"Apa dia bekerja dengan William?"
"Dulunya ya, ia tertarik dengan potensi jaringan itu. Sampai suatu ketika dirinya tidak bisa dihubungi dan menghilang tanpa jejak. Selain Melodi, prioritas kedua William berada pada ilmuwan yang hilang itu," Anna menenggak segelas air yang seketika mengatur aliran nafasnya. "Tapi tidak kusangka ia berhasil menciptakan alat pengendali pikiran untuk manusia."
"Untuk manusia? Maksudmu ia juga melakukannya untuk hewan?" tanyaku.
"Rapat kecil-kecilan di hutan malam itu berkat penemuannya, sayangnya ia juga tidak ikut disana." Ia lalu menunjukkan tampang ilmuwan itu.
"Apakah dia perempuan atau laki-laki?" tanyaku bingung.
"Ia terlahir perempuan, namun ia lebih suka dipanggil non-biner. Jangan pernah memanggilnya dengan sapaan gender," tawa Anna cengengesan. "Seperti halnya ilmuwan lain, lokasinya sekarang tidak diketahui. Tapi berhati-hatilah!"
Suara perut memecah keheningan. Wajahku tersenyum malu.