" Panas… "
Ini sungguh sangat panas.
Aku memang tidak cocok dengan hal seperti ini, aku ingin pulang...
Saat ini aku sedang berada di tengah kerumunan kelompok lain kamp musim panas, meskipun tidak berdesakan dengan yang lainnya tapi panas matahari ini lah yang sungguh menyiksa ku saat ini.
Benar-benar keadaan yang tidak kusukai. Aku harap bisa langsung masuk ke dalam bus dan beristirahat.
Saat aku sedang diserang oleh teriknya panas matahari, dari kejauhan aku bisa Sakayanagi-san berjalan kemari sambil tersenyum dan melambaikan tangan nya.
Aku bisa melihat wajah bahagia nya itu dari tempatku, melihat orang lain bahagia diatas penderitaanku benar-benar membuatku kesal bukan main. Tapi untuk Sakayanagi-san aku bisa memaafkannya karena dia perempuan.
Bukannya aku lembek dengan perempuan, tapi karena aku tahu bahwa perempuan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berbenah maupun mempercantik diri. Jadi aku bisa memakluminya.
Tapi ya… melihat senyumannya yang dipenuhi dengan cahaya yang menyilaukan di teriknya panas matahari saat ini, secara tidak langsung itu memberitahu ku bahwa seharusnya aku tidak berada disini dan berkumpul dengan mereka yang bisa menikmati masa mudanya.
Ya, itulah yang kuinginkan sejak awal.
" Ah... maafkan aku Katsuragi-kun, aku terlambat. "
" Oh.. kau lama sekali ya. "
" Eh~ bukankah disaat seperti ini kau harus berkata, 'tenang saja aku juga baru sampai kok' kan?. "
" Aku tidak mau mengatakan kebohongan yang menguntungkan satu pihak itu, aku lebih suka jujur kepada orang lain, dan lagi pula aku bukanlah seorang lelaki idaman bagi anak perempuan yang lainnya. "
" Ya - ya, dari dulu kau tidak berubah ya. "
" Ya... aku bangga dengan sifat yang aku miliki ini. "
Berbahagialah karena bisa satu kelompok dengan orang seperti ku Sakayanagi-san, seseorang yang dapat diandalkan jika dia terpaksa dilibatkan ke dalam suatu masalah.
" Baiklah kalau begitu kita ikut berbaris dengan yang lainnya. " Katanya dengan menggendong tas birunya yang besar itu.
" Tunggu sebentar, ada orang lain yang harus kita tunggu lagi. " Kataku dengan menundukkan kepala ku karena tidak ingin sinar matahari mengenai wajahku.
" Heh? Siapa?. "
Maafkan aku Sakayanagi-san, aku belum mengatakan hal ini kepada mu tapi.. event seperti ini.. akan aku manfaatkan untuk mencapai tujuan ku.
Jadi jangan salahkan aku jika kau tidak tahu tentang anggota yang lain karena pertama, tidak mungkin aku mengatakan hal ini saat kau memberikan surat pengajuan itu dan kedua aku tidak mempunyai nomor telepon mu ataupun alamat email mu yang bisa ku hubungi. Ya.. itu adalah alasan sempurna yang bisa ku buat.
" Selamat pagi Katsuragi-senpai. "
" Selamat pagi... senpai. "
" Oh... kalian berdua sudah datang, baguslah. " Aku pun menoleh ke asal suara mereka berdua.
Terlihat wajah Sakayanagi-san terkejut saat mengetahui anggota kelompok kamp musim panas selain dia.
Ya, itu adalah ekspresi yang wajah di tunjukkan olehnya jika bertemu dengan orang yang terkenal nya bukan main.
Dia adalah Kashiwagi Rena, dan tidak ketinggalan juga kakak nya Rena, yaitu Kashiwagi Rina. Mereka berdua adalah si kembar Kashiwagi.
Ya, aku bisa menyebut mereka begitu, meskipun Rena tidak tahu kalau aku sudah kenal dengan kakaknya, Rina. Dan hal inilah yang akan aku manfaatkan agar mereka bisa kembali menjalin tali persaudaraan mereka kembali.
Dan tentunya aku sudah memiliki kartu as yang hanya menunggu untuk di balik di meja pertaruhan ini.
" Tu-tu-tunggu, kau kenal dengan mereka berdua Katsuragi-kun!? Bukankah salah satu dari mereka artis yang terkenal itu!?. "
" Ya.. Kashiwagi Rena, aku dengar dia tidak memiliki kelompok untuk kamp musim panas ini jadinya aku ajak dia. "
" Kenapa kau tidak bilang kepada ku!?. "
" Bagaimana caranya aku bilang kepadamu? aku saja tidak mempunyai nomor telepon mu ataupun alamat email mu. "
Bagus Arata.. dengan ini kau bisa meyakinkan ketua kelas, karena sifat ketua kelas yang aku ketahui adalah menerima segala hal diluar kendalinya dengan baik, ketua kelas adalah orang yang penyabar jadi aku bisa memanfaatkan salah satu kebaikan yang dimilikinya.
Ya.. meskipun itu sifat ketua kelas dari pendapat ku sendiri setelah melihat beberapa anime maupun manga yang pernah kubaca dulu.
" Kalau begitu.. ayo kita bertukaran nomor telepon dan alamat email sekaligus Katsuragi-kun!. "
Eh? Tunggu apa yang dia katakan tadi? Bertukaran nomor telepon dan alamat email?.
Ah tidak…
Aku lupa jika event bertukaran nomor telepon dan alamat email kemungkinan terbesarnya akan terjadi setelah menggunakan metode ini. Aku benar-benar lupa.
Jadi.. apa yang harus aku lakukan? Menolaknya? Ya memang harus aku tolak. Setidaknya aku tidak ingin terlibat dengan nya.
" Tid-- "
" Aku tidak mau jawaban tidak Katsuragi-kun, ayo sekarang, nomor telepon dan alamat emailnya, sekarang juga!. "
Aku yang melihat tingkah nya saat ini hanya bisa menghela napas panjang, baiklah - baiklah.. akan aku turuti dia daripada menambah masalah baru di bawah terik panas matahari ini.
" Baiklah.. nanti akan aku beri nomorku serta alamat email ku. "
" Apa benar kau bisa dipercaya?. "
Oi… kenapa kau sangat ingin bertukar nomor telepon dan alamat email ku? Apa karena aku seorang murid pendiam jadi kau bisa mendekati ku dan membuatku terbuka kepada yang lainnya?.
Tidak... Aku tidak mau, asalkan jangan itu.
" Tentu, kau dapat mempercayai ku Sakayanagi-san. "
" Hee... Baiklah, aku akan mempercayai mu Katsuragi-kun. "
Akan jadi hal aneh jika kau percaya dengan orang lain mengenai hal ini.
