"Apakah mereka bisa dipercaya?" tanya seorang lelaki berkulit legam hitam dan berambut keriting.
"Kalau mereka memang peduli dengan rakyatnya harus segera diselamatkan, minimalnya mengirim uang. Namun hingga saat ini mereka masih belum memberi kabar. Setidaknya dengan begini kita bisa membajak setiap kapal berbenda Prussia," jawab Ahmad Wiilwaal dengan penuh percaya diri. "Selain itu, kau tidak perlu khawatir. Kalau masih belum ada kabar, cukup bunuh mereka saja."
"Baiklah, aku mengerti."
Kapal Kargo Rostock telah diamankan oleh para bajak laut di Kota Xaafuun, sebuah kota kecil yang terletak di sebuah semenanjung kecil bernama Ras Xaafuun di Provinsi Bari, Republik Somalia. Meskipun merupakan wilayah gersang dan tandus. Namun wilayah Ras Xaafuun dikenal akan produksi garamnya yang dikelola oleh Klan Majerteen selama beberapa puluh tahun.
Para Politikus-politikus korup menikmati hasil haram yang mereka peroleh dari uang haram yang disetor oleh para bajak laut Somalia. Mereka mendapatkan hasil sebanyak lima puluh persen yang digunakan untuk memperkaya diri sendiri, dua puluh lima persen disetor kepada negara-negara Europa dan dua puluh lima persennya dinikmati oleh para bajak laut yang nantinya akan dibagi-bagi menjadi persentase kecil yang hanya dinikmati oleh para elit dari bajak laut Somalia.
.
.
Maria berjalan menuju ke sebuah ruangan tertutup dengan mengenakan seragam berwarna hitam layaknya para milisi di Asia-Afrika. Di balik seragam berwarna hitam itu ada Mithril yang begitu kuat, sebuah armor yang kebal terhadap seluruh senjata-senjata yang begitu tajam, dan mematikan. Dia membawa sepucuk senapan serbu AK-47 dan sebilah pedang lurus yang merupakan warisan keluarganya.
"Sekarang aku akan pergi ke Xaafuun untuk membebaskan kapal kargo rostock."
Maria mengaliri dirinya dengan energi sihir yang dia miliki seraya jari-jemarinya memencet nomor secara acak pada ponselnya.
"Berdasarkan komik Urasekai Picnic yang aku baca. Jika ingin pergi ke dunia lain bisa dilakukan dengan memencet nomor lantai yang dituju pada lift. Kali ini, aku ingin pergi ke Somalia dengan cepat, dan membebaskan kapal kargo rostock dari para bajak laut."
Dari bawah kakinya keluarlah sebuah lingkaran yang memancarkan cahaya berwarna biru kemerahan dengan banyaknya simbol-simbol aneh dan hanya dalam hitungan detik, Maria telah tiba di tepi pantai yang berpasir yang dibentengi oleh sebuah bukit karang.
Maria memperhatikan keadaan sekitarnya dan ketika dia mengecek GPS di ponselnya. Dia telah berada di sebuah tempat bernama Xaafuun, Somalia.
Di depan Maria ada sepasang suami-istri yang tengah berhubungan di atas ranjang, di mana sang suami yang merupakan salah satu anggota bajak laut yang terlihat begitu kaget akan kemunculan Maria secara tiba-tiba.
Tanpa basa-basi Maria segera menghajar lelaki dan istrinya hingga pingsan. Maria tidak percaya bahwa dirinya tiba di sebuah rumah di saat pemiliknya sedang melakukan sebuah hubungan. Meskipun wajah cantiknya ditutup dengan semacam kain. Namun nafasnya terdengar begitu memburu menandakan bahwa dirinya sedang marah.
Maria keluar dari rumah tersebut dengan menyita beberapa magazine AK-47.
"Hai, Axmad. Kau terlihat berbeda dari biasanya," sapa salah seorang lelaki berbadan tinggi berambut pendek ikal dan berkulit coklat muda.
Lelaki itu berjalan menghampiri Maria dan dari kantongnya dia segera mengarahkan belatinya ke orang tersebut.
