Chereads / Watashi wa shujinkōde wanai ( I'm Not The Main Character ) / Chapter 14 - Chapter 13 - Masalah Yang Menguntungkan

Chapter 14 - Chapter 13 - Masalah Yang Menguntungkan

Sore pun tiba dengan tanda matahari yang bersinar berwarna kemerahan, kami semua pun di kumpulkan di depan halaman penginapan.

Dan nampaknya jika dilihat lagi, tahun ini murid-murid yang bisa ikut kamp musim panas lumayan sedikit.

Kamp musim panas SMA Hashigai, mungkin aku sudah menjelaskan nya tapi aku akan menjelaskannya sekali lagi biar lebih jelas.

Kamp musim panas ini tidak memiliki tujuan apapun kecuali untuk menghibur para murid sekolah saja setelah melewati ujian akhir semester satu.

Kamp musim panas ini dibagi menjadi 2 grup, kelas 1-A,2-B,3-C, 4-D, 1-B,2-D adalah grup pertama yang ditempatkan di penginapan ini, lalu kelas lainnya berada di tempat lain.

Bisa dikatakan pembagian kelas dalam grup, mungkin kepala sekolah yang mengatur pembagian tersebut tapi kenapa pembagian kelas ini sangatlah tepat disaat aku membutuhkan hal itu?.

Sepertinya ada campur tangan orang lain, mungkin yang paling aku curigai disini adalah Mito-sensei. Dia bisa dengan mudah menempatkan kelas 1-A dan 2-B di grup yang sama, dan hal ini tidak bisa dianggap suatu kebetulan belaka.

Kalau tidak salah tahun yang lalu kelas ku..

Sepertinya aku tidak ingat pembagian nya, lagipula itu sama sekali tidak penting.

Baiklah.. jalankan rencananya lalu selesaikan dengan cepat.

" Senpai.. "

Aku pun menoleh ke arah suara tersebut dan mendapati Rina yang sedang memegang erat bajunya tersebut seperti sedang menahan sesuatu.

Untuk memastikan agar poin ku tidak berkurang aku pun mengamati guru yang sedang membawakan pengumuman kepada kami semua yang ada disini sedang menggunakan pengeras suara itu. Aku mengamati sekitar ku hanya untuk memastikan para guru yang berjaga di sekitar gerombolan murid sekolah ini tidak memperhatikan kami berdua.

Dan setelah memastikan bahwa kami berdua aman, tidak.. maksud ku aku aman, sekali lagi aku menoleh ke Rina dan bertanya.

" Ada apa Rina? Kenapa disaat seperti ini?. " Kataku.

" Anu senpai… sebenarnya aku ingin pergi ke toilet. "

Apa? Tunggu sebentar, kenapa kau harus bilang kepada ku? Bukankah itu agak... aneh?.

Dari semua murid yang ada disini kenapa harus aku? Tidak, bukan itu... Yang menjadi permasalahannya adalah kenapa harus laki - laki yang dia ajak bicara?.

Toilet perempuan itu adalah tempat terlarang bagi para murid laki-laki disini, dan jika aku tertangkap basah maka itu akan mengurangi poin ku lagi nanti.

Dan aku tidak ingin hal ini sampai di dengar oleh Masami-san, kalau itu sampai terjadi maka poinku sudah akan berkurang saat ini.

Aku pun memastikannya kembali apakah dia benar-benar tidak malu berbicara seperti itu di depanku. Memangnya siapa aku di matanya hingga bisa berbicara seperti itu kepada ku.

" Rina.. kau tidak malu bilang seperti itu kepada ku?. " Tanyaku.

" Te-tentu saja aku sangat malu.. tapi mau bagaimana lagi? Senpai.. bisakah kau mengantar ku?. "

" Berangkat sendiri sana… dan juga.. kenapa kau bisa terlambat seperti ini?. "

" Maafkan aku senpai, tapi dalam waktu itu aku sedang mencari toilet. " Katanya dengan memegang erat bawahan kaos olahraganya.

" Mencari toilet?. "

" Ya.. aku tidak tahu kalau pada jam tertentu akan ada pembersihan total di semua toilet, jadi.. akhirnya seperti ini. "

Kalau diingat - ingat lagi sepertinya Rina benar, aku sempat melihat tanda 'sedang dibersihkan' di toilet penginapan guru.

Tidak kusangka akan memakan waktu yang lama, dan juga aku terkejut kalau pembersihan itu diberlakukan disaat bersamaan seperti ini di seluruh toilet perempuan.

" Kalau ditoilet penginapan laki - laki kemungkinan juga dibersihkan kalau begitu.. maaf Rina, tidak ada tempat untuk mu. "

" Maka dari itu.. " Katanya dengan menggenggam erat bajuku.

" Ayo kita pergi ke hutan.. " Lanjutnya dengan wajahnya yang memerah.

Hutan? Apa kau yakin?.

Aku pun sempat sekilas melihat ke arah hutan dan mulai berpikir sejenak.

Jika aku meminta izin lalu pergi ke arah penginapan maka tidak hanya Masami-san yang melihatku bersama Rina, Takagawa, Rena dan Sakayanagi-san juga akan melihat ku bahkan teman sekelas ku akan melihat ku berduaan dengan Rina.

Dan pada akhirnya aku akan memunculkan gosip, itu memang hal yang tidak boleh terjadi.

Begitu juga untuk Rena, jika Rena melihat kami berdua berjalan bersama maka aku akan menyulut api kepadanya dan akhirnya semua rencana ku akan berantakan.

Tapi..

" Baiklah.. aku akan menemanimu, tapi ingat satu hal.. aku tidak akan bertanggung jawab jika terjadi apa - apa denganmu. "

" Ya... ayo cepat Arata-senpai!!. "

Dan dengan cepat dia pun menarik ku menuju ke arah hutan tanpa izin dariku.

