Side Story 1 - Hana-san Jatuh Cinta
Kadang kala cinta datang secara tiba-tiba, aku juga tahu akan hal itu… namun, apakah jatuh cinta kepada yang lebih muda diperbolehkan? Apakah aku juga pantas untuk jatuh cinta di dalam usia seperti ini!?.
Selesai mandi malam aku hanya mengaitkan handuk putihku untuk menutupi tubuh ku. Aku pun memandang ke arah cermin dan melihat ke arah wajahku, apakah aku masih muda atau belum… dan nampaknya aku masih lumayan cukup muda. Mungkin ini karena aku tidak pernah bolos untuk merawat kulitku, aku sungguh bersyukur…
Tunggu, ini… ini bukan seperti itu. Aku tidak memiliki alasan untuk hal ini. Ya… aku hanya ingin melihat bagaimana keadaan kulitku saja, ya… itu saja.
Saat aku masih mencoba menenangkan diriku entah kenapa wajahnya terlintas diingatan ku. Seorang lelaki muda yang memiliki rambut hitam serta mata yang dipenuhi tekad untuk memperjuangkan sesuatu itu… dia benar-benar keren dan juga tampan… aku benar-benar… telah jatuh hati kepada nya.
" Ibu… kenapa ibu senyum-senyum sendiri di depan cermin?. "
" Ah!! Re-rena!? Kenapa kau tidak mengetuk dulu sebelum masuk!? Cobalah contoh kakakmu itu… "
" Fufufu maafkan aku ibu… tapi ibu… kenapa wajah ibu memerah tadi? Apakah ibu sedang demam?. "
" Tidak… ibu tidak sedang demam… hanya saja ibu... Ada masalah sedikit… begitulah. "
" Heh~ masalah apa itu?. "
" Sepertinya… ibu sedang jatuh cinta… "
" APA!!! Dengan siapa!?. "
" Soal itu… "
" Ibu… bagus ibu… aku akan mendukung ibu, setidaknya ibu bisa menikmati kehidupan masa muda sekali lagi. Pasti laki-laki itu akan mudah terpikat oleh ibu dengan mudah. " Kata Rena sambil mendekat ke arah ku.
" Apa mungkin bisa?. "
" Ya… tentu saja bisa… dengan keindahan kedua gunung itu!!! Siapa saja akan mudah didapat oleh ibu!! Ah!!! Sungguh curang!!! Kenapa hanya aku saja yang belum sebesar ini!!. "
Rena pun mulai meremas keduanya dengan menggunakan tangannya, ini… ini benar-benar… tidak boleh! Aku harus keluar dari cengkeramannya!!.
" Rena… sudah... ibu… sudah tidak tahan lagi… "
" Lalu!? Siapa laki-laki itu!? Biar aku dan kakak yang akan melihatnya untuk ibu!! Apakah dia cocok atau tidak untuk ibu!! Ah!!! Tanganku tidak mau berhenti… apa-apaan dengan kedua gunung ini!?. "
" He-hentikan Rena!!. "
" Cepat katakan atau tangan ku tidak akan berhenti untuk memijatnya!!. "
" Itu… itu… itu adalah… Katsuragi Arata-kun!!!. "
Dan seketika itu Rena berhenti meremas kedua payudaraku.
Tidak… mungkin dia berhenti karena dia terkejut dengan siapa aku jatuh cinta.
Rena tiba-tiba menjauhi diriku dan tanpa aku sadari dia sudah berada di depan pintu kamarku.
" Kakakku… bahkan juga ibuku sendiri… kalian semua adalah musuh terbesar ku!!!. "
Rena pun keluar dengan teriakan kesalnya, aku yang mendengar suara itu hanya bisa menghela napas panjang. Dan berpikir… kenapa aku bisa jatuh cinta kepada anak SMA? Tapi kedua matanya… benar-benar sangat indah.
Aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan nya.
Ahh~ Katsuragi-kun…
Katsuragi-kun… kapan aku bisa bertemu dengannya kembali setelah dia memutuskan untuk berhenti bekerja disini? Aku akan mengajaknya kembali bekerja di rumah ini!? Mungkin sebagai pelayan pribadi ku dirumah…
Ah!! Apa yang aku pikirkan!! Ini sudah terlalu jauh! Meskipun hatiku menolaknya tapi tidak untuk pikiranku.
Dan disaat yang bersamaan, Rena saat ini tengah mempersiapkan segalanya.
Dengan dibantu oleh kakaknya diia sedang belajar menjadi seseorang yang baru untuk Katsuragi Arata.
" Hmm?. "
" Ada apa kakak?. "
" Kupingku berkedut… kata orang dulu saat kuping kita ya berkedut ada yang sedang membicarakan kita… apa jangan-jangan Kuruna dan keluarganya sedang membicarakan ku?. "
" Sudah sana cepat mandi!! Dasar kakak bodoh. "
***
Side Story 2 - Kucing Putih
" Kakak lihat, ada seekor kucing... "
" Lalu? Apa yang harus aku lakukan?. "
" Aku akan memeliharanya!!. "
Di salah satu hari di liburan musim panas, kedua bersaudara keluarga Katsugi menemukan
kucing di sebuah kardus di dekat taman yang berada tidak jauh dari rumah mereka.
Kucing itu berwana putih sama dengan nama milik Shiori, adik Arata yang namanya diambil dari kata Shirou yang artinya putih.
Dan saat melihat kucing putih itu entah kenapa Shiori merasakan perasaan
yang begitu aneh, seakan-akan bahwa kucing ini ditakdirkan untuk bertemu dengan Shiori... Ya... Itulah yang ia pikirkan tentang kucing ini.
" Jawabannya adalah tidak… kau tidak boleh membawanya pulang, meskipun dia sedikit imut tapi jawabannya tetap tidak. "
" Mouu… kalau begitu aku akan memintanya kepada ibu saja. "
" Heh, silahkan kalau begitu… aku yakin ibu tidak akan mengizinkannya. "
" Aku diberi izin… "
" Apa? Apa kau tidak bercanda?. "
Shiori pun menunjukkan email yang diperoleh dari ibunya, disana tertulis bahwa dia boleh memeliharanya dengan satu syarat, kalau dia tidak boleh pilih kasih kepada Arata dan kucing tersebut. Melihat pesan itu mata kanan milik Arata berkedut seketika.
" Jadi... Kalian menyamakan ku dengan seekor kucing ya… orang tua macam apa kalian?. "
" Sudah aku putuskan!! Namanya adalah Shirou-chan… "
" Meow… "
" Sepertinya dia suka dengan namanya, iyakan Shirou-chan… "
" Meow… "
" Anggap saja itu sebagai jawaban setujunya, kalau begitu kita harus membelikan keperluan sehari-harinya… aku harap kau bisa menjaganya dengan baik. " Ucap Arata.
" Tenang saja kakak… aku akan selalu menyayangimu, aku tidak akan pilih kasih… "
" Ya… setidaknya dia bisa menemanimu jika aku sedang tidak berada di rumah… "
" Shirou-chan… mulai hari ini kau adalah bagian keluarga dari Katsuragi!!. "
Dan akhirnya… kisah dari seekor kucing putih yang bergabung dengan keluarga Katsugi telah selesai. Setidaknya Arata berharap bahwa kucing itu bukan pembawa masalah di kedepannya… dia benar-benar berharap akan hal itu.
Sungguh.