"Dan ini kiriman yang kesekian" ucap Zidan seraya menaruh bouquet bunga berukuran besar di atas meja kerjanya Valerie.
Melihat itu, Valerie hanya bisa menghela nafasnya kasar lalu memberikan isyarat kepada Zidan untuk membuang bunga tersebut.
Jika Valerie niat untuk mengitung, mungkin kiriman bunga hari ini adalah kiriman yang 6 kalinya sejak seminggu terakhir. Pengirim dari bunga tersebut tidak perlu Valerie repot-repot untuk mencarinya, karena dia sudah tau betul siapa pengirim bunga tersebut.
"Mba, kalau mba keberatan kenapa ga dihubungin aja gitu orangnya. Biar gausah ngirim-ngirim lagi.." saut Zidan seraya mendudukkan dirinya di sofa sebrang Valerie.
"Buat apa? Lagian kalau saya ngehubungin orang itu, yang ada dia malah jadi kegirangan. Dan berakhir saya yang balik diteror sama dia" bales Valerie dengan nada frustasi.
Sebenarnya, hal ini sudah Valerie duga akan segera terjadi. Mungkin bisa dibilang kalau 'teror' yang dia terima ini lebih baik daripada 'teror' yang pernah dia alami sebelum-sebelumnya. Walaupun memang pada intinya ini sangat mengganggu ketenangan Valerie sehari-harinya, untung saja orang itu tidak tahu dimana Valerie tinggal.
"Dan, nanti lagi.. kalau misalkan ada kurir bunga lagi. Kamu langsung buang aja, gausah bilang apa-apa sama saya, dan jangan lupa ingetin Ayu sama Rina kalau orang itu dateng lagi kesini"
"Iya mba siap!"
--
Hari mulai menjelang petang, Valerie sengaja menutup Cafenya lebih awal karena dia sudah janji dengan Andrea untuk menemaninya datang ke acara ulang tahun kantornya yang mengusung tema luxury party. Hitung-hitung Valerie memberikan kompensasi kepada karyawan-karyawan kesayangannya untuk beristirahat karena sudah bekerja keras untuknya.
Acara yang dijanjikan adalah jam 7 malam, sementara Valerie tahu kalau bersiap untuk acara seperti itu memerlukan waktu yang cukup lama. Maka dari itu ia bergegas pulang kerumah untuk membersihkan diri, setelah itu Valerie menuju salon langganannya untuk membantu dirinya merias wajah serta menata rambutnya secantik mungkin, karena Valerie yakin kalau dirinya melakukan hal tersebut sendirian, dia tidak akan bisa menghabiskan waktu selama satu jam.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Valerie spontan karena terkejut begitu dia melihat Andrea sedang duduk santai di salon langganannya. Andrea saat ini sudah terlihat sangat rapih dengan stelan jas putih, celana berbahan katun dengan warna senada serta kemeja hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu yang menghiasi kerah kemejanya itu.
"Yang jelas gue mau ngatur dandanan lo malam ini, makanya gue sengaja dateng lebih awal dari lo" jawab Andrea seraya menghampiri Valerie yang masih berdiri di pintu masuk salon.
"emang lo maunya gue kaya gimana?"
"Matching sama gue dong! Gimana? Gue ganteng kan?" Tanya Andrea seraya menyeka rambutnya yang sudah ditata dengan rapih.
"Lo mau jawaban gue jujur?"tanya balik Valerie yang mendapat anggukkan kepala oleh Andrea.
"Lo ganteng, banget. Sering-sering dandan kaya gini, biar cewek pada kesemsem sama lo" ujar Valerie seraya menepuk-nepuk pundak Andrea kemudian dia berlalu meninggalkan Andrea sendirian yang tengah tersenyum karena pujian dari Valerie barusan.
--
Valerie dengan balutan gaun hitam panjang yang menampilkan punggung cantiknya itu terlihat sangat elegan dan juga sangat cantik tentu saja. Disaat dirinya turun dari mobil kemudian mengalungkan tangannya ke tangan Andrea, mulai banyak sekali pasang mata yang tertuju kepada mereka- atau lebih tepatnya kepada Valerie.
"See, kalau gue ga banyak komen sana-sini sama mba-mba salon tadi, lo gaakan tuh diliatin gini sama orang-orang" bisik Andrea diikuti senyuman bangga yang terpampang nyata di wajahnya.
