Untuk mencintai seseorang, pastilah butuh pengorbanan. Tak hanya cukup berpangku tangan. Pengorbanan setengah mati saja masih saja belum tentu tergapai, apalagi hanya cukup berdiam diri.
Sabel melangkahkan kakinya di sebuah gurun yang luas dan tandus. Tak ada tanaman. Hanya ada dirinya yang tengah ditiupi angin yang terasa sedikit panas.
Sabel mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Sepi. Bahkan suara langkah kaki yang terdengar pun, tiada yang membarengi suara langkah kaki Sabel.
"Gue di mana? Alka? Alka kemana? Kok dia gak nemenin gue?" keluh Sabel.
"Kenapa gue sendirian? Gue di mana? Gimana caranya balik?" tanya Sabel entah kepada siapa.
Tiba-tiba saja, ia teringat jika ia masih memiliki kekuatan sihir. Segeralah ia memejamkan kedua matanya. Ia mengucap mantra, agar ia bisa berpindah ke mana pun tempat yang ia tahu.
