Chereads / Di Dalam Pengepungan! / Chapter 42 - Tantangan Terakhir 2 (Unit-026, Unit-023, Unit-010)

Chapter 42 - Tantangan Terakhir 2 (Unit-026, Unit-023, Unit-010)

Tubuhku terbaring di atas rerumputan. Ledakan itu melontarkanku sejauh 7 meter, namun semangat masih memungkinkanku untuk berdiri. Asap membumbung tinggi ke angkasa, perlahan-lahan memperlihatkan sosok buaya aneh itu yang sudah tergeletak di atas tanah. Bunga api keluar dari bagian mulutnya lalu tangan besar di belakangnya lemas tidak bergerak.

Bagian belakang tubuhnya tercerai berai mengeluarkan cairan kuning tak berbau. Lalu ada sebuah organ yang tidak kusangka keluar dari bagian itu. Sebuah unsur otak kepala manusia yang sudah tidak berbentuk. Percobaan gila macam apa ini?

Sesuatu menggangguku di langit. Suara bising apa ini? Burung-burung kembali beterbangan ke arah belakangku. Seperti suara drone atau pesawat capung yang terbang rendah. Akan tetapi suaranya makin keras dan keras. Lama kelamaan seperti suara pemotong rumput. Sial, bising sekali!

Sosok makhluk terbang datang dari balik pepohonan. Tidak salah lagi, ini adalah makhluk di balik layar yang dihadapi Meli itu. Segerombolan dari mereka terbang mengepungku. Screen di depanku memperlihatkan sesuatu:

=======================================

Unit-023: Cries of a Death Cyclone

Deskripsi: *DirahasiakanDirahasiakanDirahasiakanDirahasiakanDirahasiakanDirahasiakan*

Komposisi: 30% daging, 60% mekanik

Kekuatan: Level 6

Kerabat: Unit-030

=======================================

Sekumpulan makhluk berkepala ayam yang tampak mati seperti makhluk berkepala buaya berputar-putar membentuk lingkaran di sekelilingku. Kedua mata merah mereka menatapku tajam. Kepakan sayap bermili sekon membuat mereka nampak melayang di udara.

Bayangan hitam di udara tiba-tiba menampakkan dirinya. Sebuah burung yang nampak seperti burung gagak namun lebih besar terbang lalu balik menuju arah kabut. Aneh, meskipun sinar matahari sudah di atas kepala tapi sosoknya masih misterius. Makhluk itu lebih menyerupai sebuah bayangan daripada seekor burung.

Makhluk itu hanya mengitari sekali lalu menghilang entah kemana. Namun makhluk di hadapanku tidak. Screen kembali kuaktifkan, serangan angin menerbangkan mereka. Tapi dengan cepat mereka terbang lagi dengan stabil. Sial ini buruk, hanya serangan itu saja yang area luas dan kena mereka. Diam di sini tidak menyelesaikan masalah.

Sesuatu yang lengket tiba-tiba saja menabrakku selagi berlari. Sosok macam gelatin semi transparan dibiarkan di alam terbuka. Bukan hanya itu, gelatin bening ini bergerak dengan bentuk yang panjang. Layaknya cacing, namun diameter tubuhnya setinggi aku. Benda itu hanya menggeliat pelan dan tak bergerak, seolah-olah keberadaanku tidak mengganggunya.

=======================================

Unit-010: Crystal Infection Nemathelmintes

Deskripsi: *DirahasiakanDirahasiakanDirahasiakanDirahasiakanDirahasiakanDirahasiakan*

Komposisi: 99% Cairan, 1% Alat Pemicu

Kekuatan: Level 1

Kerabat: -

=======================================

Yang aku heran adalah benda bening ini nyaris tidak bisa terlihat di siang bolong. Lalu kemudian tanpa disangka cacing itu kemudian berubah warna menjadi kecoklatan. Geliatnya semakin kencang seperti meronta-ronta. Kemudian cairan di dalamnya meledak keluar begitu saja. Rasa jijik berusaha kutahan ketika lendir bening berjatuhan dari bajuku.

Suara ledakan yang sama juga terdengar 2 kali jauh di ujung lapangan yang lain. Darimana mereka datang? Apa dari burung misterius itu yang terlintas? Pikiranku hampir lupa kalau makhluk tadi muncul dalam database layar hijauku.

Tanpa pikir panjang, tanganku lalu mengibas-ngibaskan lendir itu ke tanah. Salah satu makhluk terbang meluncur dengan cepat ke arahku. Ia melewati bagian bawah lengan kanan nyaris mengenai samping perut. Sabetan sayapnya terasa memotong bajuku. Angin sepoi-sepi dingin mulai meraba keras perut dan dada sampingku yang terekspos.