Maria segera menahan tangan orang itu dan membantingnya. Dia menarik pedangnya dan segera menusuk kepala orang itu.
"Dengan begini, aman," kata Maria seraya mengamati kondisi sekelilingnya.
Namun terjadi keanehan pada jasad Orang itu. Tubuhnya secara perlahan berubah menjadi seperti Manusia Ikan, dengan kulit yang licin, mata yang bulat, dan gigi taring yang tajam.
"Deep one," pikir Maria tentang sesosok makhluk dalam mitologi cthulhu.
Maria segera menarik pedangnya dan menangkis berondongan peluru yang menghujani dirinya. Suara tembakan terdengar begitu keras dan memecah keheningan malam yang tenang lagi panas.
"Ada teroris," kata salah seorang berwujud manusia ikan alias deep one.
Suara langkah kaki dari puluhan orang terdengar menuju ke arahnya.
"Dari aura mereka yang seperti ini. Tidak salah lagi, mereka adalah deep one dan Qori-ismaris," gumam Maria.
Maria melempar seluruh magazine dan senjata api yang dia bawa ke berbagai arah dan ketika dia menepuk kedua tangannya. Magazine dan senjata api tersebut meledak dan membunuh sekitar belasan Orang.
"Bertarung jarak menengah sama gregetnya dengan jarak pendek," gumam Maria.
Perempuan dari klan Mecklenbug-Schwerin itu segera berlari dan pedang yang dia hunuskan membelah mulut seekor qori-ismaris atau bisa disebut sebagai werehyena alias manusia hyena. Maria membunuh satu per satu para werehyena dan beberapa deep one yang menyerang dirinya.
Mayat-mayat mereka bergeletakan secara mengerikan di jalanan. Darah yang kental membasahi tanah, dengan beberapa potongan organ tubuh yang berceceran.
Tidak seluruh musuhnya adalah para werehyena dan deep one. Beberapa yang berwujud manusia menyerangnya dengan menembakkan AK-47, bahkan ada yang melempar granat. Granat tersebut Maria tangkap dan dilempar kembali ke arah musuhnya dan langsung meledak serta menghancurkan badan mereka.
Bisa saja Maria langsung bergerak ke lokasi di mana kapal kargo rostock disembunyikan oleh para bajak laut. Namun bagi Maria, ada banyak hama yang harus segera diberantas, dan juga ada sebuah hal greget yang harus dilakukan oleh dirinya.
"Jika kalian ingin hidup, buang senjata kalian, dan masuklah ke dalam rumah!" seru Maria kepada musuhnya yang masih tersisa. Seruan itu dia kemukakan karena dia merasakan bahwa musuhnya telah diselimuti rasa takut, sehingga Maria rasa pertarungan akan terasa hambar jika melawan para pengecut dan penakut.
Para militan yang ketakutan segera menjatuhkan senjata mereka di jalanan dan mereka mengambil langkah seribu memasuki memasuki beberapa rumah. Selain mayat yang berserakan, senjata api juga berserakan setelah mereka membuangnya karena takut akan ancaman yang dilontarkan oleh Maria.
Perempuan berseragam serba hitam itu melangkahkan kakinya berjalan di atas air laut yang gelombangnya cukup besar.
Sebuah kabut yang begitu tebal mendadak muncul menyelimuti kawasan Ras Xaafuun. Meskipun kapal kargo rostock diselimuti oleh sebuah kekuatan sihir sehingga tidak bisa dilihat dari luar. NSamun kabut yang begitu tebal itu juga menyelimuti kapal kargo rostock.
Mereka terlihat heran akan kemunculan kabut yang begitu tebal.
"Semuanya waspadalah untuk kemungkinan terburuk. Pegang senjata kalian dan bersiaplah untuk membela diri," perintah Ahmad Wiilwaal.
Para bajak laut memegang senjata mereka dalam posisi siap tempur. Selain itu beberapa di antara mereka melakukan patroli di atas kapal untuk menjaga keamanan dari kapal yang telah mereka bajak.
Kabut ini selain tebal, juga sangatlah dingin untuk sebuah kemunculannya di wilayah Somalia yang bergurun dan beriklim tropis. Beberapa bajak laut merasa kedinginan, kecuali mereka yang bisa berubah menjadi deep one dan qori-ismaris.