Yasudah lah, tidak masalah jika ketua kelas menyimpan nomorku. Jadi jika ada hal penting mengenai kelasku aku bisa dapat informasi darinya dengan cepat.
Tapi... Mengenai kelompok kamp musim panas kita.
Sebenarnya masih ada satu lagi anggota kelompok ini, tapi dia bilang akan bergabung sebentar dengan kelompok lain dan setelah sampai di tempat tujuan dia akan bergabung kembali dengan kelompok ini.
Ya.. biar aku katakan, aku sebenarnya tidak mau ikut campur dalam masalah mereka tapi, aku tidak mau Kuruna yang menyelesaikan masalah sepele ini.
Jadi setidaknya aku bisa menyelesaikan masalah ini sekaligus menyelesaikan masalah kedua bersaudara itu.
Aku harap ada bayaran ekstra karena sudah membuatku kerja dua kali.
***
Pemandangan laut biru terpampang jelas dari balik jendela bus, indah dan… begitu merepotkan jika kalian bertanya kepadaku.
Karena apa? Karena pantai di musim panas adalah yang terburuk bagiku, pantai ditambah dengan musim panas sama dengan banyak event yang tidak aku sukai yang akan terus berdatangan.
Pantai adalah spot yang sangat menyusahkan bagiku jika di musim panas, jadi aku tidak akan mau berada disana terlalu lama. Dan saat ini aku sangat bersyukur bahwa kamp musim panas ini tidak akan diselenggarakan di dekat pantai.
Ya… aku sangat bersyukur, namun saat ini… aku terjebak sedikit masalah… mungkin masalah besar.
" Uwaahh, lihat itu senpai ada laut loh. "
Ya - ya.. aku melihatnya, tapi yang menjadi pusat perhatian ku adalah mata tajam anak laki-laki yang sedang memandang ke arahku.
Bukannya lautan yang penuh dengan pesona indah biru nya itu. Melainkan tatapan mata yang dipenuhi hasrat untuk membunuhku.
Seperti yang aku duga, mengingat Rena yang memiliki posisi yang sedikit spesial jadi saat ini pembagian tempat duduk untuk kelompok ku adalah aku dengan Rena sedangkan Sakayanagi-san dengan Rina.
Aku merasa bahwa ada kecurangan yang dilakukan oleh Rena tentang penempatan tempat duduk ku ini.
Aku tadinya berharap untuk duduk dengan Sakayanagi-san tapi ini semua tidak sesuai dengan harapanku.
Tapi tatapan itu...
Ini sudah biasa bagi seseorang yang dekat-dekat dengan idola mereka, mereka semua akan berpikir 'wah.. aku tidak akan pernah dekat dengannya, mau bagaimana lagi aku akan memperhatikan nya dari kejauhan sebagai penggemarnya'.
Itu adalah pemikiran yang sangat bodoh, tidak.. itu adalah siksaan.
Mereka berkata seperti itu agar mereka ada di zona aman, maksud ku ada banyak orang yang mengagumi Kashiwagi Rena tapi tidak ada yang berani mendekati nya karena apa?.
Karena para anak laki-laki yang memuja nya sedang mengawasi gerak-gerik mencurigakan dari seseorang yang ingin mendekati Dewi nya itu.
Seharusnya aku tidak mau berada di mana nyawaku sedang terancam tapi mau bagaimana lagi, aku sudah berjanji untuk mengakhiri masalah ini tepat di acara kamp musim panas.
Yang pastinya ini penuh dengan kejutan.
" Senpai… kau dengar aku kan, mou... "
" Ya - ya, kau imut.. tidak ada yang bisa mengalahkan keimutanmu. " Kataku dengan nada datar.
" Senpai… apa kau serius berkata seperti itu?. " Ucapnya dengan melihat ku dengan wajah tidak percaya nya.
Setelah menjawab keluhan dari Rena dengan nada datar, Rena pun mengalihkan wajahnya dari ku lalu melanjutkan kekaguman nya melihat laut.
Aku pun menoleh ke arah luar kaca jendela bus ini, disana aku bisa melihat laut yang membentang luas dengan pasir yang ada di pinggiran pantai terdapat banyak manusia yang sedang beramai-ramai datang ke tempat itu.
Ya.. melihat mereka bersenang-senang di bawah teriknya panas matahari membuat ku berpikir kenapa mereka mau menghabiskan waktu mereka dengan bersenang-senang disana, padahal tahun kemarin maupun tahun yang akan datang akan tetap sama saja.
Jadi apa yang spesial dari pantai tersebut?.
Saat di musim panas mereka pasti datang ke pantai dan bersenang-senang disana, sesekali mengganti suasana kan bisa? Misalnya.. ke kolam renang.
Tidak, meskipun tempat nya berbeda tapi tetap saja tujuannya sama, sepertinya memikirkan hal itu percuma saja.
Sedangkan manusia tipe seperti ku ini hanya bisa menghabiskan waktu liburan musim panasku ku di rumah dengan bermalas-malasan, aku tidak pernah menyangkalnya kalau aku pernah seperti mereka semua yang ada disana maupun yang ada di dalam bus ini.
Tapi hanya karena itu, aku menjauhkan diriku dari hal yang membuat ku jadi seperti ini. Ya.. berjuang melawan sebuah masalah itu sangat melelahkan setelah dipikir - pikir lagi.
Tetapi… jika dibandingkan dengan yang dulu, masalah seperti ini.. mungkin akan aku terima dengan senang hati.
Setidaknya.. itulah yang akan aku rasakan jika aku masih berada di jalan yang masih kuyakini dulu.
" Hahhh.. "
Aku pun menghela napas panjang, maksudnya bisa dibilang ini hembusan nafas yang penuh dengan kelegaan.
Setelah turun dari bus, kami semua disuruh berbaris di depan penginapan yang disewa oleh pihak sekolah, dan disana entah kenapa para guru tidak mempermasalahkan saat Kashiwagi Rena memeluk lenganku saat mereka memberitahu jadwal apa saja kegiatan di kamp musim panas kali ini.
Penginapan ini terletak di dekat daerah chiba, lebih tepatnya di sebuah pegunungan dengan disekitar penginapannya terdapat hutan yang lebat tumbuh dengan suburnya.
Aku tidak tahu daerah mana jika ditanya, karena aku adalah anak rumahan jadi aku tidak memperdulikan hal ini sama sekali.
Ya.. meskipun pengumuman atau pemberitahuan jadwal serta acara kamp musim panas berjalan tanpa ada masalah, tapi tetap saja yang menjadi masalahnya adalah tatapan para anak laki-laki membuatku merasa khawatir dan memaksaku untuk berpikir akan terjadi apa - apa setelah pengumuman dari pihak sekolah berakhir.