Aku harap tidak ada yang melihat kami berdua, terutama Rena.

" Senpai.. "

" Aku disini.. "

" Se-senpai.. "

" Tenang saja, aku masih ada disini, jadi tolong hentikan memanggil ku setiap detik Rina.. "

Seperti yang aku katakan, dari tadi sampai saat ini Rina selalu memanggil namaku untuk memastikan bahwa aku masih menemaninya.

Sudah 10 menit kami pergi dari tempat berkumpul, aku harap pemberitahuan tentang acara kamp musim panas tahun ini belum selesai, karena jika itu selesai maka habislah kita berdua.

" Rina… apa kau masih lama?. " Tanyaku yang sedang menyandarkan punggungku ke salah satu pohon.

" Se-sedikit lagi senpai.., ini pengalaman pertama ku jadi.. aku harap kau mengerti. " Katanya.

Rina.. jika ada yang mendengar perkataan mu tadi kemungkinan seseorang bisa salah paham, ini biasa terjadi di anime maupun manga romcom, jadi aku bisa memakluminya.

Namun jika bisa, aku mohon tidak mengatakan hal itu dikemudian hari.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Rina muncul dari balik semak-semak dengan helaan napas leganya dia berterimakasih kepada ku.

" Haaaaah~, terima senpai, jika tidak ada senpai disana tadi mungkin aku bisa mempermalukan diriku sendiri. "

Aku tidak begitu paham dengan maksud mempermalukan diri sendiri, namun yang kutahu pasti adalah saat ini kami berdua harus bergegas kembali ke dalam berisan.

Jika Masami-san melihat hal ini mungkin poin ku sudah banyak yang minus.

" Menurut senpai, bagaimana dengan Rena?. "

" Rena? Kenapa dengan Rena?. " Tanyaku yang sekarang sudah mulai berjalan kembali ke arah penginapan.

" Bukankah dia sangat baik? Dan juga dia sangat cantik? Semua laki - laki terpesona dengan kecantikan serta kebaikan yang dimilikinya. " Katanya dengan mengikuti ku dari belakang.

" Lalu.. dia sepertinya juga menyukai mu. " Tambahnya.

Begitu ya, jadi dia juga menyadari hal itu.

Memang.. Rena bisa dikatakan seorang perempuan yang ideal bagi kita semua, maksud ku untuk para laki - laki kecuali aku.

Tidak ada yang tidak mau dengannya, dia memiliki kecantikan yang luar biasa, sifatnya yang peduli dan bersahabat, lalu apalagi dia seorang artis.

Itu sudah menjadi kriteria kekasih yang ideal bagi laki - laki, ditambah jika kalau dia bisa memasak.

Tapi sayangnya, aku sama sekali tidak tertarik dengannya meskipun aku mengetahui hal itu semua aku tidak pernah meliriknya sama sekali.

Dan itu termasuk kau.. Rina.

" Aku tidak peduli dengan hal itu, bukankah kau sudah tahu kalau aku sudah punya Kuruna, apa kau ingin aku berselingkuh?. "

" Te-tentu saja tidak, aku tidak ingin kau berselingkuh tapi setidaknya… kau harus memperjelas nya. "

" Ya.. sepertinya itu benar, jadi… "

Aku pun berhenti berjalan lalu menghadap kebelakang dan mendapati Rina yang terkejut saat aku menghadap ke arahnya.

" Rina.. mau dilihat bagaimana lagi, aku tidak memperdulikan hal itu semua. Bahkan percintaan sepihak seperti itu lebih baik aku membiarkannya sampai waktu menjawabnya. "

" Ka-kalau seperti itu maka Rena!!. "

" Aku tahu itu, tapi setidaknya aku harus mengurus beberapa hal terlebih dahulu sebelum dia mengetahui kalau aku sudah punya Kuruna. "

Ya.. itu benar, aku akan memanfaatkan segala yang ada untuk memperbaiki ikatan persaudaraan kalian yang pernah terputus itu dan membuat mu bebas dari semua kesalahan ibumu.

Aku tidak percaya bahwa ibunya melakukan hal seperti ini demi kebaikan mereka berdua.

Ya.. sekali lagi aku harus mengatasi masalah yang merepotkan.

Setelah berkata seperti itu kepada Rina aku pun melanjutkan perjalanan ku yang sempat terhenti tadi, namun setelah kami sampai ke barisan belakang, Rina.. dari tadi sampai pembacaan pengumuman Kamp musim panas selesai dia hanya bisa diam tanpa bisa berkata apapun.

***

" Akhirnya… aku sudah lelah seharian ini.. "

Saat ini Takagawa merebahkan dirinya ke tatami, aku pun hanya bisa mendengar desahan lelahnya itu saat aku membalik brosur dari sekolah yang diberikan kepada setiap siswa tadi.

Dan.. aku juga hanya bisa menghela napas saat aku melihat isi dari brosur tersebut, seperti yang aku perkirakan.. setiap akhir dari kamp musim panas sekolah ini selalu ada yang namanya acara api unggun.

Dan kenapa kalian menulis kebohongan seperti saat kalau berpegangan tangan dengan seseorang yang kau sayangi di acara api unggun sampai selesai maka kalian akan menjadi sepasang kekasih hingga takdir memisahkan.

Aku tidak terlalu suka dengan hal ini, kebohongan seperti ini akan merepotkan untukku pada tahun ini.

" Kenapa kau memasang ekspresi lesuh saat melihat brosur itu?. " Kata Takagawa saat melihat ku membaca brosur sekolah.

