Kemudian keduanya pun terdiam, tak ada yang berani membuka suara sampai beberap saat lamanya.
"Kau benar-benar tidak marah kepada ku? Lantas mengapa kau pulang?" Han Shan Yan mulai membuka pertanyaan lagi.
"Apa kau marah, mobil ku tidak jadi menabrak mu tempo hari?" tanya Han Shan Yan ingin tahu.
Zhou Cheng Cheng menggelengkan kepalanya sambil terus berjalan perlahan, namun tidak segera memberikan jawaban atas pertanyaan Han Shan Yan padanya itu. Maka Han Shan Yan pun tidak melanjutkan pertanyaannya.
"Aku merasa kecewa sekali." tiba tiba suara Zhou Cheng Cheng pelan memecahkan suasana bisu itu.
"Kecewa? Kenapa?" tanya Han Shan Yan mulai bersemangat lagi.
"Aku pernah di kecewakan oleh seorang pemuda yang tidak bertanggung jawab!"
"Maskud mu?" tanya Han Shan Yan karena ia belum mengerti apa yang di maksud oleh Zhou Cheng Cheng.
"Pria itu meninggalkan aku, dan menikah dengan gadis lain setelah puas mencaci maki diri ku. Apakah menurut mu orang seperti aku ini masih pantas hidup di dunia ini?" kata Zhou Cheng Cheng menguraikan permasalahan hidupnya kepada Han Shan Yan.
Bertepatan dengan itu taksi pun lewat. Zhou Cheng Cheng segera menyetopnya. Kali ini Han Shan Yan tak dapat menghalanginya karena Zhou Cheng Cheng telah masuk ke dalam taksi. Han Shan Yan melihat Zhou Cheng Cheng yang melambaikan tangannya sambil berkata:
"Sampai ketemu lagi, daaagg!" kata Zhou Cheng Cheng sambil terus tersenyum manis.
Baru kali ini Han Shan Yan melihat gadis aneh itu tersenyum. Selama ini wajahnya selalu murung, seolah tenggelam dalam kedukaan yang berkepanjangan. Begitu taksi berlalu, Han Shan Yan pun kembli ke tempat Ling Long sampai pesta itu usai.
***
Keesokan harinya, selesai membereskan pekerjaannya, Han Shan Yan segera meninggalkan ruang kerjanya menuju mobilnya yang sedang di parkir, tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggilnya dari belakang.
"Hai, apa kabar?" ujar suara itu.
Han Shan Yan pun terkejut. Segera ia membalikkan badannya ke arah suara itu. Oh rupanya itu Zhou Cheng Cheng.
"Hai, ku kira siapa tadi. Kamu tadi yang menelepon ku, ya?" tanya Han Shan Yan.
"Yah… memangnya kenapa?" tanya Zhou Cheng Cheng.
"Ah… memang kau bisa membuat ku mati seketika!" ujar Han Shan Yan.
"Lho memangnya kenapa? Ah… kau saja yang pengecut." gurau Zhou Cheng Cheng.
"Bukan soal pengecut, aku nggak pernah terima telepon dari wanita lho!" ujar Han Shan Yan sambil tersenyum.
"Ah, masa." Zhou Cheng Cheng seolah-olah tak percaya.
"Oh, yah… ada kepentingan apa kau menelepon ku?" tanya Han Shan Yan.
"Memangnya aku tak boleh menelepon mu?" Zhou Cheng Cheng agak tersinggung dengan perkataan Han Shan Yan tadi.
"Oh… bukannya begitu. Apakah maksud ku ada yang harus ku bantu?" Han Shan Yan menatap wajah Zhou Cheng Cheng.
"Yah… aku memang perlu bantuan mu!" ujar Zhou Cheng Cheng.
"Aku… kau minta bantuan ku… apa yang harus ku bantu kalau begitu?" tanya Han Shan Yan.
"Sebentar! Apakah kau tidak mempersilahkan aku naik ke mobil mu?" tanya Zhou Cheng Cheng.
"Oh… ya… hampir aku lupa." ujar Han Shan Yan sambil melangkah menyilahkan Zhou Cheng Cheng.
"Silakan masuk, Nona manis yang cantik." kata Han shan Yan mempersilahkan, setelah membukakan pintu mobilnya.
"Terima kasih." jawab Zhou Cheng Cheng.
