Sejenak Haisha pandangi wajah Fahri yang kembali tenang di sampingnya, tusukan kecil mendarat di pipi yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu.
Tampan, wajar bila Fahri menjadi sosok yang terkenal di jagat media, pasalnya bukan hanya karirnya yang bagus, wajahnya pun sebanding dengan pencapaian yang Fahri punya.
Terlebih lagi waktu itu dia berhubungan dengan sosok cantik Klareta yang tentunya sudah terkenal lebih dulu lewat dunia permodelan yang dijajaki sejak muda, wajah Klareta sudah ada di berbagai sampul, orang dengan mudah mengenalinya.
"Lah, Ica?" Haisha menertawakan dirinya sendiri yang jelas kalah jauh.
Selain kedua teman, ibu, perawat rumah sakit dan keluarga Fahri, tidak ada yang mengenalnya lebih.
Haisha putuskan bangun lebih dulu, berlama-lama di dekat Fahri membuatnya ingin terus menyentuh kulit wajah itu dan mungkin kembali berbaring, rasanya sangat tenang bila berdekatan seperti ini.