" Entah kenapa aku tidak terlalu suka dengan acara seperti ini, apa memang dari dulu aku tidak diperbolehkan untuk ikut?. "

" Jangan berpikiran seperti itu Katsuragi, boleh atau tidak diperbolehkan ikut itu adalah keputusan yang harus kau ambil sendiri, jadi bisa dibilang itu adalah hak mu. "

" Berpikir bijak disaat seperti ini memanglah perlu, mungkin aku juga bisa menikmati kamp musim panas tahun ini sedikit. "

" Hahaha... aku hanya memberitahu mu saja, dan aku ingatlah… akutidak mempunyai maksud yang lain memberitahu hal itu. "

" Baik-baik… apa kau kira aku akan menganggap itu adalah hutang yang harus aku bayar di kemudian hari? Menyemangati orang adalah hal yang pernah kulakukan dulu. Jadi aku bisa merasakan apa yang kau rasakan sekarang Takagawa. "

Baiklah, waktunya mengistirahatkan tubuh ku untuk kegiatan besok, yaitu... bimbingan belajar.

Kegiatan bimbingan belajar ini diperuntukkan untuk para murid untuk bisa mengerjakan pr musim panas mereka, jika bisa diibaratkan ini adalah neraka bagi mereka.

Namun sepertinya Takagawa tidak terlalu terganggu dengan hal ini, dan yang bisa aku perkirakan bahwa dia mungkin termasuk murid yang rajin.

Tapi sepertinya 'jangan menilai seseorang dari sampulnya' masih tetap berlaku untuk saat ini.

Setelah cukup untuk beristirahat, pada jam malam seperti ini para murid sedang berendam di pemandian air panas atau mereka sedang bermain di salah satu kamar milik teman mereka.

Jam malam adalah jam bebas bagi kami semua, ada beberapa murid perempuan berkunjung di penginapan anak laki-laki dan begitu pula anak laki-laki yang saat ini sedang berkunjung ke penginapan anak perempuan.

Aku tidak tahu apakah mengunjungi penginapan yang bukan seharusnya kami berada akan dikenai pengurangan poin.

Mungkin kalian belum tahu dengan sistem poin ini, bisa dibilang acara kamp musim panas adalah tempat dimana kami semua bisa memperbaiki nilai sikap.

Seseorang yang mendapatkan nilai sikap dari poin yang mereka dapatkan bisa ditukarkan dengan nilai perbaikan ulangan akhir kemarin, jadi hanya ada beberapa orang yang memanfaatkan acara ini untuk perbaikan.

Sedangkan seseorang yang mendapatkan nilai minus yang paling banyak mereka harus mengorbankan salah satu nilai ujian mereka, maka dari itu bimbingan belajar ini diberlakukan.

Kemungkinan besar mereka semua juga tidak tahu dengan hal ini, bimbingan belajar ini bisa mereka lewatkan ataupun tidak, tidak ada sanksi jika mereka tidak ikut serta dalam bimbingan belajar.

Dan mungkin yang menjadi pertanyaan kalian adalah kenapa aku tahu ini semua sedangkan yang lain tidak? Maka jawabannya adalah.. ini adalah berkat dari sekelompok dengan para guru yang suka mabuk.

Ya.. secara tidak sengaja mereka menyinggung hal itu disaat aku masih belum tertidur lelap.

Itu adalah sebuah kecerobohan yang cukup fatal. Jika saja aku melaporkan hal ini kepada pihak sekolah yang memegang kekuasaan tertinggi mungkin guru - guru itu akan dikeluarkan.

Maka dari itu aku tutup mulut dan menyimpan semua rahasia itu didalam diriku.

" Nee Takagawa.. "

" Ada apa?. "

Saat ini kami berdua berjalan di koridor penginapan setelah mendapatkan panggilan dari guru dan disaat yang bersamaan aku juga ikut menjadi korban.

Sungguh… ini hari yang melelahkan, ini lebih baik bersekelompok dengan para guru.

" Apa kau besok akan ikut bimbingan belajar?. "

" Hm… setelah dipikir-pikir kemungkinan aku akan ikut, kau tahu kan kalau bimbingan belajar adalah dimana kita belajar serta mengerjakan beberapa pr musim panas? Dan hal itu bisa dimanfaatkan saat kita tidak mengerti dengan soal - soal yang rumit. " Katanya.

" Meskipun begitu.. aku sempat tidak ikut dan pada akhirnya aku mendapatkan nilai jelek, aku sangat menyesal pada saat itu. " Lanjutnya dengan wajah yang rumit itu.

Sebegitu menyesalnya kah kau tidak ikut kegiatan bimbingan belajar, ya.. seseorang yang bersinar sepertinya memang akan merasakan hal seperti itu.

Dan tidak terkecuali aku, jika aku masih dalam sifat seperti yang dulu mungkin aku akan bisa merasakan kekesalan yang dirasakan Takagawa.

Sebenarnya jika dilihat lagi Takagawa serta Sakayanagi-san akan cocok jika mereka berpacaran, tapi kenapa Sakayanagi-san menolak nya? Apakah ada yang kurang dari Takagawa?.

" Takagawa.. sebenarnya aku tidak peduli dengan hal ini tapi.. kenapa Sakayanagi-san menolak mu?. "

Dan seketika Takagawa berhenti tepat disampingku dan otomatis aku juga ikut terhenti setelah melihat kelakuannya.

Sepertinya aku telah mengungkit hal yang tidak perlu aku ungkit.

Tapi sebelum aku meminta maaf, Takagawa pun angkat bicara dengan suara datar tapi seperti memberikan tanda agar aku berhati - hati.

" Katsuragi… sebenarnya aku tidak ingin ikut campur, tapi… aku tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Maaf… tapi aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu itu… berhati-hati lah mulai dari sekarang. "

Sekilas aku bisa melihat tatapan tidak mengenakkan darinya. Perasaan apa ini? Sepertinya aku pernah merasakan hal ini.. tapi… kapan?.

