Sudah hampir 24 jam orang-orang itu menghilang dari Seoul, apakah mereka diculik oleh makhluk luar angkasa? Kemana Jang Mi dan teman-temannya? Mereka pun bertanya-tanya.
Di rumah Jang Mi di Distrik Daewoo ...
Seorang pria terlihat berjalan kesana kemari menanti kabar dari hotel tempat Jang Mi bekerja, dia adalah ayah chef itu Tuan Nam Dong Hwan.
"Ayah, kenapa kak Jang Mi tiba-tiba menghilang? Ke mana dia?" tanya adik Jang Mi penasaran.
"Entahlah, Min Ru. Ayah sedang mencari informasi tentang kakakmu tapi sampai sekarang belum ada jawaban." Wajah Tuan Nam terlihat panik.
"Sepertinya pihak hotel menyembunyikan sesuatu dari khalayak ramai," lanjut ayahnya.
"Kalau begitu kita harus cepat-cepat pergi ke sana untuk mencari tahu hal yang sebenarnya," balas Min Ru, matanya sibuk mencari-cari berita terkini di internet.
"Jangan sekarang, besok pagi saja kita pergi ke sana. Aku akan menemui managernya bahkan jika perlu menemui CEO hotel tersebut," tukas ayahnya.
"Baik, Ayah."
Semua orang mencari mereka yang terbawa masuk ke dalam lubang waktu itu, keluarga Tae Seok, Tuan Jung Bin, Jang Mi, Ru Na dan Soo Hwan.
Kwang Min dan Ahn Sung Na sangat mencemaskan keadaan anak-anaknya dan Myung Eun, apalagi dia sedang hamil.
"Sung Na, mengapa mereka belum pulang juga sampai sekarang? Kemana perginya anak-anak itu?" tanya Kwang Min khawatir.
"Entahlah, Tae Seok dan Sung Byul pergi begitu saja dari rumah tanpa sepengetahuanku," jelas Sung Na.
"Aku akan mencari mereka di hotel, kau tunggu di rumah dan jaga Hyun Ru serta Kyung Hye," perintah Kwang Min pada Sung Na.
Sung Na hanya mengangguk kepada Kwang Min, suaminya.
Suasana di Hotel Moonbich begitu ramai malam itu, bukan ramai dikunjungi para tamu atau turis dari luar negeri melainkan diserbu oleh wartawan-wartawan Kota Seoul yang sedang mencari berita.
Manager Hwang Kwang Young terpaksa turun tangan mengatasi semua masalah yang terjadi di sana, karena dua orang staffnya dari divisi marketing dinyatakan hilang sejak kemarin malam.
Wartawan-wartawan itu menanyakan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh Kwang Young. Sementara ia selalu menghindar dari semua pertanyaan mengenai lubang waktu tersebut.
"Pak! Benarkah jika semalam ada lubang yang terbuka tiba-tiba di dekat halte bis di depan hotel ini?" tanya wartawan 1.
"Maaf, aku tidak tahu," jawab Kwang Young.
"Pak, apakah dua orang staff dari divisi marketing benar-benar hilang?? Kemarin malam ada beberapa pengunjung hotel yang melihat mereka tertarik ke dalam lubang itu." Wartawan 2 menanyakan hal yang hampir sama dengan wartawan 1, sikapnya begitu antusias.
"Saya tegaskan sekali lagi bahwa saya dan semua pegawai hotel sama sekali tidak mengetahui lubang tersebut! Mengenai anak buah saya mereka tidak hilang tetapi sedang ada urusan di hotel cabang!" Kwang Young geram pada si pencari berita.
"Apa anda sudah melaporkan ke polisi?" Wartawan 3 bertanya.
"Aku tidak dapat menjawab semua pertanyaan kalian! Sekarang juga bubar atau aku akan memanggil security untuk mengusir kalian dari tempat ini!!" hardik Manager Hwang.
Akhirnya para wartawan itu pergi dari hotel sambil bersungut-sungut karena tidak mendapatkan berita yang mereka inginkan.
Pukul 21.10 waktu Korea Selatan, seorang pria tiba di Hotel Moonbich bersama temannya. Lalu mereka bergegas masuk ke lobby untuk mencari tahu keberadaan Tae Seok, Sung Byul dan Tuan Jung Bin.
"Selamat Malam, Nona," sapa Tuan Han.
"Selamat Malam, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya receptionist ramah.
