"Warning!!! Cerita ini hanya boleh di baca dengan usia 21++!!!"
"Untuk yang di bawah umur di larang membacanya!!!"
***
Han Shan Yan mengangguk dan Zhou Cheng Cheng berlalu dari situ. Han Shan Yan agak puas tersenyum bangga. Dan ketika ia hendak duduk mencari angin sejenak di dekat jendela… Tante Phing Phing tiba-tiba muncul dan mengajak Han Shan Yan dansa, pas lagu dan irama slow, dengan hati terpaksa Han Shan Yan menuruti tante yang centil dan genit itu.
Dengan penuh nafsu tante itu merapatkan tubuhnya yang masih kencang itu rapat-rapat ke dada Han Shan Yan, hingga buah dadanya yang membusung masih kenyal itu seperti hilang bersatu dengan dada Han Shan Yan. Dengus nafas Tante Phing Phing pun begitu memburu karena menahan nafsu birahinya, sebaliknya Han Shan Yan dingin seperti es… membiarkan jari-jemari tangan Tante Phing Phing menjalar ke seluruh tubuhnya sambil melantai itu.
"Lao Han… kita pergi saja dari sini ya. Tante sudah tidak tahan… ke kamar belakang, yuk…" desah suara Tante Phing Phing.
"Maaf Tante… saya tidak bisa… lain kali saja…" Han Shan Yan memberanikan diri menolak ajakan tante gendeng itu.
Tante Phing Phing terus merayu, tapi Han Shan Yan tabah sampai dua lagu terus-menerus tante Phing Phing menahannya. Akhirnya Han Shan Yan juga membujuk wanita muda itu.
Pesta usai jam dua pagi. Han Shan Yan kehilangan Zhou Cheng Cheng… karena ia tadi agak minum banyak. Kepalanya agak pusing. Ia mencari-cari Zhou Cheng Cheng… keadaan sudah mulai sepi. Para undangan sudah pada pulang, hanya beberapa anak Banda yang masih sibuk memberesi alat-alat musiknya. Seperti Wu Yi Fan dan yang lain lain-lainnya.
Dan ketika dia sampai di samping rumah, Han Shan Yan melihat dua anak lelaki memanjat pohon yang ranting cabangnya menjulur ke sebuah jendela kamar… sedang asyik melihat adegan panas. Han Shan Yan mendekati dan akhirnya ikut memanjat setelah kedua anak muda itu memberi isyarat agar tidak ribut.
Ternyata Tante Phing Phing bergumul dnegan seorang pemuda yang tadi ngobrol dan dansa dengan Zhou Cheng Cheng. Han Shan Yan jadi kaget dan berpikir, curiga… maka ia buru-buru turun dari pohon itu, mencari-cari Zhou Cheng Cheng. PIkirannya masih pada adegan yang baru di lihatnya, bagaimana Tante Phing Phing begitu haus bertingkah seperti singa betina di atas ranjang… benar-benar haus…!
Han Shan Yan kembali memasuki rumah itu. Ia perlahan dan mengendap-endap menuju ke bagian belakang di mana ada beberapa kamar. Ia terkejut mendengar suara-suara mencurigakan dari kamar Chu Xuan Ji. Suara itu seperti desah dan rintih yang sering di dengarnya di kala Tante Phing Phing bergelut dengan Cheng Kai. Darah Han Shan Yan pun terkesiap. Siapa dalam kamar Chu Xuan Ji?
Han Shan Yan di dorong keinginan tahuannya maka dia memberanikan diri untuk mencari lobang untuk mengintip. Karena tak mendapatkan lubang yang di inginkan, maka Han Shan Yan pun teringat pada pohon jambu yang ada di luar kamar itu. Ada satu cabang yang menjorok di atas jendela kamar Chu Xuan Ji. Han Shan Yan lega dan segera putar haluan dan naik ke pohon itu.
