"Jika benar kau adalah anak ku, kenapa dulu kau mengusir ku seperti seekor anjing kurapan? Kenapa kau berbuat kasar pada tanah tumpah darah mu sendiri…?" tanya lelaki tua itu.
"Ampuni aku, Pak…" mohon Zhang Xiao Nan. "Aku berjanji tak akan mengulanginya lagi. Aku menyesal telah menyakiti hati mu… Saat itu aku sedang emosi, karena rekan-rekan ku telah membuat aku pusing dengan masalah-masalahnya. Aku khilaf waktu itu, Pak…"
"Baik, aku akan mengampuni dan memaafkan mu. Asal kau berjanji, tak akan mengulangi perbuatan bejad mu lagi. Perbuatan durhaka dan perbuatan mungkar mu pada orang tua, Tuhan, masyarakat dan saudara-saudara serta istri mu yang selama ini kau dustai. Kau bohongi…" kata lelaki tua itu.
"Aku berjanji…. aku berjanji. Tolong aku Bapak… aku tahan dengan api… Tolong padamkan api itu, Pak…" ratap Zhang Xiao Nan sambil menangis.
"Baik." jawab lelaki tua itu. "Padamkan apinya…"