Tapi entah itu keberuntungan atau apa, aku baik-baik saja saat ini.
Aku sangat bersyukur.
Tunggu sebentar, apakah hal ini patut untuk disyukuri? Sepertinya tidak.
Mengingat aku yang terlibat ke dalam masalah keluarga Kashiwagi serta masalah percintaan yang seharusnya tidak aku pedulikan. Apakah itu pantas untuk disyukuri? Tidak-tidak… sama seperti tadi yang kukatakan, itu tidak pantas aku syukuri.
Ah… entahlah… dalam kedua masalah ini, tentunya aku harus mendahulukan masalah keluarga Kashiwagi. Sedangkan masalah mereka berdua… akan aku tuntaskan nanti setelah masalah keluarga Kashiwagi selesai.
Ya, itu merupakan pilihan yang terbaik untukku saat ini.
Di saat aku sedang berpikir kesana-kemari tentang masalah yang membebaniku. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan memperlihatkan seorang murid laki-laki sedang berdiri disana sambil memperhatikan ku.
Mengetahui ku bahwa aku saat ini tengah duduk santai di kamar, dia kemudian mengambil napas lega setelah melihat ku di kamar ini dan berkata.
" Syukurlah aku tidak salah kamar lagi. "
Mendengar ucapannya, aku rasa dia sudah berkeliling di penginapan ini untuk mencari kamar laki-laki kelompok ku. Meskipun hanya aku dan dia yang menjadi kelompok laki-lakinya.
Dia adalah... Takagawa Ryuuji.
" Oh rupanya Takagawa, akhirnya kau datang juga. "
" Mendengarmu berbicara seperti itu, sepertinya kau sedang menunggu ku datang kemari. " Katanya dengan mendekati meja yang hanya satu - satunya di kamar kami ini.
" Tidak.. aku sama sekali tidak berpikiran seperti itu, lagi pula masuklah.. tidak enak jika tetangga melihat mu berdiri terus, perbuatan mu itu bisa menambah masalah baru lagi kepada ku, cukup hanya 2 masalah yang harus aku selesaikan saat ini. "
" Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan, tapi terima kasih karena telah menerima ku ke dalam kelompok mu. "
Akhirnya dia pun masuk dan menutup pintu nya, aku yang sedang berbaring di pojokan melihat Takagawa itu sedang membereskan isi tasnya dan dia pun akhirnya mengetahui aku yang sedang mengamati nya.
" Bisakah kau singkirkan tatapan mu itu dari ku? Aku merasa tidak enak jika dipandang terus seperti itu. "
Mengingat sifat yang dia punya, mungkin aku sudah sedikit berlebihan.
" Takagawa... Aku… "
" Jika kau punya waktu luang jangan hanya berbaring disana saja, setelah ini kita menjelajahi hutan bukan? Cepat siapkan apa yang harus perlu dibawa Katsuragi. " Potongnya.
Menjelajah hutan? Tidak… aku tidak akan ikut. Aku akan melewatkan nya karena menurut ku itu adalah hal yang melelahkan untuk dilakukan di musim panas ini. Terlebih lagi ada Rena disana, jadi aku tidak akan terlibat ke dalam event tersebut.
" Aku tidak akan ikut dalam penjelajahan ini, kau dan anggota yang lainnya saja yang ikut. " Kataku.
" Jangan seperti anak kecil, Katsuragi... "
Takagawa secara reflek melempar tas kosongnya ke arah ku dan akhirnya menutupi wajah ku ini.
Aku hanya bisa diam dan menyingkirkan tas berwarna coklat itu dari wajah ku dan duduk sambil menyandarkan tubuhku ke dinding terdekat.
Sebenarnya aku ingin bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi antara dirinya dengan Sakayanagi-san, kedua masalah yang aku sebutkan tadi salah satunya adalah hubungan mereka.
Jadi.. setidaknya aku harus menyelesaikan masalah ini sebelum Kuruna mengetahui permasalahan mereka berdua.
Namun saat aku menatap Takagawa, dengan cepatnya dia langsung menatapku balik.
" Ada apa lagi? Kau kan ketua kelompok disini seharusnya kau yang berantusias disini bukan?. "
Ketua kelompok? Aku tidak pernah mencalonkan diriku sendiri dalam hal semacam itu.
" Ada dua kesalahan yang kau ucapkan barusan Takagawa, yang pertama aku sama sekali bukan tipe orang yang menghabiskan tenaga ku untuk hal semacam ini. " Kataku sembari menutup mata dan menikmati suasana di dalam kamar ini
" Sebenarnya aku ingin menghabiskan seluruh liburan musim panas ku di rumah jadi aku disini karena terpaksa. Dan yang kedua aku sama sekali tidak mencalonkan diriku sebagai ketua dari kelompok ini dan kenyataan sebenarnya adalah kau yang menjadi ketua kelompok kamp musim panas tahun ini.. itulah yang ingin aku katakan kepada mu. " Tambahku.
" A-apa? Aku ketua nya? Kenapa hal ini tidak kita bicarakan terlebih dahulu Katsuragi. Tidak bukan itu masalahnya kenapa kau mencalonkan ku jadi ketua?. " Tanyanya dengan raut wajah terkejut nya itu.
Ya… itu bukanlah masalah bukan? Mengingat kau memiliki pengaruh dan karisma seperti itu. Bukankah itu adalah hal yang wajar jika dia menjadi seorang ketua di kelompok ini.
Memiliki popularitas di kalangan seluruh murid di sekolah, apa ada yang lebih baik darinya jadi ketua kelompok? Kesampingkan Rena, kalau dia menjadi ketua aku bisa kerepotan karenanya.
Jadi kau lebih memilih Takagawa untuk menjadi ketua kelompok.
Bisa dikatakan menjadikannya sebagai ketua kelompok ini adalah keegoisanku, maksud ku aku diberi sebuah tanggung jawab seperti mengawasi serta memberikan arahan kepada yang lain? Jangan bercanda.
Hal itu tidak akan pernah terjadi di kehidupan ku ini.
