Nyonya Ahn masih ingin meneruskan obrolannya dengan Tae Seok di telepon seluler tetapi seketika ponsel Tae Seok off karena baterainya habis.
"Tae Seok, jaga dirimu baik-baik di sana. Sampaikan salamku untuk Jung Bin dan Ru Na."
"Baik, Bu. Nanti aku sampaikan ke mereka, tolong jaga Hyun Ra dan Kyung Hye Bu."
"Untuk sementara mereka menginap di sini dulu karena apartemenmu kosong, nanti sesekali ibu akan menyuruh Eun Hyun untuk membersihkan apartemen itu."
"Mungkin sebaiknya aku jual saja--"
Tiba-tiba percakapan antara Tae Seok dan ibunya terputus karena ponselnya belum dicharge dari kemarin malam.
"Ah, ponselnya mati ... bagaimana ini?" gumam Tae Seok.
Malam itu semua orang sudah tidur di paviliunnya masing-masing termasuk Ratu dan Raja di istananya, hanya Tae Seok yang belum tidur karena masih memikirkan Myung Eun.
Pria itu tidak menyangka bahwa istrinya bermain api dengan Sung Byeol sehingga menghasilkan janin di rahim Myung Eun. Hubungan persaudaraan mereka seketika menjadi renggang dan tertanam rasa kecewa yang sangat dalam di hati tour guide tersebut.
Sekarang dia harus tidur bersama adiknya di tempat yang sederhana namun cukup luas untuk menampung para kasim istana walaupun dia sendiri belum resmi menjadi seorang kasim.
Berkat kebaikan dan kebijakan kepala kasimlah maka Soo Hwan, Tae Seok serta Sung Byul diperbolehkan beristirahat bersama teman-teman barunya.
Myung Eun, wanita cantik berkelas yang sudah mempunyai dua orang anak perempuan berusia 7 dan 5 tahun kini akan segera menerima konsekuensi kedua dari perbuatannya.
Pertama dia sudah kehilangan calon anaknya juga tidak dapat mengandung lagi, kedua cepat atau lambat Tae Seok pasti menceraikan wanita tersebut.
Perjodohan sepihak yang merugikan Tae Seok dan kedua orangtuanya, andai saja dulu dia tidak pernah mengenal Myung Eun mungkin hidupnya lebih bahagia bersama Na Young, teman kuliah Tae Seok.
Sekarang setelah semuanya terjadi Tuan Han malah ingin menjodohkan Tae Seok dengan Min Kyo anak bungsu Tuan Park Jung Mo yang bekerja sebagai Manager Cafe Green Mountain di distrik Dongwoo.
Akankah Min Kyo bersedia menerima perjodohan tersebut?
Setelah Nyonya Ji pulang dari rumah Tuan Han malam itu, dia tidak langsung masuk ke kamarnya untuk beristirahat melainkan mengajak Min Kyo berbincang-bincang sejenak di ruang tengah.
"Min Kyo, apa kau ada waktu sebentar untuk mengobrol dengan Ibu?"
"Mau bicara apa, Bu?"
"Aku mau menanyakan sesuatu padamu, penting." Nyonya Ji kemudian duduk di sofa diikuti Min Kyo yang duduk di samping kanannya.
"Kau tahu bahwa Tae Seok adalah pria yang tampan, cerdas, bertanggung jawab juga sangat dewasa," lanjut Nyonya Ji tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.
"Aku tahu ... lantas apa hubungannya antara aku dengan Tae Seok?" tanya Min Kyo bingung.
"Hubungannya adalah kalian mempunyai sifat yang hampir sama, Ibu ingin menjodohkanmu dengannya."
"Me--menjodohkanku? Tapi aku ... aku tidak pernah menyukainya. Lagipula Tae Seok seorang pria beristri," ungkap Min Kyo.
"Betulkah itu? Kau tidak mencintainya?" Nyonya Ji tersenyum penuh arti.
"Betul, Bu aku tidak pernah mencintai Tae Seok." Min Kyo berbohong.
"Apa kau mencintai Sung Byul?" tanya ibunya lagi.
Min Kyo menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku bahkan membencinya sekarang."
"Dia memang tidak pantas menjadi suamimu, Ibu pikir Tae Seok lebih cocok bersanding denganmu setelah dia menceraikan Myung Eun," tandas Nyonya Ji.
"Walaupun aku membenci Sung Byul karena sudah menghamili iparnya sendiri bukan berarti aku mendukung perceraian mereka." Min Kyo merasa kasihan kepada Myung Eun.
"Tetapi Kwang Min menginginkan perceraian di antara mereka, dia sangat berharap kau menjadi menantu baru di Keluarga Han."
"Aku bingung, Bu. Sebaiknya kita lanjutkan pembicaraan ini besok pagi atau sesudah ayah kembali dari misinya."
"Pikirkan lagi perkataan Ibu tadi, Min Kyo. Aku tahu kau berbohong dan berusaha menutupi perasaanmu yang sesungguhnya terhadap Tae Seok."
"Aku tidak berbohong, Bu. Untuk apa memikirkan pria yang sudah mempunyai istri dan dua orang anak, Tae Seok pun selalu bersikap acuh tak acuh ketika aku berada di dekatnya dan sebagai sahabat dari adiknya," keluh Min Kyo.
"Kau selalu saja berpikir begitu, kau menilai Tae Seok hanya dari penampilan luarnya padahal dia sangat mencintaimu. Perjodohan sepihak itu tidak akan pernah terjadi kalau kau membuka hati untuknya sepuluh tahun yang lalu," ungkap Nyonya Ji.
Min Kyo tersenyum sinis. "Tae Seok adalah pria tersombong dan terangkuh di kota ini."
Hati Min Kyo teriris-iris ketika mengatakan sifat buruk Tae Seok untuk menutupi perasaan yang sesungguhnya.
******
Flashback ....
Sepuluh tahun lalu tepatnya tahun 2009, Min Kyo seringkali berkunjung ke rumah Tae Seok sekadar untuk mencari perhatian pria itu.
Diam-diam Tae Seok pun tertarik pada Min Kyo tetapi dia tidak dapat mengungkapkan isi hatinya seperti Sung Byul yang dengan mudah menyatakan perasaannya terhadap Eun Ae, teman kuliah Sung Byul.
Selama dua tahun Min Na selalu berusaha mengambil hati Tae Seok namun dia bersikap acuh tak acuh kepada Min Kyo.
Min Kyo menganggap Tae Seok tidak pernah mempunyai perasaan yang sama dengannya sehingga dia membuka hati untuk pria lain sebagai tempat pelarian dari Tae Seok.
Tae Seok pun terluka dan kecewa setelah mengetahui Min Kyo menerima Lee Kyung sebagai kekasihnya saat itu. Kemudian Tae Seok terpaksa menerima perjodohan sepihak dan menikahi Myung Eun tanpa rasa cinta di hatinya.
Myung Eun merupakan putri tunggal keluarga Choi, sahabat Nyonya Ahn yang tinggal di Pulau Jeju.
*******