Apa yang kemudian di saksikannya dari cabang pohon itu benar-benar membuat bulu kuduknya berdiri. Di lihatnya Chu Xuan Ji dan Zhou Cheng Cheng bergelut dalam keadaan bugil. Mereka menggeser letak ranjangnya menghadap ke toilet bercermin besar yang ada di kamar itu. Chu Xuan Ji dan Zhou Cheng Cheng melampiaskan nafsu mereka sambil menikmati permainan mereka lewat pantulan kaca.
Han Shan Yan terkesima. Ia melihat tubuh kedua gadis itu bagaikan belut yang saling melibat. Peluh membasahi tubuh mereka. Baru kali ini Han Shan Yan melihat cara lesbian bersenggama secara nyata. Semula ia tak mengerti bagaimana wanita dengan wanita bisa saling memuaskan nafsu syahwatnya. Kini ia melihat dengan jelas, jelas sekali. Dan tiba-tiba Han Shan Yan merasa muak, jijik, juga kasihan pada Zhou Cheng Cheng.
Apa yang menyebabkan gadis seperti Zhou Cheng Cheng dapat berbuat begitu? Han Shan Yan jadi ingin tahu dan mengenal Zhou Cheng Cheng lebih dalam lagi. Perlahan ia turun dari cabang pohon jambu itu dan kembali ke luar. Tak mungkin ia akan menunggu Zhou Cheng Cheng sampai selesai bergelut. Han Shan Yan pun sadar dan segera melarikan mobilnya pulang ke rumah.
Malam itu Han Shan Yan tak bisa memejamkan matanya sampai matahari kembali terbit di ufuk sebelah timur. Setiap matanya terpejam bayangan kedua gadis itu bermunculan dalam benaknya. Adegan panas lesbi itu muncul begitu erat dalam pikirannya. Ia merasa kasihan kepada Zhou Cheng Cheng. Ia berpikir dengan keras. Ia tak menyangka sama sekali… bagai mimpi saja. Mustahil! Begitu yang selalu Han Shan Yan desahkan, kesal bercampur aduk. Lebih baik aku secepatnya menjauh dari Zhou Cheng Cheng… aku jadi muak dan jijik sendiri. Tapi… tapi aku tertarik pada gadis itu! Aahh…! Kasihan sekali kau Cheng Cheng!
Han Shan Yan menemui Xue Shan Shan di rumah wanita itu sore hari. Ia bermaksud untuk mengantar Xue Shan Shan ke rumah tantenya, tapi sambutan Xue Shan Shan sinis dn saling bertengkar.
"Buat apa kau ke mari? Bukankah kau lebih sibuk dengan gadis baru mu itu!" kata Xue Shan Shan ketus pada Han Shan Yan.
"Apa sih yang membuat mu cemburu begitu? Aku hanya berteman dan tak lebih dari teman biasa…" sanggah Han Shan Yan mencoba berdusta pada Xue Shan Shan.
Xue Shan Shan menatap wajah Han Shan Yan tajam sambil tolak pinggang dan be
rkata lagi dengan ketus, "Hanya sekedar teman? Berpelukan, ciuman… dan itu namanya sekedar teman? Dasar lelaki hidung belang…!"
Han Shan Yan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia mendecak kesal, berpikir sejenak untuk mencoba menjelaskan pada Xue Shan Shan.
"Shan Shan… sebenarnya ada yang ingin ku katakan tentang gadis itu… tapi kau keburu mengumpat ku, memaki ku…" kata Han Shan Yan.
"Ada apa dengan gadis sinting itu heh?!" tanya Xue Shan Shan ketus.
"Aku tak ingin lagi mendekati gadis itu… setelah aku ketahui siapa dia sebenarnya… Tapi terus terang di hati kecil ku kasihan padanya, seakan ada sesuatu yang menimpa dirinya…" kata Han Shan Yan.
"Nah kalau begitu buat apa lagi kau ke mari dan mencoba merayu serta membohongi ku. Tidak! Kau laki-laki buaya!" lalu Xue Shan Shan pun segera meninggalkan Han Shan Yan yang berdiri di ruang tamu.
***
To Be Continue…
Terima kasih buat kalian semua yang sudah membaca chapter ini ya. Sampai jumpa di chapter berikutnya ya~