"Mas, udah!" seru Haisha, ia menjadi menengah saat ini antara Fahri dan Kiano.
Dengan lembut Haisha meminta maaf pada Kiano dan meminta Kayang mengajak Kiano pulang lebih dulu.
"Ayo, pulang, Ica sama kamu!" Haisha lingkarkan tangannya di lengan Fahri, melirik Klareta sekilas sebelum berlalu.
Fahri tidak datang satu mobil bersama Klareta, ada mobil lain di sana dan Klareta tampak memegang kunci mobil.
Itu artinya Fahri bisa saja tidak tahu kalau Klareta mengikutinya sejak berangkat dari kantor.
Haisha ambil duduk di depan, sesekali ia mencuri pandang pada suaminya itu, wajah Fahri masih mengeras, ia benar-benar tidak tahu kalau Kiano sempat berkunjung ke kantor Fahri dan melayangkan ancaman seperti itu.
Tapi, itu hal yang dirasa wajar, mengingat Kiano adalah teman baiknya, sebelum Fahri ada dan terlibat, Kiano lah tempat di mana semua isi hati Haisha tercurahkan, bahkan Kiano yang mengantar dan membantunya dalam kondisi apapun.