" Kau bertanya kenapa? Ya... itu hanya masalah sepele saja, alasanku menjadikan dirimu sebagai ketua kelompok tidak lain karena aku hanya malas menjadi ketua, itu saja.. "
" Be-begitu ya… sepertinya aku harus mempertimbangkan pilihan ku kemarin sebelum satu kelompok dengan mu. "
" Maa… kau berada disini bukan karena aku bukan? Itu karena dirimu sendiri yang seenaknya menawarkan diri masuk ke dalam kelompok ku. Bukannya kau memiliki teman yang dapat di andalkan waktu itu? Jadi kenapa?. "
" Ya… itu hanya masalah pribadi saja, aku harap kau mengerti. "
" Baik, aku tidak mempermasalahkan hal itu. Jadi setidaknya kau mau menjabat sebagai ketua kelompok ini Takagawa. "
" Aku benar-benar tidak tahu jalan pikiran mu itu Katsuragi, tapi yang jelas jika kau mau terbuka dengan yang lainnya mungkin kau bisa berteman dengan mereka semua. "
" Aku tidak punya niatan seperti itu, berteman dengan yang lain? Tak pernah sekalipun aku berpikiran seperti itu, dikhianati saat kita berada dalam masalah… apa itu yang namanya teman?. "
" Dari cara mu menyimpulkan arti sebuah pertemanan mungkin sesuatu terjadi di masa lalu mu, ternyata itu yang menjadikan mu murid pendiam di kelas ya.., ya.. itu cukup masuk akal. "
Dia banyak bicara rupanya. Maa jika aku berada dalam di posisi nya mungkin aku juga akan banyak bicara seperti sedang menggali informasi dari lawan bicara ku.
Tapi aku bersyukur karena dia tidak mempermasalahkan lagi soal siapa yang menjadi ketua kelompok. Aku harap dia bisa diandalkan untuk hari ini dan selanjutnya.
Dan oleh karenanya aku bisa fokus ke dalam tujuan utama untuk ikut ke dalam event kamp musim panas yang merepotkan ini dengan kalian semua anggota kelompok ku.
Waktu yang kupunya hanya tiga hari tiga malam. Itu mungkin sudah lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keluarga Kashiwagi.
" Jadi.. kau ikut atau tidak Katsuragi?. " Katanya memastikan kembali.
Takagawa saat ini telah selesai mempersiapkan hal yang perlu dibawa dalam penjelajahan ini lalu menuju ke dekat pintu, ya.. seperti yang aku bilang tadi.. dari pada menghabiskan tenaga ku lebih baik aku memikirkan cara agar--
*Bam*
Sebelum aku menghabiskan perkataan ku dalam hati tiba-tiba pintu kamar kami berdua di buka secara paksa, bisa dibilang merusak pintu kami.
" Arata!!. "
Ini dia masalah barunya lagi.
Aku sama sekali tidak berpikiran kalau dia akan ikut dalam kamp musim panas sekolah ini, maksud ku apa pihak sekolah mengizinkannya ikut?.
" Ka-katsuragi? Siapa wanita ini?. " Tanya Takagawa dengan ekspresi terkejutnya.
Masami-san pun menoleh ke arah suara tersebut dan memperhatikan Takagawa sejenak lalu beralih kembali lagi kepadaku dan berkata.
" Oh.. ternyata kau punya teman juga ya, selamat Arata. "
" Siapa bilang dia teman ku, jadi.. kenapa bisa kau ada disini Masami-san. "
Ya... Dia adalah Yohiko Masami-san, dia adalah pengawal pribadi Kashiwagi Rena maupun Rina meskipun kedekatan nya dengan Rena jauh dari pada Rina dia tetaplah pengawal yang tidak pilih kasih.
Dan dia termasuk pengawal yang merepotkan, salah satu halangan bagiku.
Dia saat ini memakai baju ala *bodyguard*nya tanpa memakai kacamata hitam nya, aku sama sekali tak mempedulikan ini namun melihat nya memakai setelan jas di cuaca panas seperti ini sangat membuat ku gerah secara tak langsung.
Dan entah kenapa aku ingin memarahi nya dan menyuruhnya untuk mengganti pakaiannya tersebut.
Sepertinya hanya Masami-san saja yang ikut kamp musim panas ini, tapi untuk memastikannya setidaknya aku harus bertanya kepadanya.
" Sepertinya kau hanya sendirian, apa tidak ada yang lain?. "
" Maksud mu pengawal yang lain?. "
" Ya, siapa lagi kalau bukan mereka. "
" Apa kau sengaja bertanya hal yang aneh Arata? Tidak mungkin ibu dari kedua anak itu mengizinkan para lelaki aneh itu menjaga anaknya, Melihat laki-laki di lorong penginapan perempuan itu saja sudah membuat para anak perempuan itu risih. "
Itu memang masuk akal, membayangkan nya saja aku sudah tahu apa yang akan terjadi dengan mereka jika mereka ikut dalam kamp musim panas ini.
" Ya.. kau benar juga. Jadi, apa urusanmu datang kemari?. " Tanyaku untuk menuju ke pokok pembicaraan.
" Sebenarnya aku ingin minta tolong kepadamu Arata, kau ketua kelompok ini bukan?. "
" Sayangnya aku bukanlah ketua nya, bisa dilihat, orang yang kau sebut sebagai teman ku itulah ketua kelompok ini, kau bisa meminta tolong kepada Takagawa yang menjabat sebagai ketua. "
" Perkataan mu itu seperti ketua adalah jabatan paling tinggi di sini, apa kau tahu kalau masih ada yang lebih tinggi daripada jabatan ketua kelompok? Jadi.. ada apa.. um… "
" Panggil saja Masami. "
" Jadi ada apa Masami-san, sepertinya ada hal gawat yang sedang terjadi, dan apa kau juga anggota kelompok kami?. "
Pertanyaan macam apa itu Takagawa, dia? Salah satu anggota kelompok ini? Tidak... Tidak akan pernah aku memasukkan anggota kelompok seperti dia.
Tapi masalahnya disini Masami-san ingin meminta bantuan kepadanya, jika dia bersikeras untuk meminta bantuan pada Takagawa mau tak mau dia akan membocorkan kalau dirinya adalah pengawal Kashiwagi.
Tapi menurut ku itu tidaklah perlu di permasalahkan.
" Maafkan aku karena tidak memperkenalkan diriku dengan baik, sebenarnya aku adalah pengawal pribadi Kashiwagi Rena bukan salah satu anggota dari kelompok kalian. "
" Hm.. begitu ya, jadi apa masalah nya Masami-san?. "
" Sebenarnya… Rena, dia tidak mau ikut kegiatan penjelajahan kalau Arata tidak ikut. Dan aku dengar dari pihak sekolah juga akan menilai setiap apa yang akan kalian lakukan sebagai nilai tambahan ujian. "
" Eh.. serius? Masami-san dari mana kau tahu informasi itu padahal kau orang luar?. " Tanya Takagawa dengan terkejut.
" Takagawa ya? Kalian mungkin, tapi alasan ku ada disini karena aku salah satu panitia kamp musim panas tahun ini. "
Apa? Dia jadi panitia? Kenapa dia bisa menjadi panitia!?.
" Masami-san, kenapa bisa kau jadi panitia? Kau sama sekali tidak cocok untuk mengambil peran seperti itu. " Kataku.