Tatapan Takagawa seperti mengisyaratkan aku untuk… tidak… aku tidak tahu apa masalahmu dengan Sakayanagi-san. Tapi tolong jangan libatkan aku kedalamnya.

" Takagawa... Sepertinya kau- "

" Aku lelah, selamat malam Katsuragi.. akan aku tunggu di kamar saja. " Katanya dengan bergegas pergi tanpa menjelaskan apapun kepadaku.

Sepertinya... aku akan mempunyai pekerjaan lagi, ini karena Takagawa memberikan tanda tanya besar kepada diriku, apa maksud dari perkataan nya itu?.

Aku harus berhati-hati?. Apa kau mempunyai dendam kepada ku Takagawa…

" Katsuragi-kun.. "

Suara bisikan yang dekat pun menyerang kuping ku, dan dengan agak terkejut aku menoleh ke arah belakang dan mendapati Sakayanagi-san yang sedang tersenyum jahil kepadaku.

Aku kira Rena yang melakukannya tapi ternyata ketua kelas toh. Aku tidak menyangka dia bisa menjadi seagresif Rena.

" Sakayanagi-san.. kau mengejutkan ku, lalu ada apa kau kemari?. " Tanyaku dengan menghadap ke arahnya.

" Fufufu… Aku hanya ingin melihat anggota kelompok ku yang lain, apa tidak boleh?. " Jawabnya.

Ya… aku tidak bisa berkata tidak boleh karena di peraturan kamp musim panas tidak disebutkan kalau perempuan tidak boleh berkeliaran di penginapan laki-laki begitu juga sebaliknya.

Jadi jawabannya ya, boleh.

" Tidak ada peraturan yang melarang seorang perempuan masuk kedalam penginapan seorang laki - laki, jadi aku rasa itu diperbolehkan. "

" Muu.. bisakah kau rileks sedikit? Aku sudah pusing mendengar ini dan itu. "

Baiklah.. jika boleh aku bilang ini adalah diriku sendiri, yang menentukan adalah aku dan yang menilai adalah kalian, meskipun aku tidak peduli dengan pikiran kalian maka aku tetap melakukan apa yang aku suka tak terkecuali sifat yang aku miliki ini.

" Apa tadi itu Takagawa?. " Tanya nya dengan melihat kebelakang ku sebentar.

" Ya.. itu benar. "

" Memangnya kalian tadi sedang membicarakan apa?. "

" Itu tidaklah penting, Takagawa hanya memperingati ku tentang sesuatu dan bahkan dia menyuruhku untuk berhati-hati, aku jadi penasaran. "

" Begitu ya.. aku juga sedikit penasaran. Apa Takagawa mempunyai dendam kepada mu?. "

" Tolong jangan katakan hal itu… aku hanya bisa berharap tidak akan masalah lagi yang menghampiri ku. "

" Fufufu... seperti Katsuragi-kun yang biasanya. "

Saat aku menengok kebelakang Sakayanagi-san, tidak terlihat tanda kehadiran mereka berdua, maksud ku Rina dan Rena.

Aku agak penasaran juga dengan hal ini.

" Ngomong - ngomong.. dimana kedua adik kelas kita itu? Apakah mereka sedang berendam di pemandian air panas?. "

" Eh? Tidak.. mereka berdua aku tinggalkan di kamar.. aku rasa meskipun sebagai majikan dan pelayan mereka haruslah akrab, benarkan?. "

Aku sungguh terkejut saat Sakayanagi-san mengatakan hal itu, namun aku tidak menunjukkan wajah terkejut ku kepadanya.

Aku pun menghela napas untuk menyembunyikan rasa terkejut ku dan berkata.

" Aku sungguh terkejut, rupanya kau juga memperhatikan mereka berdua ya, seperti yang kau duga.. mereka berdua nampaknya tidak terlalu akrab, pernahkah kau melihat mereka berdua saling berbicara satu sama lain?. "

" Hmm.. sepertinya tidak. " Jawabnya dengan memiringkan kepalanya.

" Membiarkan mereka berdua saling bersama di satu ruangan mungkin akan menimbulkan efek yang positif, jadi kemungkinan besar mereka sedang berbicara satu sama lain sekarang. "

Ya.. aku harap itu tidak mengganggu rencana ku.. jika rencana ku kacau balau hanya dengan ini maka ruangan itu hanya sekedar mimpi belaka.

Jadi.. apapun yang terjadi aku harus bisa memanfaatkan keadaan itu dengan baik tanpa terkecuali jika ada kekacauan terjadi.

Target ku adalah menyelesaikan semua ini di hari terakhir kamp musim panas.

" Tapi Katsuragi-kun… bukankah yang paling mengejutkan disini adalah.. kau yang memperhatikan mereka berdua?. "

Dengan perkataan nya itu dia membuat ku terdiam tanpa bisa mengucapkan apapun dan tanpa bisa menyangkalnya.

Tidak diduga.. ketua kelas memang berbahaya saat ini, bukan hanya mereka berdua yang diperhatikan olehnya, namun.. aku juga sedang diperhatikan olehnya.

Dia benar-benar berbahaya.

" Tapi itu mustahil kan? Kau sudah punya Kurugaya-san perhatian mu sudah berada kepadanya. " Katanya dengan senyuman yang merekah di wajahnya.

Disaat seperti itu naluriku mengatakan bahwa Sakayanagi-san adalah orang yang harus aku hindari, bukan untuk hari ini saja.. tapi untuk selamanya.

Kemungkinan bocornya kehidupan ku sebelumnya akan diketahui olehnya jika aku tetap dekat dengannya.