"Berisik! Emang dasarnya gue udah cantik kali"
"Yain"
"Tapi, lo bawa gue kesinitu sebenernya buat apasih? Cuman pengen pamer kecantikan gue doang?" Celetuk Valerie yang langsung saja mendapatkan toyoran dari Andrea.
"ih! Gue udah dandan cantik bukannya di elus-elus malah ditoyor, gimanasi?!"
"Lagian lo, gausah belagu ya! Yang bayarinnya juga gue, gausah banyak gaya!" Semprot Andrea sambil menatap tajam Valerie.
"Yaudah yaudah... terus tujuan lo apa?"
"Gue sengaja ngajakin lo, biar orang-orang kantor tu tau kalo gue emang beneran straight" jawab Andrea yang langsung mendapat tatapan terkejut dari Valerie.
"Gausah kaget gitu.. lagian Ayu sama Zidan juga dulu mikirnya kalo gue tu begitu" ujar Andrea lagi dengan nada santai.
"Sedih banget sih temen gue yang satu ini, makanya lo cari cewek dong. Udah tau lo hari-harinya gimana, ditambah lagi gapernah nyari cewek. Ya iyalah..."
"Lo kan tau kalau gue pengen fokus kerja dulu, lagian lo gamau gue ajak nikah sih. Hehe, canda nikah"
"Andrea!"
Langkah kaki Andrea dan juga Valerie langsung terhenti begitu mereka berdua mendapati seorang wanita yang tidak kalah elegan dan menawan juga cantik dari Valerie. Wanita itu berjalan menghampiri keduanya dengan senyuman yang amat sumringah.
"Malam mba Haura, you look amazing!" Puji Andrea seraya melakukan cium pipi kanan-kiri.
"Thanks Ndre, kamu juga. Ngomong-ngomong ini siapa?" Tanya Haura rama yang matanya langsung melirik ke Valerie.
"Oh! Halo, perkenalkan nama saya Valerie. Teman dekatnya Andrea" saut Valerie yang langsung mengenalkan dirinya.
"Dia owner cafe yang pernah saya ceritain itu loh mba.. kopinya pun yang selalu saya beli buat mba juga." Timpal Andrea sambil tersenyum.
"Oh! Iya.. saya tahu kamu, saya pernah liat kamu juga di tv. Ya ampun.. saya tidak menyangka kalau ternyata kamu lebih cantik daripada di tv" puji Haura kepada Valerie yang dibalas dengan sebuah senyuman malu oleh Valerie.
"Terima kasih mba atas pujiannya, mba bisa aja.. lagipula mba juga ga kalah cantik ko"
"Terima kasih kembali Valerie. ngomong-ngomong, Andrea.. kamu segera temuin tamu VIP kita ya"
"Baik mba, siap!"
"Kalau begitu saya permisi dulu, mari Valerie" pamit Haura yang dibalas dengan anggukkan kepala juga senyuman dari Valerie.
"Itu bos lo yang sering diceritain kan?" Tanya Valerie selepas Haura pergi meninggalkan mereka berdua.
"Yap! Gue deket banget sama dia, makanya gue gamau ngecewain dia banget pokonya"
"Masih muda ya Ndre.. cantik pula"
"Emang, tapi sayang.."
"Sayang apaan?"
"Janda"
"Eh? Serius?"
"Dua rius. Udah ah, mending sekarang lo anterin gue, nemuin klien penting gue. Lo inget kan, klien VIP yang pernah gue ceritain itu?" Tanya Andrea yang dibalas dengan anggukkan kepala.
"Oke, sekarang kita kesana temuin dia" lanjut Andrea lagi seraya menunjuk ke salah satu corner di ballroom tersebut. Valerie pun mengikuti kemana jari Andrea menunjuk, sampai dimana Valerie melihat orang-orang yang tengah berkerumun, mereka tengah bercengkrama sembari tertawa.
Tapi yang menarik perhatian Valerie adalah, ada seorang pria yang usianya terlihat lebih muda dari orang-orang yang ada di sekelilingnya.
"Ndre, itu siapa?" Tanya Valerie.
"Yang mana?"
"Itu, yang pake jas biru dongker. Lagi madep sini ko orangnya"
"Oh... iya itu orangnya Val, itu klien VIP gue. Klien yang paling berharga, kalau gaada dia.. kayanya perusahaan tempat gue kerja gaakan bisa dapet profit yang lebih gede dari biasanya"
"Emang dia siapasih? Se penting apa orang itu?"
"Dia orang penting banget Val, dia pengusaha sukses banget. Bahkan keluarganya masuk jajaran orang terkaya ko, namanya Nararya Adhi Julian"