Aku bagai ikan dalam tong jika terlalu lama berada di lapangan luas. Kaki ini terus berlari ke arah hutan terdekat. Sesekali kepalaku menengok ke belakang. Hanya 3 makhluk itu yang mengejarku, sementara 3 lainnya diam di belakang. Sesuatu keluar dari moncong ayam yang mengarah ke atas pada 3 makhluk di belakang.

Beberapa benda lonjong yang ditembakkan ke atas lalu berbelok ke arahku. Apa-apaan ini!? Rudal? Mereka tak kalah cepat bahkan lebih cepat dari makhluk terbang di belakang. Mendadak sebuah bau menyengat tercium dari udara. Hidung kutahan karena memang begitu aneh seperti bau obat.

Apa yang terjadi? Kenapa perasaanku menjadi tenang di saat seperti ini? Saking tenangnya sampai serasa ingin tertidur di atas hamparan padang rumput ini. Penglihatanku semakin buram. Sesuatu baru saja dimasukkan ke udara. Apa cairan dari cacing itu?

Kesadaranku ... benar-benar menghilang. Aku tidak boleh tertidur di tempat ini! Lengan kanan kugigit sekuat tenaga. Rahang ini terus kudorong ke dalam lapisan kulit lengan. Rasa besi mulai terasa pada indera pengecapku. Sakit! Tapi harus kulakukan jika ingin terus sadar. Rasa sakit ini harus mengalahkan rasa kantuk, semakin mengantuk maka rahang harus semakin kuat menggigit

Bau menyengat obat perlahan-lahan sudah tidak tercium lagi. Kesadaranku sudah pulih kembali. Genangan cairan merah kehitaman memenuhi bekas gigitan itu. Namun semuanya sepadan. Adrenalin sudah bisa membantu memompa darah pada otot kaki.

Rudal itu terus mengikutiku. Moncong dan suara energi kinetiknya makin terdengar. Bola api langsung kulemparkan, dan benar saja, rudal langsung mengikutinya ke belakang.

Suara ledakan besar bagai bom mengagetkan roh di dalamku hampir keluar. William tidak main-main! Seharusnya aku melarikan diri setelah tes kedua itu. Dasar bodoh! Tentu saja ia yang akan mencariku dengan kekuatan kerajaan langitnya. Aku tidak akan bisa lolos sebelum ia mengatakan demikian.

Bayangan dedaunan pohon mulai menggantikan cahaya surya siang. Tanganku menggenggam erat dada ini. Staminaku sudah sampai batasnya. Pertarungan melawan Unit-026 menguras banyak sekali tenagaku. Terakhir kali aku menoleh, sepertinya tidak ada yang melihatku di balik pepohonanan.

Akhirnya! Batang pohon yang aku lewati dapat menyembunyikanku. Suara seperti pemotong rumput berseliweran dari segala arah. Dari suaranya ada dua di balik pepohonan ini. Salah satu dari mereka melayang tepat di depanku.

Tapi apa itu? Bola matanya bisa bergerak berkat lubang mata yang ternyata memanjang sampai belakang punggung. Pupilnya mengecil saat melihatku namun layar hijau sudah melancarkan serangan batu ke arahnya. Sosoknya melayang sedikit untuk menghindar.

Batu itu tiba-tiba mengubah arahnya ke atas. Lalu kemudian jatuh karena gaya gravitasi. Kakiku berlari lagi, jadi begitu! Kunci dari jaringan ini. Sekali lagi aku membentuk bola batu. Kuluncurkan!

Mereka dengan gampangnya menghindar. Batu mengubah arahnya seperti pendulum dan mengenai salah satu makhluk itu dari samping. Kepingan itu menancap di dagingnya dan mengeluarkan organ-organ aneh. Sayap kolibrinya terhenti, memperlihatkan gerigi-gerigi sangat tajam dengan kualitas logam silver mengkilap pada tepi sayapnya yang sekarang sudah tergeletak. Pemandangan kepala salah satu prajurit Pasukan Aliansi yang terlepas mulai terngiang di pikiranku.

Aku tidak percaya caraku tadi benar-benar berhasil. Meskipun ada banyak hal yang tidak kupahami, tetapi sekarang sudah beberapa mulai diberi pencerahan. Seluruh benda disini dilapisi oleh zat-zat dari jaringan kerajaan langit.

Ketika unsur baru saja terbentuk, kandungan zat tersebut mendominasi benda tersebut. Lalu dengan kekuatan mata ini yang dapat mengontrol arah arus zat tersebut, maka dapat dikatakan batu itu dapat kukontrol sesuka hati sebelum zat tersebut menjadi batu seutuhnya.

Begitu ya?