Merasakan sebuah kekuatan yang begitu besar, seorang bajak laut melirik ke arah tenggara, dan secara tiba-tiba sebuah pedang membelah kepalanya. Tebasan pedangnya membunuh salah seorang bajak laut berwujud manusia setengah ikan alias deep one.
Maria berlari dengan cepat dengan langkah kakinya tidak menimbulkan suara sama sekali.
Para deep one tengah bersantai meskipun mereka bersenjata lengkap.
"Mau merokok?" tawar salah seorang deep one menawarkan sebungkus rokok djarum super kepada rekannya yang lain.
"Ok, terima kasih." Dia mengambil salah satu rokok dan membakarnya.
"Malam yang-" ucapan salah seorang deep one terhenti ketika beberapa tombak es menembus kedua deep one tersebut. Maria berlari ke arah mereka dan menebas kepala kedua deep one yang tubuhnya tertancap oleh banyak tombak es tersebut.
Suara seperti benda yang tertancap itu terdengar oleh beberapa qori-ismaris. Mereka segera berlari menuju ke sumber suara.
Maria melompat melewati beberapa qori-ismaris dan mendarat di belakang mereka sambil memasukkan pedangnya ke dalam wadahnya. Beberapa werehyena tersebut lansung tumbang dengan tubuh mereka yang terpotong-potong.
Ahmad Wiilwaal berusaha menenangkan dirinya ketika sebuah aura pembunuh yang begitu besar terasa di kapal yang dia bajak. Dari tempat navigasi kapal, dia hanya mendengar sebuah beberapa tebasan pedang serta sebuah suara seperti beberapa benda tajam yang menghantam kontainer, meskipun dia merasakan bahwa seluruh kontainernya masih aman.
Beberapa teriakan kematian terdengar oleh telinganya. Lelaki berbadan tinggi besar, berkepala botak dan berkulit hitam agak terang itu menarik nafasnya secara perlahan untuk menenangkan pikirannya.
Kini hanya dia sendiri beserta para tawanan yang berada di ruangan bawah.
Ketika sebuah pintu terbuka, dia segera menembaki pintu tersebut.
"Kau sepertinya hebat sekali bisa bergerak tanpa menimbulkan suara. Meskipun aku tak bisa merasakan dengan benar keberadaanmu. Namun aura pembunuhmu sangat terasa. Kau sama seperti diriku, seorang iblis dalam wujud manusia," ucapnya sambil menembak secara acak ke segala arah denan dua pucuk senapan AK-47 yang dia genggam.
Maria berlari sambil menangkis seluruh peluru yang meluncur. Ketika dia mengarahkan Pedangnya ke arah kepala Wiilwaal. Dia menahan pedang musuhnya dengan sebilah billao, sebuah pedang pendek khas Somalia berbentuk seperti daun dengan dua mata pisau, dan tangkai bercabang tiga di bawahnya.
Tangan kirinya menarik sebilah Billao lagi dan menyerang Maria dengan sepasang Billao yang dia genggam pada kedua tangannya.
"Aku sangat suka berdansa, terlebih berdansa menggunakan Pedang."
Wiilwaal menyerang Maria dengan menggunakan kedua pedangnya. Namun Maria menahan kedua pedang lawannya dengan pedangnya.
"Sepertinya kau terpojok," ungkap Wiilwaal dengan ekspresi wajah yang mengerikan.
"Benarkah." Maria mendorong tubuh musuhnya dan menghempaskannya dengan kekuatan angin yang dia miliki. Tubuh musuhnya terhempas jauh dan jatuh ke lautan. Dia segera berlari dan melompat ke arah laut.
Maria merapal segel tangan, "Water Element: Jormungand." Air laut itu segera berubah menjadi seekor ular berukuran raksasa dan menerjang Wiilwaal sehingga tubuhnya terpental cukup jauh. Tubuh lelaki somalia itu terluka parah akibat serangan elemen air yang Maria lancarkan. Dia menyeriangai puas dan mengucapkan sebuah kalimat aneh dengan nada rendah, "Ph'nglui mglw'nafh Cthulhu R'lyeh wgah'nagl fhtagn."
