"Warning!!! Cerita ini hanya boleh di baca dengan usia 21++!!!"
"Untuk yang di bawah umur di larang membacanya!!!"
***
Cheng Kai tertawa. Ia pun kemudian bangkit dan mengenakan celananya. Di ambilnya rokok sebatang dan di sulutnya. Ia pun memandang Zhou Cheng Cheng sejenak sebelum ia keluar.
"Kau semakin hebat, Cheng Cheng." kata Cheng Kai. "Semangat mu luar biasa. Apa teman kecan mu yang masih ingusan itu mampu memuaskan mu?"
Zhou Cheng Cheng tak menjawab. Ia pun kemudian membenahi sprei tempat tidurnya lalu berbaring memeluk bantal.
"Cepat keluar kau, Cheng Kai!" kata Zhou Cheng Cheng ketus.
Cheng Kai masih berdiri di ambang pintu sambil memandangi Zhou Cheng Cheng.
"Siapa nama pacar mu itu? Emm… Han Shan Yan… Ya Han Shan Yan… aku perlu mengingatnya kalau-kalau Om Hans butuh keterangan." kata Cheng Kai dengan sengaja.
Zhou Cheng Cheng pun bangkit dan memandang mata Cheng Kai dengan tajam. Ada cahaya kebencian luar biasa dalam sorot mata itu.
"Jangan macam-macam yah kamu Cheng Kai, Om Hans juga akan membunuh mu bila saja tahu kalau kau memeras ku dengan cara licik begini." ancam Zhou Cheng Cheng balik.
"Memeras?" Cheng Kai tersenyum. "Ah, yang benar saja kamu Cheng Cheng. Kau juga menyukainya kan?"
Belum sempat Zhou Cheng Cheng menjawab, Cheng Kai sudah menutup pintu duluan. Bersama dengan itu, di luar saja terdengar kokok ayam bersahutan. Sebentar lagi matahari akan hadir dari ufuk timur dan hari akan berganti. Zhou Cheng Cheng tak dapat memejamkan matanya.
Tiba-tiba saja ia merasakan dirinya amat kotor. Bayangan wajahnya Han Shan Yan tergambr sagat jelas dalam angannya. Zhou Cheng Cheng melihat seolah-olah Han Shan Yan mengejeknya, menyumpahinya. Tak terasa, mata Zhou Cheng Cheng basah di pipinya. Ia menangis. Hatinya begitu pedih. Ia membenci Cheng Kai dan ingin sekali menghindari dari lelaki yang menjual kebebasannya dengan harga sangat mahal kepadanya itu. Tetapi Zhou Cheng Cheng tak pernah bisa. Setiap kali Cheng Kai memeluknya, Zhou Cheng Cheng selalu merasa jijik dan benci.
Tetapi lelaki itu sudah mulai merangsangnya, Zhou Cheng Cheng selalu hanyut. Kalau sudah begitu, Zhou Cheng Cheng jadi tak mampu menahan diri. Gelora nafsunya segera saja menggebu dan tak ada yag ingin di lakukannya selain mencapai kepuasan seksual. Zhou Cheng Cheng yang semula lembut akan berubah menjadi singa betina yang sulit di taklukkan. Tapi bayangan Han Shan Yan selalu menggodanya. Diam-diam dia mulai mencintai pemuda itu.
Semula memang Zhou Cheng Cheng tak hendak memikat pemuda itu. Ia hanya suka saja. Tapi pergaulan dua hari ini telah membuat hati Zhou Cheng Cheng terpikat. Ia belum pernah merasakan perasaan semacam itu. Ia belum pernah mengenal apa itu artinya cinta. Yang dia tahu hanyalah nafsu seks saja. Nafsu yang di dapatnya dari lelaki bernama Om Hans, dari teman-teman bisnis lelaki tua itu dan dari Cheng Kai yang memanfaatkannya sebagai pengawal pribadi.