" Ya.. aku hanya kebetulan mengetahui hal itu, saat duduk di bus aku sudah mengetahui kalau hubungan mereka berdua tidak akur. " Kataku.

" Kalau begitu aku pergi dulu.. mungkin Takagawa sudah menunggu ku, aku sudah berjanji kepadanya untuk mengajarinya sejarah. " Lanjutku agar bisa pergi dari Sakayanagi-san.

" Ya.. sampai besok Katsuragi-kun. " Jawabnya singkat.

Aku tidak terlalu memperhatikannya dan akibatnya aku hampir jatuh olehnya, maka dari itu.. aku harus juga menggertak nya untuk berjaga-jaga.

Tenang saja.. aku akan mengurus hal itu jika urusan ku dengan si kembar merepotkan itu selesai.

Aku hampir berpikir bahwa kejadian tadi itu cukup klise bagiku, seorang ketua kelas yang mendekati seseorang yang tidak berguna dan mencoba memperbaiki sikap serta sifat yang dimilikinya, meskipun dicemooh, meskipun dia tidak dipedulikan oleh nya, dia tetap maju dan tak kan mudah berhenti.

Itu yang bisa ku lihat dari Sakayanagi, mungkin akhiran '-san' harus aku hentikan.

Meskipun begitu.. aku tidak terlalu memperdulikan nya, karena aku bukanlah siapa - siapa melainkan pengamat yang bekerja di belakang mereka.

Bukankah sebutan itu terlalu keren bagiku? Kalau begitu sebut saja ini adalah peran dari seorang 'Tokoh Sampingan'.

***

Keesokan harinya kami semua dikumpulkan di halaman dengan memakai baju olahraga sekolah kami, seperti biasanya pada pagi hari ini kami ber-SKJ ria.

Tidak dengan ku, aku hanya bisa mengikuti arahan dari seorang guru yang sedang berdiri di depan kami semua dengan senam nya yang penuh semangat itu.

Banyak murid yang sedang bergembira dan bersemangat mengikuti arahan tersebut.

Aku hanya bisa mengikuti mereka dengan malasnya tanpa ada semangat sama sekali, sama seperti tahun yang lalu.

Namun yang berbeda kali ini adalah..

" Ayo Katsuragi.. tunjukkan semangat pagi mu itu.. 1,2,3 fuuhh.. ayo - ayo. "

" Hah.. "

Takagawa.. bisakah kau menjauh dari ku, aku tidak ingin jadi salah satu pusat perhatian disini, apa kau tahu tatapan menjijikkan dari perempuan yang diarahkan kepadaku karena dekat - dekat dengan mu?.

Aku merasa hidupku terancam hanya karena tatapan para perempuan itu.

Baiklah.. aku akan pergi menjauh.

Saat aku berada di barisan belakang seseorang pun menabrak punggung ku dan secara otomatis aku menoleh ke belakang dan melihat perempuan yang berambut cream sedang mengusap hidungnya.

Baiklah.. sekarang.. dia siapa? Rina ataukah Rena?.

" Se-senpai.. maafkan aku, aku tidak sengaja. "

Oh... Kenapa aku tidak tahu perbedaan dari mereka. Sudah jelas rambut yang diikat kelabang ini adalah Rina.

" Rina?. "

" Eh? Ya.. ada apa senpai? "

Aku bersyukur bahwa aku benar menyebutkan namanya, baiklah.. apa yang harus aku katakan kepadanya sekarang.

" Selamat pagi.. "

" Se-senpai? Apakah terjadi sesuatu kepada mu?. " Katanya dengan wajah panik.

" Tidak.. aku hanya mengucapkan selamat pagi kepadamu, apa ada yang salah? Ataukah kurang jelas?. " Kataku untuk memastikan kenapa dia membuat wajah panik saat aku mengucapkan selamat pagi.

" Ti-tidak.. itu cukup jelas, selamat pagi juga senpai. "

" Baiklah kalau begitu sampai jumpa.. "

" Hanya itu saja!?. "

" Kau kira aku akan melakukan apa? Ngomong - ngomong dimana Rena? Dari kemarin aku tidak melihatnya. " Kataku sambil melihat ke arah kerumunan yang menurut ku dia ada disana.

" Kalau kemarin aku rasa dia berendam di air panas, lalu dia makan dan mengobrol dengan temannya di kamar, itu saja. "

" Aku sungguh tidak mengetahui apa yang menariknya mengobrol soal cinta. "

" Bagaimana senpai tahu kalau mereka sedang membahas tentang cinta?. "

" Ya.. anggap saja itu sebagai sebuah pengalaman yang tak terhindarkan. "

Meskipun berat mengakuinya bahwa saat aku SMP tahun pertama aku pernah mengikuti kegiatan mereka.

Aku dulu biasanya melakukan kebiasaan para tokoh utama yang pergi ke penginapan perempuan dengan menyelinap lewat jendela, setelah itu bermain kartu dan sebagainya dan pada akhirnya kami semua masuk kedalam obrolan perempuan.

Dan entah kenapa aku bisa ikut sedangkan teman laki - laki ku tidak ikut mengikuti obrolan perempuan ini.

Aku juga tidak menyangka bahwa aku pernah melakukan hal yang memalukan seperti itu.

Lalu pada akhirnya seseorang memegang pundak ku dan berkata.

" Minus poin satu.. Arata.. "

" Ya.. terima kasih atas perhatiannya, Masami-san. "

Ya.. aku sudah menduga kalau dia sedang memperhatikan ku sejak awal, maka dari aku memilih barisan belakang agar tidak bertemu dengan Rina dan Rena agar poin ku tidak minus semua.

Ini sungguh menyebalkan.

Setelah kami semua ber-SKJ ria di halaman, kali ini kami sarapan di kantin yang disediakan oleh penginapan, dan pada saat yang bersamaan Rena duduk disampingku diikuti Takagawa lalu Sakayanagi serta Rina.