Sebuah ledakan yang besar terjadi di dekat kapal kargo rostock sehingga kapal tersebut terdorong sekitar kurang lebih seratus meter akibat efek ledakannya. Beruntung Kapal itu tidak tenggelam dan hanya terdorong. Selain itu, ledakan itu terjadi setelah Maria membekukan area di bawah Kapal itu sehingga terlihat seperti sebuah kapal yang berada di atas pulau es.
Kabut yang begitu tebal dan dingin itu lenyap dan seekor raksasa berkepala gurita, bertubuh humanoid, dan bersayap seperti naga setinggi enam puluh meter berdiri di hadapannya. Monster itu berteriak dengan teriakannya yang nyaring. Teriakan itu memekikkan telinga para kru Kapal dan Strelitz Grenadir yang berada di ruang tahanan mereka (sebut saja begitu).
Maria berlari dengan cepat menuju ke arah Cthulhu. Namun kepakan sayap dari sang Cthulhu itu menghempaskan badannya. Monster itu ingin menepuk Maria dengan kedua tangannya dan perempuan itu menahan sekuat tenaga kekuatan musuhnya.
"Cthulhu tidak sebesar ini. Dia bahkan jauh lebih besar darimu. Meskipun kau menyekutukannya. Namun dia adalah iblis terkutuk dan dirimu hanya sebuah buih di tengah samudra yang luas"
Maria segera melesat dengan cepat, ketika kedua tangan Cthulhu bertepuk. Maria melompat ke bawah dan menghentakkan pedangnya ke air laut yang beriak. Dari air laut tersebut, tepatnya dari bawah Cthulhu muncullah sebuah lonjakan es yang begitu tajam dan besar yang menusuk Cthulhu dan menembus tubuhnya.
Maria mengendalikan air lalu lalu mengubahnya menjadi tombak-tombak es dan menembakkan ratusan tombak es tersebut untuk membunuh Cthulhu. Namun ketika Monster itu mengepakkan sepasang sayapnya, seluruh tombak es itu terpental kembali.
Serangan balik Cthulhu membuat Maria sedikit kesal, akan tetapi dia berusaha berpikir dengan tenang.
"Yah, masih ada cara membunuhnya. Aku harus menebas seluruh tentakel menjijikkan di mulutnya dan memotong kepalanya," ungkap Maria dengan nada dingin. "Aku akan membunuhmu!" teriaknya, dan dia segera mengambil langkah seribu.
Maria berlari dengan begitu cepat, dan kecepatannya secepat kilat yang menyambar bumi. Dia melompat ke arah kepala Cthulhu dan menarik pedangnya untuk memotong-motong tentakel di kepalanya yang terlihat begitu menjijikkan. Di balik tentakel yang menjijikkan itu, ada sebuah mulut berbentuk seperti paruh burung dan banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya mulut dari gurita itu mirip dengan paruh burung.
Cthulhu mengumpulkan sebuah cairan hitam untuk membunuh Maria. Ketika dia membuka mulutnya yang berbentuk seperti paruh burung beo. Maria mengendalikan cairan hitam yang begitu banyak tersebut hingga meledakkan kepala monster berkepala gurita tersebut dan dia segera terbang dengan cepat ke atas sehingga tidak terkena cipratan dari cairan hitam Cthulhu.
.
.
Maria segera membebaskan seluruh kru kapal dan juga Strelitz Grenadier dari kapal kargo rostock yang mengangkut rempah-rempah dari Hindia Belanda. Mereka bersorak sorai bergembira setelah dibebaskan dan diselamatkan oleh Maria.
Dari kejauhan sebuah kapal perang berbendera horizontal hitam-merah-kuning berlayar mendekatinya.
"Apakah kalian baik-baik saja?" tanya dari Petugas Komunikasi dari Battleship Admiral De Houtman.
"Kami baik-baik saja," balas Kapten kapal kargo rostock.
"Kalau begitu, kami akan mengawal kalian sampai tiba di Rostock."
"Terima kasih."