"Begini, saya ingin mencari anak saya yang hilang sejak semalam. Apakah Nona mengetahui sesuatu?" tanya Kwang Min.
"Maaf sekali, saya tidak tahu-menahu mengenai hal itu. Silakan Tuan datang lagi besok pagi dan bertemu dengan CEO kami." Receptionist berusaha menghindari pertanyaan Tuan Han.
"Tolong kami, Nona," pinta Nyonya Ji.
"Sudah, Kyung Ah. Lebih baik kita mencari mereka di tempat lain, tidak ada gunanya bertanya pada receptionist itu," ujar Tuan Han kesal.
"Mau cari dimana lagi? Semua ini akibat ulah anak-anakmu, Kwang Min! Seandainya mereka tidak menolong sepupu dan menantumu Jung Bin tidak akan hilang!" Nyonya Ji tiba-tiba berteriak di hadapan pegawai hotel.
"Kenapa kau menyalahkan mereka?!" hardik Tuan Han.
"Aku menyalahkan anak-anakmu karena Jung Bin mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang lain! Aku curiga pada Sung Byul, Kwang Min!"
"Setelah Sung Byul melibatkan suamiku ke dalam masalah pribadinya sekarang menarik Jung Bin ke dalam lubang waktu itu!" Nyonya Ji melanjutkan kata-katanya dengan sangat emosi.
"Masalah pribadi apa?? Aku tidak mengerti ucapanmu," balas Kwang Min heran.
"Aku akan memberitahukan semuanya kepadamu dan Sung Na! Sung Byul selalu saja membuat masalah di keluarga kami!" Nyonya Ji menatap tajam pada sahabat Tuan Park.
"Tidak bisakah bicara baik-baik di rumahku? Ini tempat umum, apa kau tidak malu?" Kwang Min berusaha meredam kemarahan Kyung Ah.
"Kalau begitu aku ikut ke rumahmu! Aku sudah sangat sabar menghadapi tingkah laku Sung Byul, namun kali ini benar-benar di luar batas," tukas Kyung Ah.
"Kyung Ah, aku tidak ingin mendengar ocehanmu di sini. Kau mau ikut denganku atau tidak?!"
Tuan Han Kwang Min lalu bergegas keluar menuju tempat parkir mobil Hotel Moonbich tanpa mengajak Nyonya Ji Kyung Ah bersamanya.
Dua hari yang lalu dia memang mengetahui bahwa Tuan Park Jung Bin diminta bantuan oleh Sung Byul untuk menolong Ru Na dan lainnya keluar dari Istana Daeyangbokgung, namun mereka harus memasuki sebuah portal terlebih dahulu.
Meskipun awalnya Nyonya Ji tidak menyetujui ide gila Sung Byul yang tidak masuk akal, baik Min Kyo maupun Kyung Ah sudah mencegah Tuan Park pergi dengan kedua pria tersebut ke Hotel Moonbich.
*****
Di rumah Sung Byul, Tuan Han dan Nyonya Ahn Sung Na mendengarkan semua cerita Nyonya Ji Kyung Ah dengan perasaan marah, terkejut juga sedih.
Mereka tidak menyangka kalau Sung Byul sudah mengkhianati Tae Seok bahkan menghamili Myung Eun. Sekarang anak-anak serta menantu mereka terjebak di abad 18, hubungan keluarga Han dan keluarga Park pun menjadi renggang.
"Maafkan aku, Sung Na. Aku terpaksa memberitahukan kebenarannya pada kalian ... semoga menantumu baik-baik saja di sana." Nyonya Ji menghela napas dalam-dalam.
"Sung Byul dan Myung Eun harus mempertanggung jawabkan perbuatannya masing-masing. Aku akan menghubungi orangtua Myung Eun di Jeju untuk membahas masalah ini," tandas Tuan Han.
"Sebaiknya begitu, aku tidak mau mempunyai menantu seperti Myung Eun," tegas Sung Na.
"Bagaimana caranya agar portal itu terbuka kembali? Aku ingin masuk ke dalamnya lalu mencari anak-anakku," jelas Tuan Han.
"Kau ini, ada-ada saja. Apa kau juga ingin nasibmu berakhir di Istana Daeyangbokgung?!" tanya Nyonya Ahn kesal.
"Kita tidak pernah tahu portal itu akan membawamu ke mana dan ke abad berapa," balas Nyonya Ji.