Dia yang jadi panitia nya.. Jadi.. penilaian setiap siswa termasuk aku ada di tangannya. Bukankah begitu?.
Jikalau itu benar, maka aku saat ini dalam bahaya bila dipikir-pikir lagi.
Kemungkinan besar dia akan memperhatikan kelompok ini lebih dari kelompok lain dan memantau setiap tingkah laku kami dan sekaligus mencari perbuatan yang melanggar di acara kamp musim panas ini.
Aku hanya bisa berharap bahwa tidak ada nama ku di catatan nya.
" Ehem.. Kembali ke topik. "
Takagawa pun berdehem untuk mengembalikan topik ke semula.
" Jadi.. Kashiwagi-san tidak akan ikut dalam penjelajahan ini kalau Katsuragi tidak ikut?. "
" Ya.. benar seperti itu, aku harap kau mempertimbangkan hal ini Takagawa, soalnya jika Rena tidak mendapatkan nilai tambah bukankah itu jadi masalah?. "
" Ya.. itu benar Masami-san, setidaknya aku tidak peduli kalau Katsuragi tidak mendapatkan nilai tambahan itu, tapi.. setidaknya aku bisa memaksanya untuk ikut. "
" Oi.. sepertinya kau sama sekali tidak memperdulikan perasaanku disini Takagawa. "
" Dari awal kau sudah memanfaatkan ku untuk tidak terlibat dengan masalah menjadi ketua kelompok bukan? Jadi karena aku yang menjadi ketua disini, aku harap kau dapat bekerja sama Katsuragi. Sebagai ketua kelompok.. aku memaksa mu untuk ikut dalam penjelajahan. "
A-apa…
Baiklah aku bisa melihat wajah bahagia mu itu Masami-san. Dan bisakah kau jauhkan pandangan mata itu serta seringai mu yang seperti sedang mengejekku itu.
Aku lupa kalau ketua berhak memutuskan hal ini, tapi sebagai anggota yang mempunyai tenaga pas - pasan seperti ku maka aku akan menolaknya.
" Setidaknya membiarkan poin kita berkurang satu tidak masalah kan? Seperti yang dikatakan oleh pihak sekolah tadi, jika salah satu tidak ikut dalam kegiatan kamp musim panas hanya dia lah yang akan tidak mendapatkan poin tersebut, jadi tenanglah.. Takagawa. "
" Hm.. sepertinya perkataan mu benar, aku juga tidak peduli dengan mu jadi tidak masalah itu jika kau dapat poin atau tidak, maaf Masami-san sepertinya kita gagal membujuk nya. "
Hanya dalam sekejap mata Takagawa dengan cepatnya menyerah kepadaku, aku bisa bersyukur akan hal itu. Karena kutahu mungkin caranya yang cepat menyerah itu salah satu tanda terima kasihnya kalau dia telah ku terima sebagai anggota kelompok ku.
" Katsugi Arata kelas 2-B, kau memiliki poin minus 3, setidaknya ada pelanggaran yang aku catat dari tadi. " Ucapnya memotong kebahagiaan yang kudapat sementara tadi.
" Minus 3? Dari mana pelanggaran itu berasal? Aku sama sekali tidak ingat kalau aku melakukan suatu pelanggaran. " Ucapku dengan membuat raut wajah terkejut ku.
Ini benar-benar aneh.
" Akan aku beritahu pelanggaran yang kau lakukan. "
Setelah berkata seperti itu Masami-san pun langsung membuka buku catatan hitam kecil miliknya, lalu Takagawa hanya bisa melihat pembicaraan ini dengan tatapan herannya, bagaimana aku bisa dapat minus 3 di hari pertama?.
" Pertama saat kau merangkul lengan Kashiwagi, minus 1. "
" A-apa? Jika kau mengamatinya lagi, Kashiwagi Rena lah yang merangkul lengan ku, bukan aku. "
" Kedua.. saat kau duduk berdua dengannya, minus 1. "
" Itu bukan rencana ku, pihak sekolah lah yang mengatur tempat duduk kami semua, dan terlebih lagi bagaimana kau bisa tahu soal itu?."
" Ketiga.. "
" Oi.. aku diabaikan disini, setidaknya dengarkan aku bicara Masami-san. "
" Saat kau jadikan Rena anggota kelompok. "
" Kalau begitu akhirnya, itu sama saja aku tidak diperbolehkan untuk jadi satu kelompok dengannya bukan.. "
" Ya.. pokoknya itu pelanggaran mu, aku tidak mau jawaban tidak untuk penjelajahan ini, melihat reputasi Rena saat salah satu anggota kelompoknya tidak ikut itu akan membuat ku kesal, apa kau tahu?. "
Poin minus 3 dengan pelanggaran yang tidak masuk akal, ini benar-benar kejahatan.
Minus 3 ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
" Baiklah aku akan ikut, setidaknya hapus semua pelanggaran yang tidak masuk akal itu. "
" Eh? Itu benar-benar pelanggaran bukan?. "
Dengan memasukkan kembali buku catatannya, dia pun memberikan ekspresi heran kepadaku seolah-olah itu bukan hal yang aneh.
" Aku setuju. "
Dengan setuju nya Takagawa membuat pelanggaran ini tampak bukan hal yang aneh lagi.
Baiklah sepertinya kau juga dendam kepada ku Takagawa.
Jika dibandingkan dengan tahun kemarin, tahun ini sama saja bagiku, bisa dikatakan mengulang kejadian itu kembali.
Ini adalah kamp musim panas terburuk kedua ku.
Seharusnya aku gagalkan saja nilai ujian ku itu dan ikut pelajaran tambahan selama liburan musim panas.
Dasar, apa - apaan ini.
Dan pada akhirnya aku pun ikut dalam penjelajahan yang merepotkan ini, dan tentunya Rena menghabiskan penjelajahan ini dengan merangkul lengan ku setiap waktu.
Setidaknya bisakah dia membuat beban ku hilang sedikit?.
Seperti tatapan anak laki - laki itu serta wajah tak menyenangkan yang berasal dari mereka berdua.. Sakayanagi-san dan Rina.
Membicarakan soal Takagawa, dia dari tadi hanya memberikan arahan kepada kami bertiga. Jadi dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, meskipun jika dia tahu, dia tidak akan dapat membantuku untuk keluar dari situasi ku saat ini.
Setidaknya itu yang bisa kupikirkan setelah melihat Takagawa.
Dari sekian banyaknya yang terjadi di hari pertama kamp musim panas, yang paling membuat ku terkejut adalah hubungan Takagawa dan Sakayanagi-san.
Aku sama sekali tidak melihat kalau hubungan mereka hancur ataupun canggung saat ini, karena saat ini mereka berdua sedang berbincang layaknya tidak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.