Mereka saling mengobrol satu sama lain kecuali Rina, Rina hanya bisa diam dan mendengarkan mereka berbicara dan sesekali Sakayanagi memancing obrolan yang bisa diikuti oleh Rina.

Namun Rina hanya bisa meresponnya sebentar, bagiku itu tidaklah masalah untuk saat ini.

Yang menjadi masalahnya sekarang adalah aku merasakan aura membunuh di belakang ku, aku hanya bisa makan dengan tenang diikuti aura membunuh yang kuat itu.

Aku tahu resiko yang terletak pada masalah ini maka dari itu aku menerimanya, sedangkan yang membuat ku kesal adalah Masami-san yang sedang mencatat di buku kecilnya.

Saat ini itulah yang membuat ku kesal.

Setelahnya aku serta Takagawa mengambil kelas belajar pada siangnya, meskipun cuaca saat ini sedang panas aku masih bisa bersyukur bahwa di ruangan ini ber-AC.

Dan saat ini tidak ada masalah, tenang tanpa ada keributan sama sekali.

Hanya segelintir murid saja yang masuk ke kelas bimbingan belajar ini, bisa dikatakan mereka yang tidak ikut kelas bimbingan sedang menikmati masa muda mereka bersama dengan murid perempuan.

Karena ini musim panas maka musim ini identik dengan air, jika ada di gunung berarti mereka sedang bermain di sungai dekat penginapan.

Itulah yang bisa aku pikirkan.

Nanti malam ada uji nyali, itu adalah acara yang bisa ku gunakan untuk melakukan pekerjaan ku sebagai seorang tokoh sampingan, maka dari itu.

Aku harap semua ini berjalan dengan lancar tanpa menambah masalah lagi.

Ya.. aku harap begitu.

Setelah kelas bimbingan belajar selesai, aku dan Takagawa berpisah saat dia dipanggil oleh temannya.

Saat ini aku berjalan sendirian di koridor penginapan lantai 2 menuju lantai 1, namun saat aku hendak berbelok ke arah tangga seorang perempuan berambut hitam panjang sedang menunggu di depan tangga tersebut.

Dia memakai jas putih serta memakai pakaian putih polosnya sedangkan bawahannya memakai celana pendek.

Saat mengetahui aku ada disana, dia pun mendekati ku dengan tersenyum.. tapi senyuman tersebut penuh dengan makna yang berbeda - beda, dari segi pandang orang lain senyuman itu seperti sedang menggoda ku.

Namun dalam sudut pandang ku, dia tengah merencanakan sesuatu yang ingin membuat ku repot sekali lagi.

" Tidak kusangka kau akan ikut bimbingan belajar ini. " Katanya saat dia berhenti tepat di depan ku.

" Aku juga murid yang mempunyai nilai rendah di suatu mata pelajaran, jadi bukankah memperbaiki nya adalah tujuan setiap siswa?. "

Ya.. yang kukatakan memang benar kan? Tapi meskipun begitu tidak banyak juga para siswa berpikiran seperti diriku ini.

" Tidak semua siswa seperti itu.. meskipun nilai adalah hal yang penting disekolah ini namun bukankah ada hal yang lebih penting lagi dari itu? Contoh nya.. menjalin sebuah hubungan?. "

Apa? Yang dikatakan saat pertama kali tadi itu aku setuju namun pada saat bagian terakhirnya itu agak..

" Jika perkataan sensei itu benar maka di dunia ini tidak ada seseorang yang bodoh, jika hanya menjalin sebuah hubungan membuat seseorang sukses maka mereka semua yang ada disini tidak terkecuali mereka yang ada di dunia ini akan sukses tanpa adanya perjuangan. " Kataku.

" Dan.. jika seseorang yang tidak dapat menjalin hubungan berarti dia orang yang bodoh? Apakah itu yang ingin kau katakan?. " Lanjutku.

" Itulah yang aku suka denganmu, memberikan setiap jawaban tanpa adanya keraguan sedikitpun, menandakan bahwa kau sendiri lah yang paling benar diantara yang lain. " Katanya dengan memegang pundak ku dari balik punggung ku.

Ya.. orang lain pun bisa menjawab hal seperti ini? Tapi kenapa dia memuji - mujiku sampai segitunya? Aku harap dia tidak melibatkan ku ke dalam masalah lain lagi.

Jika memang benar maka satu - satunya yang akan aku lakukan adalah menolaknya.

" Sensei.. jangan - jangan--. "

" Sst.. "

Saat ini jari telunjuk nya berada di bibirku, dia mendesis seperti itu menandakan agar aku tidak banyak berbicara untuk sekarang.

Ternyata yang aku pikirkan tadi itu memang benar akan terjadi, sensei.. kau suka merepotkan murid mu ya.

" Katsuragi Arata… " Katanya dengan memutariku dan berakhir dibelakang punggung ku lagi dan kemudian dia memegang kedua pundak ku.

" Aku ingin kau.. jadi milikku.. " Lanjutnya dengan berbicara tepat di telinga ku.

Godaan yang sungguh sulit untuk menolaknya, kau benar-benar pintar merayu murid mu ya, tapi sayangnya hal itu tidak berpengaruh kepada ku sama sekali.

Jika aku menerima tanpa mempertimbangkan banyak hal, maka gelar akhir ku adalah seorang perjaka yang dipenuhi oleh kebodohan.

Untuk saat ini kenapa dia ingin aku menjadi miliknya, ini sungguh pertanyaan besar bagiku.