"Sebentar ... tiba-tiba aku teringat sesuatu. Apakah ponsel Tae Seok masih berfungsi??" Nyonya Ahn berharap ia dapat menghubungi Tae Seok melalui telepon selulernya.
"Jangan konyol, mana mungkin ponselnya bisa berfungsi dengan baik di dimensi lain," sahut Tuan Han sewot.
"Kwang Min, aku pulang saja. Ini sudah larut malam," sela Nyonya Ji.
"Kau mau kuantar pulang?" tanya Tuan Han.
"Tidak usah repot-repot, biar Min Kyo yang menjemputku," balasnya.
"Min Kyo itu wanita yang baik dan cerdas, apa dia sudah mempunyai kekasih?"
"Belum ... tadinya aku ingin menjodohkan Min Kyo dengan Sung Byul tapi anakmu malah menghamili kakak iparnya sendiri," keluh Nyonya Ji.
"Mungkin Tae Seok lebih pantas menjadi suaminya kelak. Kau tenang saja Kyung Ah, sesudah masalah ini beres aku akan segera menikahkan mereka." Wajah Tuan Han berseri-seri membayangkan perjodohan itu.
"Aku setuju denganmu, Tae Seok dewasa, bertanggung jawab dan tampan. Dia sangat cocok untuk Min Kyo." Nyonya Ji gembira.
Sementara kedua sahabat itu mengobrol satu sama lain, Nyonya Ahn sibuk sendiri dalam pikirannya. Dia sedang menimbang-nimbang, apakah menelepon Tae Seok adalah tindakan yang tepat untuk mencari tahu keberadaannya saat itu atau lebih baik menunggu kabar dari Tae Seok? Entah kapan dia akan kembali lagi ke Seoul.
Sesaat kemudian Nyonya Ahn beranjak dari ruang tamu, lalu pergi ke kamarnya untuk mengambil ponsel. Dia merasa kasihan kepada Tae Seok yang sudah dikhianati Sung Byul dan Myung Eun.
Bagaimana bisa mereka berselingkuh di belakangku dan Tae Seok? Nyonya Ahn membatin.
Sebelum masuk ke dalam kamar, dia menyempatkan diri melihat kedua cucunya di kamar lain. Hyun Ru dan Kyung Hye malam ini menginap di rumah Tuan Han, mereka masih terlalu kecil dalam menghadapi masalah kedua orangtuanya.
Tentunya mereka pasti sedih jika Tae Seok sampai menceraikan Myung Eun, tapi Nyonya Ahn berniat menjauhkan anaknya dari wanita tersebut.
Setelah menghampiri cucu-cucunya, Nyonya Ahn masuk ke kamarnya lalu menelepon Tae Seok.
Tuuttt ... tuutt ... tuutt .... ternyata ponsel Tae Seok masih aktif meskipun ia terjebak di abad 18.
Klik ....
"Halo, Tae Seok. Kau di mana? Kenapa kau tidak pulang?" tanya Nyonya Ahn cemas.
"Ibu ... maaf aku tidak bisa pulang sekarang. Aku terjebak di Istana Daeyangbokgung bersama Sung Byul dan yang lainnya," jawab Tae Seok sedih.
"Rupanya Kyung Ah tidak berbohong pada kami," balas ibunya lega.
"Memangnya Bibi Kyung Ah mengatakan apa pada ayah dan Ibu?"
"Bibimu mengatakan bahwa kau pergi ke Hotel Moonbich untuk menolong Myung Eun dan teman-teman Sung Byul bersama Jung Bin, Hyun Ah juga menceritakan tentang perselingkuhan istrimu dengan Sung Byul," ungkap Nyonya Ahn, dia berharap Tae Seok tidak menutupi kebenarannya.
"Aku akan menceraikan Myung Eun, Bu," tegas Tae Seok.
"Baiklah kalau begitu, apapun keputusannya ibu pasti mendukungmu Tae Seok."
"Terimakasih ... hatiku sakit sekali mengetahui Myung Eun dan Sung Byul--"
"Ibu sangat mengerti perasaanmu."
"Ini sudah larut malam, besok pagi-pagi sekali aku harus menemui Putra Mahkota di Istananya. Sudah dulu teleponnya, Bu."
"Pu--Putra Mahkota??"
"Betul, Putra Mahkota Yi Kwang."
"Eomona! ( Astaga!) Apa aku sedang bermimpi??"
Nyonya Ahn Sung Na sangat takjub sekaligus terkejut mengetahui salah satu putranya bertemu Putra Mahkota Yi Kwang.
******