Zhou Cheng Cheng kini sudah berada di samping Han Shan Yan yang duduk di belakang kemudinya. Dengan tenang Zhou Cheng Cheng pun mengeluarkan sebuah kotak rokok dalam tasnya. Han Shan Yan ingin menoleh, tapi rasanya tidak enak, lagi pula konsentrasinya sekarang sedang tertuju pada kendaraan di sisi kanannya. Han Shan Yan telah memutar mobilnya menuju luar pelataraan tempat parkir, ketika ia bertanya, "Kita pergi ke mana?"
"Kau tidak merokok?" Zhou Cheng Cheng masih memegang rokok yang belum di nyalakannya itu.
Han Shan Yan pun menoleh sambil tersenyum, "Tidak, kadang-kadang saja, kalau pikiran sedang pusing saja!"
"Kau sama dengan pria itu!" ujar Zhou Cheng Cheng sambil menyalakan rokoknya.
"Sama? Dengan siapa?" tanya Han Shan Yan yang merasa heran mendengar ucapan gadis yang aneh ini.
"Yah… sama dengan pria yang pernah meninggalkan aku itu." jawab Zhou Cheng Cheng sambil menghembuskan asap rokok itu ke arah muka Han Shan Yan yang sedang memandanginya.
Tentu saja hal ini membuat Han Shan Yan kelabakan. Ia memang tak pernah merokok. Sekalipun ia mengatakan suka merokok kadang-kadang, tapi itu hanya basa-basi saja. Zhou Cheng Cheng tertawa terbahak-bahak melihat sikap Han Shan Yan yang agak sedikit kampunyan itu. Sedangkan Han Shan Yan tampak cemberut karena tersinggung.
"Kenapa kau diam saja? Marah, ya?" tanya Zhou Cheng Cheng setelah berhenti tertawa.
"Tidak, aku tidak pernah marah pada mu." jawab Han Shan Yan berdusta.
"Ke mana kita pergi?" Kembali Han Shan Yan mengulangi pertanyaan tadi.
"Ke mana saja, ada yang ingin ku biarakan pada mu!" jawab Zhou Cheng Cheng sambil menghebuskan asap rokoknya.
"Kalau mobil ini ku tabrakan bagaimana?" Han Shan Yan mencoba bergurau.
"Bagaimana mobil ini bisa bertabrakan? Jalannya saja kaya semut sedang membawa beban berat!" Zhou Cheng Cheng balas meledek sambil tertawa.
Keduanya tertawa senang seklai. Seolah tak pernah ada persoalan pada diri mereka masing-masing.
Accord itu melaju menuju ke arah Ocean Kingdom. Zhou Cheng Cheng tidak menolak. Ia tahu Ocean Kingdom merupakan tempat yang paling enak untuk berbicara. Setelah membeli karcis masuk, Han Shan Yan mengarahkan mobilnya menuju pinggir pantai, sebab Zhou Cheng Cheng yang meminta agar ia memarkir mobilnya di pinggir pantai. Gadis itu pun begitu senang ketika tiba di tempat yang remang-remang romantis tersebut.
"Aku paling suka tempat ini!" ujar Zhou Cheng Cheng sambil mengibaskan anak rambut yang menutupi wajahnya.
Zhou Cheng Cheng keluar setelah Han Shan Yan membukakan pintu mobilnya, kemudian keduanya pun berdiri di depan accord itu.
"Apa sebab kau senang sekali dengan tempat ini?" tanya Han Shan Yan ingin tahu.
"Tempat ini dapat melupakan semua persoalan yang ada dalam hati kita. Itu yang paling ku sukai." jawab Zhou Cheng Cheng tenang.
"Hmmmm begitu… apakah ada lagi selain itu?" tanya pemuda ini lebih lanjut.
"Setiap kali aku menghadapi persoalan, aku pasti akan lari ke tempat ini." jawab Zhou Cheng Cheng dengan tenang lagi.
"Dengan kekasih mu dulu?" tanya pemuda ini lagi lebih lanjut.
"Yah… kadang-kadang aku, kalau ada masalah yang harus di selesaikan!" Zhou Cheng Cheng mengambil sebuah batu, kemudian ia pun melemparnya ke dalam air yang tak pernah tenang itu.
***
To Be Continue…
Sampai jumpa di chapter selanjutnya ya~