnya Kak Lian?" tanya Livia.