Langit menatap Rinai yang juga menatapnya, ucapan terima kasih seperti daun yang terbawa oleh angin jauh tak tentu arah.
"Maaf ya, gue masih sering bikin lo kecewa."
"Nggak papa."
"Besok kamu sekolah?" Rinai menatap Langit yang masih diam menatap ice cream didepannya.
"Kenapa? Jangan-jangan beneran ya lo kangen sama gue." Langit mengakhiri perkataannya dengan sebuah tawa.
"Nggak sih." Rinai memutar bola matanya.
Rinai dan Langit kembali memakan ice cream yang tersaji didepan mereka berdua. Dengan kata hening yang menjadi penghias antara keduanya.
Langit yang kebetulan menatap Rinai yang sedang memakan ice cream tiba-tiba mengulurkan jempolnya untuk menyentuh sudut bibir Rinai.
"Sorry ya, aku makan masih kaya anak kecil." Rinai menatap Langit dengan tatapan tak enak. Pasti Langit malu deh.
Dan kedua mata Rinai membulat sempurna kala ice cream yang tadi ada disudut bibirnya berganti dijempol Langit, tanpa jijiknya laki-laki itu menjilat jempolnya sendiri.