Minggu pagi yang sangat cerah ini Valerie awali dengan peregangan kecil yang dia lakukan di depan rumahnya, lalu setelahnya akan dilanjut jogging mengelilingi komplek. Walaupun sebenarnya Valerie cukup malas untuk melakukannya.
Karena dia memang jarang melakukan olahraga, bahkan bisa dibilang tidak pernah. Karena yang dilakukan Valerie saat libur adalah lebih banyak berdiam diri di rumah,- lebih tepatnya tiduran sambil menonton film, atau dia akan ke café untuk bekerja. Tetapi om dan juga tantenya sedikit memprotes pola hidup Valerie yang tidak ada sehat-sehatnya itu, maka dari itu om Farhan membangunkan Valerie pagi-pagi kemudian menyuruhnya olahraga.
Dirasa badannya cukup panas, Valerie langsung saja keluar rumah dan melakukan jogging yang terlampau santai. Selama jogging santainya itu, Valerie berjumpa juga dengan beberapa tetangganya, bahkan dia sempat beberapa kali berhenti untuk menyapa tetangganya lalu berbincang sebentar kemudian melanjutkan kembali.
Sejenak Valerie berhenti saat dirinya berada tidak jauh dari calon rumah yang akan dia beli untuk keluarganya om Farhan tetapi tidak jadi. Sebuah truk pindahan berhenti tepat di depan rumah itu, cukup menarik perhatian Valerie karena dirinya juga penasaran siapa yang baru saja menempati rumah itu. Tipikal orang komplek yang selalu penasaran dengan segala sesuatu.
"udah ada yang ngisi ternyata rumahnya" gumam Valerie kepada dirinya sendiri. cukup lama dirinya menatap rumah itu, akhirnya Valerie kembali melanjutkan joggingnya karena getaran dari hp yang dia simpan di saku mengintrupsi Valerie.
--
"OM! TANTE! FANYA! Ini beneran Valerie?!" seru Andrea dengan sangat hebohnya saat dia melihat Valerie yang baru saja masuk kedalam rumah dalam keadaan ngos-ngosan juga keringat yang membajiri kening dan juga lehernya.
Andrea yang heboh gajelas di rumahnya pagi-pagi langsung membuat Valerie menatapnya sinis, karena sudah pasti Andrea akan meledeknya habis-habisan. "berisik lo! Numpang sarapan di rumah orang gausah banyak tingkah!" semprot Valerie dengan nada yang ketus kepada Andrea. Sesuai dengan dugaannya kalau Andrea pasti akan langsung tertawa, tapi bukan cuman Andrea, om Farhan, tante Sarah dan juga Fanya juga sama ikut tertawa karena tingkah Andrea dan juga Valerie yang cukup ke kanak-kanakan.
"udah-udah.. Val kamu mending cepetan mandi terus kita sarapan yah" titah om Farhan yang langsung dituruti oleh Valerie.
Setelah dirinya selesai membersihkan diri, Valerie kemudian bergabung dengan om Farhan, tante Sarah, Fanya dan juga Andrea yang sudah berkumpul di depan tv. Om Farhan sengaja menyarankan makan di sini supaya lebih terasa kekeluargaannya, dan beliau juga lah yang mengundang Andrea untuk ikut sarapan bersama. Mengingat Andrea saat ini memang sudah cukup dekat dengan keluarganya om Farhan.
"kabar mama kamu gimana Ndre?" tanya tante Sarah membuka obrolan. "sehat tante, minggu depan Andrea udah punya jadwal pulang ke rumah mamah" jawab Andrea lalu setelahnya dia menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya. "salam deh ya buat mamah kamu" lanjut tante Sarah lagi yang dibalas anggukkan kepala oleh Andrea.
"ohiya om, tante, Fanya.. ngomong-ngomong nih, Valerie kesambet apa pagi ini? Andrea sampe merinding loh ngeliatnya.." ujar Andrea dan langsung mendapat senggolan yang cukup kencang dari Valerie. "lo berisik banget si Ndre! Ngomong lagi gue tendang lo dari sini" timpal Valerie yang masih saja ketus seperti tadi.
"Val.. gaboleh gitu" tegur om Farhan.
"abisannya Andrea nyebelin om!"
"ka Valerie sama ka Andrea kaya anak kecil banget sih" timpal Fanya yang masih ketawa sejak Andrea kembali membuka suaranya untuk menyindir Valerie.
"hiburan buat kita di pagi hari Fan, lumayan"
--
Siang pun tiba, Valerie hanya berada di rumahnya berdua dengan Andrea. Om, tante dan juga Fanya sedang jalan-jalan, menghabiskan waktu bersama karena sudah lama juga mereka tidak melakukan quality time.