Sepertinya masalah mereka berdua telah mereka selesaikan sendiri.
Kalau begitu aku bisa fokus dalam tujuan awal ku.
Setelah sampai di penginapan pada siang hari, kami pun diberi waktu bebas sampai sore nanti, dan syukurlah sekarang aku bisa menikmati waktu istirahat ku.
Tentunya sendirian.
" Nee.. Arata-senpai. "
Tapi sebelum aku melangkahkan kakiku ke dalam penginapan, seseorang langsung memegang lenganku dan memanggil namaku.
Tentunya yang berani melakukan hal itu hanyalah satu orang saja dalam kelompok ku.
Yap, itu adalah Rena.
" Setelah ini beberapa siswa akan pergi ke sungai di sebelah penginapan, apa kau mau ikut?. " Tanya Rena.
Ya.. itu sungguh pertanyaan yang merepotkan, sebenarnya aku ingin pergi ke kamarku dan langsung merebahkan tubuh ku di atas tatami dan setelahnya pergi tidur.
Hanya itu yang kuinginkan sekarang, tapi…
" Oh.. sungai ya.. " Ucap Takagawa singkat setelah mendengar pembicaraan kami berdua.
Dengan membasuh keringat yang keluar dari dahinya menggunakan lengan nya Takagawa pun muncul dengan perkataan sok akrabnya itu, lebih tepatnya menjerumuskan ku agar ikut ke sungai dengan yang lainnya.
" Sepertinya kelihatan asik, iya kan Rina-chan?. " Kata Sakayanagi-san ke Rina disertai senyuman yang menghiasi wajahnya
" Y-ya.. sepertinya begitu.. Sakayanagi-senpai. " Jawab Rina.
Mereka terlihat dekat satu sama lain setelah pergi menjelajahi hutan tadi.
" Sejak kapan kalian begitu dekat Sakayanagi? Dan bolehkah aku juga ikut memanggil mu Rina?. "
" Ya.. Takagawa-senpai.. "
Yang tadi itu adalah Takagawa, nampaknya dia mulai memunculkan aura persahabatan nya ke Rina, namun untuk Rena mereka berdua sama sekali belum pernah berinteraksi dengannya.
Rena tidak terganggu sama sekali dengan perlakuan para senpai nya yang ada di kelompok ini, dan satu - satunya yang dekat dengannya adalah aku.
Ada kalanya aku ingin dia bisa membaur dengan orang lain setelah melihat tidak ada tanda-tanda teman seumuran yang mengajaknya pergi.
Aku akan membukakan jalan untuknya.
" Dan sekarang kalian berdua terlihat dekat, Takagawa, ya kan Rena... " Kataku.
Rena pun menoleh ke arahku, mungkin dia terkejut dengan apa yang telah aku katakan tadi.
" Y-ya.. sepertinya begitu. " Kata Rena dengan terbata.
" Begitu ya.. tapi sejujurnya aku juga ingin dekat dengan kalian semua, jadi... Kita akan jadikan kamp musim panas tahun ini agar tidak mudah untuk dilupakan, bagaimana?. "
Usulan Takagawa hanya diberi tanggapan anggukan saja oleh mereka bertiga.
Sedangkan aku tidak memberikan respon apapun, karena kata ' tidak mudah dilupakan' memiliki arti yang buruk bagiku.
Mungkin pengalaman
Ya.. mengkesampingkan pertanyaan Rena, lebih baik aku menolak dan beristirahat sebentar lalu aku akan makan siang di dalam kamar, rencana sempurna.
" Kalau begitu aku akan beristirahat, aku dan tuan matahari tidak bersahabat jika di musim ini. "
Aku pun melangkahkan kaki ku pergi dari tempat yang penuh sinar masa muda itu, aku tidak akan cocok dengan mereka semua.
Mendekati Kashiwagi Rina dan Rena itu permasalahan berbeda, namun sebelum melangkahkan kaki ku, suara seseorang yang tidak ingin ku dengar pun muncul.
" Hei kalian, apa kalian mau pergi ke sungai di dekat penginapan? Aku dengar dari murid yang lain disana air nya menyegarkan loh.. " Kata Masami-san sambil berjalan mendekati ke arah kelompok kami.
" Ya.. kami sebenarnya ingin pergi, tapi.. "
Entah benar atau tidak dugaan ku ini, sepertinya mereka semua melihat ke arah ku semua, aku pun menoleh ke arah mereka berkumpul dan menghela napas pasrah.
Dan dengan cepat mataku menuju ke arah buku catatan kecil berwarna hitam milik Masami-san.
Setidaknya buku catatan bersampul hitam mu itu kau simpan lagi Masami-san, aku akan ikut meskipun terpaksa, karena minus 3 poin itu sama saja menghilangkan sepertiga nilai asliku.
" Baiklah.. aku akan ikut, kalian senang?. "
" Hore! Arata-senpai akan ikut, aku akan menyiapkan baju renang ku. "
" Aku juga, ayo Rina-chan… "
" Y-ya.. "
Sepertinya Rina disini tidak bisa membebaskan dirinya sendiri, mungkin dia tertekan saat berada di dekat adik nya itu, meskipun wajah Rena dipenuhi dengan kebahagiaan namun aku tahu.. kalau dia menatap Rina seperti pengganggu.
Setidaknya aku bisa tahu keadaan ini karena waktu aku mengajak Rena bergabung dengan kelompok ku dia sempat terkejut saat dia dengar kalau Rina ikut dalam kelompok ini.
Tapi dia mengiyakan ajakan ku, baginya ini kesempatan sekali seumur hidup karena dia juga memikirkan bahwa mungkin tahun depan dia tidak bisa satu kelompok dengan ku jika terdapat masalah yang tak bisa ia hindari.
Setelah mereka bertiga pergi, Takagawa pun mengobrol dengan Masami-san tentang penjelajahan tadi karena saat itu Masami-san selalu mengikuti kelompok kita, jadi mau tidak mau Takagawa mungkin risih dengan apa yang Masami-san lakukan sewaktu penjelajahan tadi.
Ya.. itupun berlaku untuk ku, mungkin saat ini poin ku jadi minus 5 atau bahkan bisa lebih.
Namun sebelum aku melangkah ke tempat mereka bertiga, namaku dipanggil oleh suara wanita dari pintu masuk penginapan.
Dia memiliki rambut hitam panjang dengan memakai kaos putih dengan memakai jeans berwarna birunya sedang melambaikan tangan.
Aku pun hanya bisa memperhatikan tingkah lakunya dengan menghela napas ku.
Dan orang itu adalah orang yang melibatkan ku ke dalam masalah keluarga Kashiwagi, Yap dia adalah Mito-sensei.
