Senin menjadi hari yang sangat menyebalkan bagi sebagian orang, entah yang harus bekerja atau bersekolah.
Rinai menuruni tangga dengan tas yang biru yang ia kesampirkan dibahu sebelah kanan. Juga tangan yang sedang berolahraga diatas benda pipih.
"Rinai, jalanannya dilihat." suara barithon milik Rendra membuat Rinai melihat kesumber suara dan berjalan menuju laki-laki itu berada.
"Kenapa anak Ayah? Kok habis jalan sama Langit malah murung." pertanyaan Rendra membuat Rinai menatap Rendra dan tersenyum simpul.
"Nggak ada apa-apa kok Ayah." Rinai mengolesi roti panggang didepannya dengan selai coklat. Membuat Rendra menaikan sebelah alisnya.
"Tumben kamu ambil coklat, padahal selai blueberry ada disana."
"Nggak papa Ayah, Rinai lagi pingin coklat."
"Gimana sama beasiswa kamu?" Rendra merubah topik pembicaraan.
"Dua hari lagi diumumin Ayah, doakan Rinai ya Ayah." Rinai menatap Rendra.
"Iya Ayah doakan."