Brata menatap punggung Langit yang mulai menghilang ditelan belokan rumah Regan. Brata tau, anaknya itu masih harus bisa mengerti dirinya sendiri juga perasaan untuk gadis bernama Rinai Hujan. Bahkan gadis itu yang membantu Brata dan Liliana meruntuhkan dinding yang begitu kokoh Langit bangun, bahkan saat sudah hampir runtuh, Liliana malah membantu Langit kembali mengkokoh kan dinding itu.
Brata menghela nafas dan kembali masuk kedalam mobil Terios, mobil itu masuk kedalam pekarangan mension bercat putih gading disebelahnya.
"Kamu lihat Langit?" Liliana dengan piyama tidurnya mendekati Brata saat laki-laki itu baru saja keluar dari mobilnya.
"Dia nginep dirumah Regan."
"Syukurlah."
"Bahkan dia lebih memilih rumah orang lain, untuk menenangkan pikirannya. Apa yang sudah kamu buat sama Langit?" Liliana menatap Brata tak mengerti.
"Maksud kamu?"