Dan saat ini dia sedang berdiri di depan pintu masuk penginapan sambil melambaikan tangannya.
Sebenarnya aku tidak ingin berbicara dengannya saat ini, jadi aku akan melewatkan event dengan Mito-sensei. Setidaknya itu tidak akan berpengaruh dalam hubungan ku dengan si kembar Kashiwagi itu.
Namun entah dia bercanda atau tidak, dia saat ini mulai meneriaki namaku dari sana. Ah… menyebalkan, jika dia terus melakukan hal itu bisa-bisa dia menarik perhatian orang lain bukan?.
Dia seperti memastikan apakah aku sedang mengabaikan nya atau tidak. Dia memang guru yang merepotkan.
" Katsuragi!. " Panggil nya.
" Cih… Mau apa lagi dia, Takagawa, Masami-san.. sepertinya aku tidak bisa ikut. " Kataku tanpa menoleh ke arah mereka berdua.
" Eh? Kenapa?. "
" Kau tidak bisa dengar suara yang penuh gairah sedang memanggil ku disana?. "
Aku pun menunjuk ke arah Mito-sensei yang sedang menunggu ku di depan pintu penginapan, lalu Takagawa secara refleks berkata ' Ohh.. ' lalu Masami-san hanya mengangguk sebagai tanda memperbolehkan ku pergi.
Meskipun Masami-san panitia dia tetap orang luar, bukan pihak dari sekolah jadi dia tidak bisa menolak permintaan para guru kepada murid-muridnya.
Segera aku menuju ke Mito-sensei dan bertanya kepadanya, kenapa dia memanggilku dan sebagai jawabannya atas pertanyaan ku dia hanya memberikan ku senyuman dan bilang.
" Ini masalah yang kita sepakati satu sama lain tanpa ada pihak memaksa, kau tahu kan? Setidaknya mari ikut aku ke kamar pribadi milikku. "
" Sensei.. aku tidak tahu kalau kau mempunyai sifat Shotakon, tapi aku tidak mempermasalahkan nya. "
" Jangan bicara hal yang aneh, ayo cepat ikuti aku sebelum kau dimusuhi para guru yang lain. "
Dia pun melangkah masuk kedalam penginapan milik guru dengan bangunan yang sama persis dengan milik para siswa yang lain, yang menjadikan perbedaannya adalah banner yang terpasang di penginapan, di setiap penginapan memiliki banner mereka masing-masing dan tertulis untuk para guru dan para siswa.
" Setidaknya cukup hanya para murid yang memusuhi ku sensei, jangan sampai para guru itu memusuhi ku juga karena mendekati mu. "
Tanpa menghiraukan tanggapan ku sensei tetap melangkah kedalam.
Aku pun mengikutinya dari belakang, namun yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa Mito-sensei memiliki kamar pribadi?.
Aku ingin satu kamar yang seperti itu untuk diriku sendiri.
Setelah sampai di kamar pribadi milik Mito-sensei, dia pun duduk lalu mempersilahkan ku duduk juga, aku pun melihat - lihat isi kamarnya sebentar namun tidak ada bedanya dari kamar kami.
Yang berbeda disini adalah.. ada AC terpasang di sudut ruangan, sialan… pengaturan tidak adil ini seharusnya para siswa memberontak.
Padahal tahun kemarin aku tidur dengan guru hanya bisa merasakan angin dari kipas angin dan juga hawa dingin pada malam hari.
Apa mungkin gara - gara tahun kemarin pemilik penginapan membangun ulang penginapan ini setelah tahu kalau sekolah kami akan datang kembali.
Ya.. rencana bisnis penginapan kalian berjalan dengan mulus, jika aku yang menjadi kepala sekolah aku akan memilih tempat lain.
" Sudah selesai mengamati ruangan ku? Tenang saja semua pakaian ku ada di dalam lemari tertutup rapat, oh.. atau apa kau mau majalah dewasa yang aku sita tadi?. "
" Setidaknya sensei guru yang normal.. "
" Jadi bagaimana kau melihatku?. "
Aku pun duduk di hadapan Mito-sensei dengan meja bundar berwarna coklat gelap yang membatasi kami berdua.
Aku hanya bisa menebak kenapa Mito-sensei memanggilku, mungkin dia ingin mempertanyakan bagaimana hasil dari pengamatan ku.
Ya.. setidaknya itulah yang bisa aku pikirkan.
" Jadi.. ada apa sensei memanggil ku?. " Tanpa basa - basi aku pun menuju ke pokok pembicaraan.
" Tanpa ada basa - basi sesuai dugaan ku, seperti yang kau tahu, aku sedang mempertanyakan bagaimana prosesnya. "
Dia pun menaruh tangan kanannya diatas meja untuk menyangga wajahnya yang ia tempelkan di telapak tangan, ya.. bisa dibilang wajah milik sensei juga cukup cantik.
Dengan dianugerahi dua gunung yang besar itu, dia bisa memikat siapa saja hanya dengan penampilan nya saja sampai mereka tidak akan tahu sifat yang dimilikinya.
Ya.. meskipun dia sama sekali tidak menunjukkan sifat sebenarnya saat didepan banyak orang, dia juga pandai berakting.
Dan itu terlihat bahwa Mito-sensei adalah wanita sempurna di mata lelaki, aku tidak tahu kalau ada sensei seperti itu disekolah.
Meskipun aku tahu kalau ada sensei seperti dia, apa yang aku mau lakukan coba? Mendekati nya seperti penjilat yang menginginkan segalanya? Tidak - tidak.. aku sama sekali tidak menginginkan sifat seperti itu tumbuh di dalam diriku ini.
" Sejauh ini aku hanya bisa menyimpulkan bahwa mereka… tidaklah bersaudara. " Kataku.
" Apa kau sudah memastikan hal itu?. "
" Ya.. setidaknya kemarin aku menyamar sebagai pengawalnya selama 2 Minggu, lalu saat aku disana tidak ada tanda - tanda bahwa Yohiko Rina adalah keluarga Kashiwagi Rena, aku pun pernah melihatnya sedang bekerja merawat tanaman dimansion milik Kashiwagi Rena. Bisa dikatakan dia hanya pembantu biasa yang kebetulan memiliki wajah dengan nya. "
" Jadi dugaan ku ternyata salah ya.. "
Dia pun menutup matanya satu dan melihati ku apakah aku benar-benar berkata sejujurnya atau tidak.
Aku hanya bisa menatapnya balik dan meyakinkannya, akhirnya setelah beberapa detik berlalu dia pun menghela napas dan berkata.