" Jadi milikku? Apa yang kau lihat dariku Mito-sensei? Aku hanya murid biasa tanpa ada tujuan hidup yang jelas, apakah itu yang membuat mu tertarik sensei?. "

" Kau.. apakah melupakan apa yang telah kau capai? Katsuragi Arata dia murid terpintar di angkatannya, memiliki nilai 90 keatas di setiap mata pelajaran, tetapi kali ini salah satu nilai mata pelajarannya ada yang dibawah 90 dia mencoba memperbaiki nya, bukankah itu kedengarannya menarik?. "

" Kau.. ingin menjadikan ku sebagai milikmu hanya karena tertarik dengan hal itu?. "

" Siapa saja akan tertarik dengan murid pintar seperti mu, jika kau menjadi milikku.. aku akan melakukan apapun yang kau inginkan. "

Ini sungguh bodoh.. kejadian klise semacam ini, terkadang seseorang yang tidak bisa melakukan apapun lagi akan melakukan apa yang dia lakukan.

Jika itu memang yang ingin dia tawarkan kepada ku maka tidak ada salahnya untuk menolaknya.

Dan seketika aku melepaskan genggamannya lalu menghadap balik ke arahnya.

Dia pun bingung dengan apa yang sedang aku lakukan saat ini, tanpa ada peringatan aku pun mendorongnya hingga Kedinding koridor lalu aku pun berbicara didekat telinga nya.

" Sensei… aku harap kau tidak mengatakan hal ini kepada siapapun, bahkan para guru yang lain menurut kepada ku tapi kenapa kau melakukan hal ini. "

" Sudah aku duga.. para guru - guru itu hanya bisa memujimu dibalik layar saja, jika saja.. jika saja aku membicarakan dengan kepala sekolah tentang untuk membuat papan nilai angkatan, apakah.. itu tidak membuat mereka semua heboh?. " Katanya dengan senyuman yang manis itu.

Saat mendengar hal itu aku pun menarik diriku untuk menjauh darinya, lalu aku pun berkata.

" Aku ingin kau tidak menyinggung masalah itu lagi untuk saat ini, langsung kepada intinya saja.. apa yang harus aku lakukan. "

" Itu adalah pekerjaan yang mudah. "

Sudah aku duga.. dia ingin membuat ku bekerja di kamp musim panas ini, aku harap ada bayaran ekstra nya kali ini.

Tapi sepertinya aku sudah dapat bayarannya, dia sudah bilang akan melakukan apapun yang aku inginkan, dan yang aku inginkan saat ini adalah untuk menutupi soal nilai ku itu.

Mencari sebuah kelemahan seseorang sebelum mendatangi meja negosiasi itu, akan aku ingat hal ini.

" Jadi? Pekerjaan mudah apa yang ingin sensei berikan kepadaku?. "

" Aku ingin kau berpatisipasi menjadi pemeran hantu untuk menakuti di acara uji nyali malam ini. "

" Hm?. "

Hal semacam ini adalah hal yang tidak kusukai, menjadi seorang hantu untuk menakuti mereka, aku harap ini pekerjaan yang mudah.

" Baiklah, akan aku lakukan... tapi sensei.. bolehkah aku meminta sesuatu lagi?. "

" Baiklah.. akan aku lakukan permintaan mu itu, jadi.. apa yang kau inginkan?. "

" Ini mungkin hal yang kecil untuk mu, tapi aku harap kau bisa melakukan hal ini. "

***

~ Sudut Pandang Kashiwagi Rina ~

Malam pun tiba, saat ini semua siswa SMA Hashigai sedang mempersiapkan acara yang dinanti, yaitu uji nyali.

Tanpa uji nyali liburan musim panas tidaklah menyenangkan, itulah yang aku dengar dari mereka, namun menurut ku itu sedikit kurang benar.

Seseorang yang menyebutkan bahwa tanpa uji nyali tidak menyenangkan kemungkinan besar mereka mempunyai pasangan.

Anak laki - laki sering kali mencari kesempatan untuk menunjukkan sifat kejantanan nya, dan kebanyakan anak laki - laki disini mengincar adik ku Rena.

Buktinya saat ini mereka sedang melihat adik ku dengan berbagai macam tatapan, dan hal itu tidak membuat adik ku risih sama sekali.

Dia tidak memperdulikan hal itu, dia saat ini sedang berbicara dengan kelompoknya.

Maksudku kelompoknya adalah teman - temannya.

Melihat hal itu saja sudah membuatku sebagai seorang kakak senang, dan itu adalah hal yang bagus untuk Rena.

Dan terkadang itu merupakan hal yang buruk untuk dirinya, tidak tahu kapan dia akan dikhianati ataupun disakiti olehnya.

Dan saat aku diam - diam melihatnya, dia nampaknya sedang mencari seseorang, yang terlintas di benakku adalah mungkin dia sedang mencari Arata-senpai.

Aku tidak tahu hubungan diantara mereka berdua, namun sepertinya Rena sedang jatuh cinta kepada Arata-senpai saat ini.

Meskipun Arata-senpai mempunyai seorang kekasih, apa benar Rena tidak tahu soal itu? Aku.. aku harap itu tidak terjadi, jika Arata-senpai membuat Rena menangis akan aku marahi dia.

" Rina.. apa kau tidak apa - apa? Wajahmu terlihat sedang marah.. apa ada yang menjahili mu?. "

" Eh.. ti-tidak, aku tadi sedang memikirkan hal yang membuatku kesal, jadi.. secara tak sengaja aku terbawa suasana, hehe.. "

" Jika kau punya masalah cobalah cerita kepadaku, mungkin aku bisa membantu. "

" Ti-tidak perlu Sakayanagi-senpai, aku tidak mau merepotkan mu. "

Lagi pula jika aku menceritakan hal ini kepadanya maka mungkin mereka semua akan tahu soal perasaan Rena.