Memang, bukan Om Hans yang merampas keperawanannya. Zhou Cheng Cheng telah melakukan hubungan badan dengan seorang mahasiswa. Orangnya baik dan tampan. Mungkin karena baiknya itu, maka Zhou Cheng Cheng tak sadar bahwa ada niat jahat yang terkandung di hati mahasiswa itu. Suatu sore ketika Zhou Cheng Cheng datang ke kamar kost si mahasiwa, dia sedang melihat foto-foto porno cetaka luar negeri. Dia bukannya menyembunyikan buku itu, tetapi malah menunjukkannya kepada Zhou Cheng Cheng.
Zhou Cheng Cheng tergoda. Darahnya menggelegak. Ia belum pernah melihat buku semacam itu. Ia tak sadar di saat ia melihat foto-foto itu, tangan si mahasiwa menyusup ke dalam bajunya. Nafas Zhou Cheng Cheng pun semakin memburu. Ia juga tidak menolak ketika mahasiswa mengelutinya dan akhirnya merenggut keperawanannya di kamar kost itu.
Zhou Cheng Cheng cepat-cepat pulang. Ia tak berani memberitahukan kejadian itu kepada siapa-siapa. Untuk beberapa hari Zhou Cheng Cheng selalu menghindari dan tak berani lewat di depan rumah kost si mahasiswa. Ia malu dan merasa terhina. Namun ternyata pengalaman itu terus menggoda bendak bocah yang masih duduk di bangku Junior High School itu. Suatu hari ketika ia lewat di depan kamar kost si mahasiswa, kembali ia di ajak masuk.
Mula-mula Zhou Cheng Cheng menolak tetapi pada ajakan kedua, Zhou Cheng Cheng masuk dengan rela hati. Sejak itu, hampir dua hari sekali Zhou Cheng Cheng datang ke kamar kostnya. Kadangkala, tengah malam di saat semua orang lelap tertidur, Zhou Cheng Cheng turun dari pembaringan dan menyusup ke kamar mahasiswa lewat jendela. Sampai pada suatu saat, Zhou Cheng Cheng tidak melihat lagi lelaki yang di jadikannya pemuas nafsu itu. Dari tukang becak yang suka mangkal di depan rumah, Zhou Cheng Cheng tahu bahwa si mahasiwa telah pulang ke daerahnya di Guang Zhou.
Dengan Om Hans, Zhou Cheng Cheng tak perlu repot. Lelaki gendut itu tak pernah bisa memberinya kepuasan seksual. Ia hanya memberikan segala kebutuhan dan keperluan Zhou Cheng Cheng dan menjadikan Zhou Cheng Cheng sebagai boneka kesayangannya. TIga bulan sekali Om Hans datang dan tak lebih dari lima menit tidur bersama Zhou Cheng Cheng. Tetapi dasar lelaki bajingan, Om Hans kadangkala datang membawa empat atau lima rekan bisnisnya dan bersama tiga atau empat wanita muda yang tak di kenalnya, mereka mengadaka pesta seks di rumah bersama Zhou Cheng Cheng. Dalam keadaan begini Zhou Cheng Cheng terpaksa juga melayani kebinatangan rekan-rekan bisnisnya Om Han yang terdiri dari berbagai bangsa. Zhou Cheng Cheng tak bisa menolak karena itu adalah perintah Om Hans.
Kalau sudah begini, Zhou Cheng Cheng merasa dirinya bagaikan sapi perahan. Ia merasakan dirinya tak lebih dari seorang pelacur jalanan. Di peluk, di remas-remas, dan di setubuhi oleh laki-laki yang tak di kenalnya dan bahkan tak di sukainya sekalipun. Tapi apa daya, ia memang milik Om Hans. Sampai kapan? Zhou Cheng Cheng sendiri tidak tahu.
Zhou Cheng Cheng memang tak ingin begitu terus menerus. Sebagai manusia ia punya cita-cita yang tinggi. Suatu saat nati, bila sekolahnya telah selesai dan ia berhasil mencapai apa yang di cita-citakannya, ia akan lepas dari Om Hans dan segala kemaksiatannya. Ia akan berdiri tegak sendiri dan memerangi mereka. Ia sendiri yang akan turun tangan menghukum mereka. Ia sendiri juga lah yang akan menghajar mereka.
***
To Be Continue…
Terima kasih buat kalian semua yang sudah mau membaca chapter ini ya. Sampai jumpa di chapter berikutnya ya~
Salam hangat dari Staryinthesky^^