" Maafkan aku kalau aku meragukan mu Katsuragi, setidaknya aku tahu kalau mereka tidak bersaudara aku sangat berterimakasih kepada-- "
" Apa yang kau katakan Mito-sensei? Dilihat dari mana saja, mereka itu benar-benar bersaudara. "
Aku pun menyela saat dia berbicara, tapi saat aku mengatakan hal itu alisnya terangkat satu dan tersenyum kearah ku dengan senyuman tertarik nya serasa dia tahu semua yang coba ku sembunyikan dari nya.
" Akan aneh jika sensei mempercayai semua omongan ku tadi, ya.. setidaknya itulah yang aku tahu. "
" Oh? Darimana kepercayaan dirimu itu?. "
Dengan nada bicaranya yang agak terasa mengejekku, aku pun angkat bicara dan menjelaskan bagaimana kepercayaan diriku ini bangkit.
" Setelah melihat foto dari mereka berdua setidaknya semua orang akan beranggapan bahwa Rena dan Rina adalah seperti saudara kembar, dari mata, rambut, dari hal itu sudah cukup menjelaskan bahwa ada hubungan saudara adik kakak dari mereka, lalu jika diingat lagi dari biodata milik Rina ada sesuatu yang membuat ku… tidak, maksud ku membuat sensei tertarik bukan?. "
" Apa itu?. "
" Marga Yohiko.. setelah semua ini apakah kau tidak menyadari keberadaan si pengawal yang memiliki marga yang sama dengan Rina disini? Sepertinya kau menyadari hal itu, dari hal itu aku bisa tahu kenapa si Masami-san itu jadi panitia acara ini, orang yang paling berperan penting disini adalah kau Mito-sensei. " Kataku.
" Oh.. cukup pintar.. , jadi.. bagaimana kau bisa tahu kalau aku yang memegang kendali dalam acara ini?. "
" Mungkin ini hanya intuisi ku saja, mengingat aku yang ditempatkan satu bangku di dalam bus dengan Rena. Bisa saja itu merupakan salah satu rencana mu bukan? Jika itu pengaturan dari guru lain, mungkin Rena akan duduk bersebelahan dengan Sakayanagi-san ataupun Rina. Jadi aku pikir ini aneh mengingat bahwa dia merupakan public figure.
"
" Fufufu… seperti yang aku harapkan dari mu, tidak salah aku meminta pertolongan kepada mu, Katsuragi Arata-kun. "
Nampaknya pembicaraan ini sudah selesai sampai disini saja, karena dia tidak sama sekali bilang kepadaku apa tujuannya sebenarnya.
" Cuma sampai disini, jika kau ingin tahu dari mana aku tahu semuanya maka jawabannya adalah tidak, ini semua, tidak.. semua informasi yang diberikan olehnya.. sangatlah rahasia.. "
Aku pun berdiri lalu menuju ke pintu, namun aku pun berhenti sebelum membuka pintu tersebut.
Dan berkata.
" Mito-sensei.. sebenarnya.. kau tidak tertarik dengan masalah keluarga Kashiwagi kan. " Kataku sebelum memegang gagang pintu kamar Mito-sensei.
" Dari awal sepertinya kau sudah tahu kalau mereka berdua bersaudara aku tidak tahu siapa yang memberitahu mu, tapi yang jelas… aku tahu sesuatu.. yaitu tujuan mu yang sebenarnya.. " Lanjutku.
" Tujuan ku yang sebenarnya? Kalau boleh tahu apa itu?. " Katanya dengan tersenyum tertarik dengan ucapan ku barusan.
Sudah kuduga, seharusnya aku tidak perlu terlibat dengan hal merepotkan seperti ini.
" Mito-sensei, tujuan mu yang sebenarnya adalah kau hanya ingin melihat bagaimana aku mengakhiri masalah yang menimpa mereka berdua serta keluarganya itu kan?. "
" Hm.. entahlah… aku juga tidak tahu. Kau cukup percaya diri juga ya saat mengatakan hal itu. Apa memang aku terlihat sedang menguji mu?. "
Dengan senyuman nya yang memberikan kesan dia tahu segalanya dia pun hanya menanggapi perkataan ku hanya sebatas alasannya saja.
Meskipun itu tidaklah masalah buatku, yang terpenting dia menepati janji nya.
" Setidaknya hal yang kita sepakati itu.. kau harus benar-benar menepatinya. "
" Aku tidak akan pernah mengingkari janji ku, Katsuragi-kun. "
" Baiklah.. aku percaya kepadamu, jika itu maumu.. akan aku selesaikan masalah yang kau lemparkan kepada ku ini. "
Aku pun membuka pintu kamar nya lalu keluar dan menutup pintu itu perlahan dan pergi dari sana.
" Jadi.. bagaimana pendapatmu? Setidaknya dia cukup menjanjikan bukan? Seperti anak yang kau cari kepala sekolah… " Ucapnya dengan menoleh ke arah pintu geser sebelahnya.
" Ya.. aku mendengar serta melihat semuanya, bagaimana tatapan anak itu saat membahas masalah yang aku berikan kepada mu malah kau buat itu sebagai ujian untuknya dan nampaknya dia telah berubah semenjak hari itu, tapi apa kau tahu? Kau sama saja dengan anak itu Mito. "
" Oh~ benarkah? Jadi bagaimana keadaan putri anda?. "
" Dia baik - baik saja di mansion dekat desa ini, aku sangat berharap bahwa dia lah yang sedang aku cari, Katsuragi Arata… benarkah itu kau?. "
***
" Apa - apaan itu tadi… "
Aku pun merebahkan tubuhku di atas lantai tatami hijau dan membalikkan tubuhku.
Dari sini aku bisa melihat langit - langit berwarna cream cerah dengan dihiasi ukiran dedaunan kecil.
Jika di ingat lagi, Mito-sensei memang sengaja untuk membuatku kerepotan dengan masalah ini, sebenarnya ini seperti dia sedang menguji ku atau apalah tapi yang paling penting dia tidak mengingkari janjinya itu.
Akan aku selesaikan masalah ini dan setelah liburan musim panas berakhir, aku bisa menikmati ruangan itu bersama Kuruna, ya.. bukan berarti aku akan berbuat hal aneh-aneh dengan Kuruna.
Meskipun alasanku sederhana kenapa aku ingin mendapatkan ruangan itu.
Dilain sisi aku ingin berduaan dengan Kuruna di ruangan tersebut lalu dilain sisi akan aku gunakan tempat itu sebagai tempat pribadi ku, ya.. ruangan itu pasti tidak akan terjangkau oleh masalah.
Bisa dilihat lagi kalau ruangan itu bisa menghindarkan kami berdua dari masalah.
Baiklah.. kalau begitu, aku harus menjalankan rencana ku yang telah ku buat setelah pergi dari kamar pribadi milik Mito-sensei tadi.
Akan aku tunjukkan bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini Mito-sensei.
Dasar guru yang merepotkan.