Tabib Lee terus menyerang prajurit Han hingga posisinya semakin tersudut, dia ingin sekali menjatuhkan lawannya namun sayang pertarungan itu harus terhenti seketika karena Putra Mahkota Yi Kwan tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
"Tabib! Prajurit! Hentikan pertarungan kalian!" teriaknya.
Prajurit Han dan tabib terpaksa mengikuti perintah putra mahkota lalu dengan cepat kedua orang itu memasukkan pedangnya masing-masing.
"Mengapa kalian bertarung?! Di mana tahanan yang sakit itu?!" tanya Putra Mahkota menatap tajam pada tabib juga prajurit.
"Ampun, Putra Mahkota. Tahanan yang Anda maksud ada di ruang pengobatan," terang Tabib Lee.
Tanpa berkata apapun Putra Mahkota dan Menteri Eui Gyo bergegas masuk ke Paviliun Byulbich, lalu tabib pun menyusul mereka dengan waswas.
Sementara prajurit Han tidak berkutik di hadapan calon Raja baru pengganti Yang Mulia Yi.
Di ruang pengobatan Myung Eun masih belum sadarkan diri akibat pendarahan hebat yang dialaminya, Ru Na terus-menerus menangis memikirkan nasibnya juga calon bayi tersebut.
"Myung Eun ... aku harap kau bisa mengandung lagi nanti." Ru Na terisak-isak.
"Nona, sebaiknya kau beristirahat agar cepat pulih," ucap Kyung Seok yang berdiri di belakang Ru Na.
"Tabib itu ... kemana dia? Apakah prajurit Han akan menghukumku dan Myung Eun? Atau memasukkan kami ke penjara bawah tanah lagi?" tanya Ru Na ketakutan.
"Aku tidak tahu, Nona," balas Kyung Seok.
Beberapa saat kemudian Putra Mahkota Yi Kwan, Menteri Jung sang Menteri Ritus serta Tabib Lee masuk ke ruang pengobatan menemui Ru Na dan Myung Eun.
Ru Na semakin takut ketika melihat kedua orang asing tersebut berdiri di depannya.
"Jangan takut, Nona. Aku Putra Mahkota Yi Kwan, aku tidak akan menghukummu." Putra Mahkota dapat membaca pikiran Ru Na hanya dari sikapnya.
"P--Putra Mahkota?? Sebenarnya aku ada di mana?? Mengapa kau mengaku sebagai Putra Mahkota??" tanya Ru Na tidak percaya.
"Kau meragukan ucapanku?" Putra Mahkota mendekati Ru Na.
"Nona ini mengatakan kepadaku bahwa dia berasal dari Seoul," jelas Tabib Lee.
"Seoul? Aku belum pernah mendengar nama itu, hmm ... sungguh aneh namun cukup menarik." Putra Mahkota tersenyum penuh arti.
"Apa kalian datang kemari untuk membebaskan kami? Aku ingin pulang ke rumahku di Seoul."
"Kalau begitu ikutlah denganku menghadap Yang Mulia Yi, tolong bangunkan temanmu Nona," pinta Putra Mahkota lembut.
"Dia pingsan dari tadi malam hingga pagi ini, Nona itu baru saja kehilangan calon bayinya," ungkap Tabib Lee kepada Putra Mahkota.
"Maafkan aku, Nona. Aku benar-benar tidak mengetahuinya." Raut wajah Putra Mahkota nampak sedih.
"Tolong bebaskan kami, Tuan." Ru Na memohon.
"Kalian akan segera bebas setelah aku mencari tahu kebenarannya, sepertinya Perdana Menteri Sung sedang mencari kambing hitam melalui orang-orang ini." Putra Mahkota menduga-duga.
"Menurutku sebaiknya Anda jangan menuduh Perdana Menteri Sung sebelum mendapatkan bukti yang akurat," saran Menteri Ritus.
"Aku tidak asal menuduh tetapi gerak-geriknya sangat mencurigakan," tukas Putra Mahkota.
"Kumohon jangan hukum mereka, Menteri Jung." Tabib Lee memohon dengan sangat.
"Tenang saja, Tabib. Aku dan Putra Mahkota akan segera membebaskan mereka," balas Menteri Jung.
"Kalau pun mereka harus dihukum aku bisa meminta kepada ayahku agar meringankan hukumannya."
"Terimakasih banyak, Putra Mahkota. Anda sangat baik dan bijaksana," puji Tabib Lee tulus.
Apa usaha Putra Mahkota Yi Kwang untuk membebaskan Jang Mi dan teman-temannya dari hukuman mati akan berhasil?
******
Sesudah Jang Mi menjelaskan semuanya kepada Raja Yi dan Ratu Myung, Perdana Menteri Sung menertawakan ucapan Jang Mi yang tidak masuk akal bahkan dia semakin menyudutkan wanita tersebut.
"Ha, ha, ha ... rupanya kau sedang mengada-ada. Aku tidak mempercayai ucapanmu, Nona."
"Tapi Jang Mi tidak mengada-ada, Tuan!" teriak Soo Hwan.
"Diam! Siapa yang menyuruhmu bicara?!!" hardik Perdana Menteri Sung.
"Aku pun tidak mempercayainya namun aku memutuskan untuk membatalkan hukuman mati kepada mereka," tandas Raja.
"Yang Mulia, mohon pertimbangkan lagi keputusan Anda."
"Sung Kwak Bin! Kau tidak bisa melawan keputusan ayahku!" teriak Putra Mahkota tiba-tiba.
"Hentikan perdebatan kalian! Yi Kwang selidiki masalah ini bersama Menteri Jung setelah aku menjatuhkan hukuman kepada mereka!" perintah Raja.
"Aku mengerti, Ayah." Putra Mahkota Yi membungkuk hormat pada ayahnya.
Mengapa Raja Yi Seok Hwan membatalkan hukuman mati tersebut? Apa yang terlintas di dalam pikiran Raja mengenai Jang Mi dan teman-temannya saat itu?
Ru Na tidak menyangka kalau orang asing yang berdiri di hadapannya benar-benar seorang Pangeran, dia merasa dirinya sedang berada di sebuah lokasi shooting.
******
Dinasti Joseon Tahun 1760 ....
Raja Yi memutuskan bahwa Jang Mi, Ru Na dan Myung Eun harus bekerja menjadi dayang-dayang istana sementara Soo Hwan, Tae Seok serta Sung Byul diwajibkan mengikuti ujian kasim bulan depan.
Lalu bagaimana dengan nasib Tuan Jung Bin? Ahli mantra itu dipekerjakan sebagai petugas penjaga perpustakaan istana oleh Raja.
Keputusan yang berat bagi Jang Mi serta keenam orang lainnya namun mereka juga tidak dapat menolak atau melawan hal tersebut.
******