"Ndre.." panggil Valerie saat dirinya merasa adegan di film yang sedang mereka tonton bersama terasa membosankan. "apaan? Kalau lo mau komen ini film bosenin, gue setuju." Balas Andrea yang ternyata satu pemikiran dengan Valerie.
"justru itu, makanya gue mau bahas sesuatu sama lo. Ini penting soalnya, mumpung lo ada di sini, dan belum terlalu lama juga. Nanti kalau lo taunya telat, pasti lo bakal musuhin gue seminggu"
"opening lo panjang banget si. Apaan?"
"gue pacaraan boongan sama Arya" jawab Valerie dalam satu tarikan nafas.
"HAH?! Becanda kan lo?!" reaksi yang Andrea berikan tentu saja sudah Valerie prediksi dari sebelumnya. Maka dari itu dia tidak terlalu terkejut mendengar suara Andrea yang cukup melengking di telinganya.
"engga.. kalau pacarannya becanda emang iya, tapi kita emang beneran ngelakuin itu. Kita berlakon di depan keluarga kita doang" ucap Valerie, sebisa mungkin memasang wajah serius. Guna menunjukkan kepada Andrea kalau dirinya memang tidak sedang bercanda.
"hah? Jadi.. om Farhan sama tante Sarah-"
"yap.. mereka taunya kalau kita pacaran beneran. Soalnya Arya dengan cueknya bilang sama om Farhan kalau dia tu pacarnya, dan buaian lainnya dia keluarin buat ngeyakinin om Farhan"
"ko bisa sih Val? Gimana ceritanya? Pusing ini gue.. beneran ga boong"
Valerie pun langsung menceritakan semuanya kepada Andrea tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Andrea sendiri selama mendengarkan Valerie bercerita hanya bisa menganga tanpa henti, dia saat ini betul-betul tidak percaya dengan ide gila yang sedang dijalankan oleh Valerie juga Arya.
"gila ya.. bener-bener gila tauga kalian tu. Kalau misalkan blunder gimana Valerie?" tanggapan Andrea saat Valerie sudah menyelesaikan ceritanya.
"ya.. gamungkin, soalnya Arya udah pengalaman. Buktinya waktu percobaan hari pertama dia bisa bikin satu café percaya kalau gue sama dia tu pacaran" jawab Valerie apa adanya.
Tapi reaksi yang Andrea berikan justru sebaliknya, dengan tegas Andrea langsung menggelengkan kepalanya, "ya gue sih percaya-percaya aja sama mas Arya, dia orangnya emang meyakinkan. Tapi lo Val… lo yang sangat gue ragukan Valerie, kemungkinan besar lo melakukan blunder itu 99,999999%"
"lo ko ngeraguin gue segitunya banget sih? Padahal kan disini posisinya kita berdua belum pernah pacaran"
"ya sekarang gini, lo concern banget sama Anya. Tapi lo sendiri gabisa ngeboong, gue tau banget lo itu setransparan apa Valerie.."
"ya sebisa mungkin gue usahain supaya gue juga keliatan natural. Lo dukung gue ke! Bukannya malah ngejatohin"
"gataulah, agak skeptis gue sama lo. Gue cuman bisa bantu doa aja semoga tipu-tipunya kalian berdua ini lancar sampe waktu yang ditentukan"
Ting
Tong
Suara bel rumah mengintrupsi keduanya, tapi baik keduanya masih enggan untuk beranjak dari posisi nyamannya mereka.
Ting
Tong
"bukain Ndre, gue mager banget sumpah, tapi liat dulu siapa yang dateng. Kalau ibu gue atau pak Heri jangan dibuka"
"lo aja ah! Gue juga sama, lagian kan lo yang punya rumah"
"justru karena gue yang punya rumah jadi terserah gue mau ngapain. Buruan!"
Tepat saat bel rumah berbunyi untuk ketiga kalinya, Andrea menggeram kesal sambil beranjak dari duduknya. Dengan malas dirinya berjalan menuju pintu depan, tak lama setelahnya Andrea kembali. Namun kali ini ditangannya sudah ada satu paper bag yang entah isinya apa.
"dari siapa itu?" tanya Valerie.
"katanya sih yang baru pindahan.. bapaknya bagiin ini buat penghuni komplek katanya"
Valerie pun langsung meraih paper bag tersebut karena penasaran dengan isinya. Saat dia mengintip, terdapat kartu ucapan disana dan diambilnya oleh Valerie.
"Val? Lo kenapa?" tanya Andrea khawatir karena tiba-tiba saja tubuh Valerie menegang lalu gemeteran tanpa sebab.
"Ndre.. lo bilang tadi yang ngirim ke sini bapak-bapak?"