Jadi itu tidak perlu, aku nanti akan mencoba membicarakan hal itu dengan Arata-senpai jika bertemu nanti.

" Kalian berdua… apakah kalian melihat Katsuragi?. "

Saat ini yang sedang berbicara adalah Takagawa-senpai, dia terlihat berkeringat, apa mungkin dia sedang mencari Arata-senpai?.

" Katsuragi-senpai? Memangnya ada apa dengannya?. "

" Aku sudah mencarinya kemana - mana, tapi dia tidak ada di tempat menurutku dia sedang berada disana, apa mungkin dia ikut berpartisipasi menjadi seorang hantu?. "

Berpartisipasi? Hantu? Arata-senpai? Tidak - tidak.. bukankah itu tidak mungkin terjadi.

" Tidak - tidak.. "

Dan entah kenapa kami bertiga mengucapkan hal yang sama dengan tangan yang bergerak ke kanan kiri yang seirama juga.

Yang artinya kami setuju kalau dia tidak akan ikut hal yang semacam itu.

" Ada apa - ada apa? Apakah terjadi sesuatu?. "

Rena pun ikut berkumpul dengan kami bertiga, dan seketika Takagawa-senpai menceritakan apa yang telah dia katakan kepada kami dan yang mengejutkan adalah jawaban yang dia berikan.

" Kenapa tidak? Katsuragi-senpai akan cocok dengan peran hantu manapun kan? Aku ingin melihatnya. "

" Tunggu Rena.. apakah kau yakin dengan apa yang kau katakan? Ini Katsuragi Arata yang sedang kita bicarakan kau mungkin tidak tahu bahwa Katsuragi adalah murid pendiam di kelas ku, tidak mungkin dia akan ikut campur dengan hal itu. " Kata Takagawa-senpai panjang lebar.

" Ya.. aku juga tidak yakin dengan Katsuragi-kun yang ikut dengan acara semacam ini, jika itu memang benar maka ini akan jadi sejarah baru baginya. " Tambah Sakayanagi-senpai.

" Mungkin teman sekelas kita akan terkejut dengan hal itu, aku yakin. "

Sampai segitunya ya mereka terkejut, tapi sepertinya yang akan terkejut dengan hal itu adalah Kurugaya-senpai, soalnya dia yang paling tahu tentang Arata-senpai dari pada yang lain.

Kalau begitu bukankah hal yang harus dilakukan adalah menanyakannya kepada pengurus acara ini? Mungkin dia mempunyai catatan siapa saja yang berpartisipasi.

" Ba-bagaimana.. kalau kita menanyakannya kepada panitia? Mungkin dia tahu soal Katsuragi-senpai. "

" Ide bagus Rina-chan, aku tidak terpikirkan hal itu tadi. " Kata Takagawa-senpai.

Ya.. tidak mungkin Takagawa-senpai tidak tahu tentang hal mudah seperti ini apalagi sampai melupakan hal sepenting itu. Aku yakin Takagawa-senpai sudah mengecek kesana dan hasilnya tetap sama, apakah dia sedang menguji kami semua disini.

Tidak mungkin kan?.

" Oh.. apa kalian kelompok Katsuragi Arata?. "

Kami pun dikejutkan oleh suara seorang perempuan, dan akhirnya kami menatap ke arahnya.

Dia adalah guru BK kami, kalau tidak salah Mito-sensei? Aku tidak tahu nama belakangnya, yang kutahu nama depannya saja.

Dia mempunyai tubuh yang bagus serta berperawakan cantik dengan rambut hitamnya yang mendukung semua hal itu membuatnya seperti ratu sekolah ini.

" Mito-sensei? Kenapa kau ada disini?. " Kata Sakayanagi-senpai dengan wajah herannya.

" Maafkan aku karena terlambat memberitahu kalian, Arata sedang membantu ku merapikan buku - buku yang ada di perpustakaan kecil milik penginapan ini, saat aku bilang kepadanya agar dia ikut acara uji nyali ini dia langsung menolak dan menyuruhku untuk memberitahu kepada kalian untuk bersenang-senang. " Kata Mito-sensei.

" Ya.. kalau ini aku benar-benar akan setuju. "

" Ini memang Katsuragi-kun dari kelas kami. "

" Baiklah.. kalau begitu ayo kita bersenang-senang tanpa Katsuragi. "

" Bukankah itu terlalu jahat.. Takagawa-kun. "

" Tenang saja.. Arata akan datang kemari secepat mungkin, pekerjaannya juga tidak terlalu banyak, dia hanya sedang membersihkan 'debu dibalik sampul yang kotor' jadi tenang saja.. " Kata Mito-sensei dengan diakhiri senyuman.

Mereka semua memang peduli dengan Arata-senpai, aku ingin dekat dengan Arata-senpai juga, meskipun perasaan cinta ku kepadanya nyata, lebih baik aku memberikan Rena kesempatan untuk mengetahui lebih banyak tentang Arata-senpai.

Dibandingkan dengan ku, aku bukanlah siapa-siapa melainkan hanya seseorang yang bisa merenggut sesuatu dari orang lain.

" Rina… "

Suara seseorang yang kukenal dengan baik memanggil ku dengan suara yang cukup pelan. Aku pun menoleh ke arahnya dan kemudian mengangguk pelan.

" Ya… aku tahu, jangan khawatir aku ingat semuanya. "

" Baguslah.. aku harap kau tidak mengacaukannya kakak bodoh.. "

Meskipun dia tidak sopan kepadaku, tapi aku sangat senang, karena saat ini aku bisa membantunya dalam masalah yang dihadapinya saat ini.

Baru pertama kalinya, Rena mengandalkan ku, meskipun hanya sebatas hubungan tuan dan majikan... Tetapi tetap saja… aku sangat senang mengetahui hal tersebut.