Laki-laki dewasa itu mulai mendongakkan wajahnya. Tanpa sadar, ia mulai memperbaiki letak kaca matanya yang sedikit melorot.
"Perkenalkan saya Riki. Minggu lalu, saya sudah membuat janji untuk bertemu dengan Bapak di sini," ucap Riki. Laki-laki dewasa itu tampak menganggukkan kepalanya.
"Oh Riki. Sepertinya saya tidak mengenal kamu, atau kamu utusan dari perusahaan lain?" tanya laki-laki itu. Mendengar hal itu, Riki pun segera tersenyum sembari menggeleng pelan.
"Sayangnya bukan. Saya datang ke sini, untuk memberikan Bapak bukti yang sesungguhnya," ucap Riki.
"Bukti apa?" tanya laki-laki itu dengan wajah bingung.
"Bukti tentang siapa pelaku yang sebenarnya mencelakai putra kesayangan Bapak," cetus Riki. Mendengar hal itu, laki-laki itu langsung menaikkan sebelah alisnya.
"Ah, Anda sudah mencemarkan nama baik seseorang dengan memberikan tuduhan yang tidak benar," ucap Riki sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.