Menghilangkan rasa cemburu. Maksiat penyebab kebinasaan di dunia dan di akhirat. Menyebabkan penyakit-penyakit parah. Jadi mari tumbuhkanlah rasa cemburu di dalam hatimu untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat. Sa'ad bin 'Ubadah Radhiyallahu anhu berkata, "Sekiranya aku melihat seorang pria bersama dengan isteriku, tentu aku akan memenggal lehernya dengan pedang (dengan bagian yang tajam)!" Lalu perkataan ini terdengar oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Lantas beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa'ad? Sungguh aku ini lebih cemburu dari dia, dan Allah lebih cemburu dari aku."[5] Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :
Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan sesungguhnya seorang Mukmin itu juga cemburu. Dan kecemburuan Allah itu akan timbul bila seorang hamba melakukan apa yang diharamkan oleh Allâh atasnya."[6]
"Allah lebih kuasa dari mereka yang bertahta. Allah yang memiliki kita. Dengar Halwa. Kan ku sayang engkau,
sampai akhir dunia,
kan ku jadikan, kamu wanita.
Paling bahagia di seluruh dunia.
Karna kamulah satu-satunya."
"Saat mesra aku malah ingat hari kiamat. Ya Allah ... tadi pagi saat mengaji Al Quran sedang bahas hari kiamat."
"Alhamdulillah ... semoga kita di jauhkan dari perasaan berbangga diri jika ingat hari kiamat. Karena di hari itu, akan saling bermusuhan satu sama lain dan saling berlepas diri, kecuali mereka yang saling bersahabat di atas takwa kepada Allah. Karena itu, kita harus memilih dengan siapa yang akan bersahabat dengan kita. Harus jelas latar belakangnya. Motivasinya apa? Apakah mengajak kepada kebaikan atau keburukan. Karena, seorang sahabat akan sangat berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Kita sering labil dan terbawa suasana disaat ada masalah."
"Kak Hasan sangat benar, menganggap manusia saudara. Aku masih belajar menjadi orang baik. Bertemu dengan orang-orang seperti ... para gadis yang mengalamami kecelakaan, membuat aku belajar dan sadar, lalu aku pelajari ternyata apa yang diharamkan Allah itu sungguh benar-benar merusak diri, tubuh, akal, jiwa raga. Ya Allah ...."
"Aku faham benar Halwa, saking senengnya lupa kalau Allah Maha Mengawasi," sahut Hasan yang lalu memandang istrinya.
"Kak intinya ... teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau beli dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari & HR Muslim)
Karena itu, dalam berteman jangan hanya pertimbangan kepentingan dunia. Tapi juga untuk akhirat. Berteman karena Allah SWT. Bukan karena kepentingan sesaat. Misalnya, berteman karena kekayaan, bisnis, kecantikan, suku, dan lainnya. Tapi pilihlah sahabat karena bisa menjaga dari kesesatan dan selalu mengajak kepada jalan Allah SWT," jelas Halwa, Hasan menepuk menatap bangga kepada istrinya.
"Weh ... aku sering pilih-pilih. Jujur ya ... aku sebenarnya kabur ... salah satunya karena dijodohkan. Hehehe." Hasan mengakui masa lalunya.
"Maklum banget, akupun maunya juga berjodoh dengan yang ganteng. Tapi ... kalau ingat ketampanan dan kecantikan akan memudar karna usia, hati pasti akan menerima. Belajar ikhlas ridho dengan apa yang sudah ditentukan."
"Wah kalau gini inginnya ngobrol terus, sama kamu Halwa. Kadang aku merasa kita hanya teman. Aku bersyukur kamu mau mondok," kata Hasan.
"Apa Kak ini. Jangan berlebihan. Kak ingat ini juga. Imam Syafi'i berkata, "Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat dia, jangan pernah engkau melepaskannya. Karena mencari teman baik itu susah, tapi melepaskannya sangat mudah.
Inilah persahabatan sejati. Persahabatan karena Allah SWT. Persabahatan yang akan berlangsung sampai akhirat. Alangkah bahagia nanti, ketika sahabat kita bisa memberi syafaat di akhirat," Saling menjaga, nanti rebutan orang yang disuka berantem, hehehe."
"Hehehe, sering itu say, tikung menikung. Heh ... Apakah sama halnya cintakan bisa sampai ke surga, apa sahabat yang lillah juga bisa sampai surga?" tanya Hasan sambil membuka lembaran kitab suci Alquran.
"Kak, keluarga, sahabat, istri Anak. Jika menjadi penghuni surga. Telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu waktu di dunia, maka mereka pun bertanya alias mencari kepada Allah, "Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami. Sewaktu di dunia kami selalu bersama, kami salat bersama mereka, kami puasa bersama mereka dan kami berjuang bersama mereka. Dan Allah pun berfirman, "Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun sekecil zarrah." (HR Ibnu Mubarak dalam Kitab Az-Zuhd). Dari hadist itu saja Allah SWT menunjukkan kebaikan. Jadi mari membina persahabatan yang Lillah dan jangan berlebihan. Karena kita sudah muhrim. Sekarang aku meyakinimu. Mari kita lakukan pernikahan yang sesungguhnya." Perkataan Halwa membuat Hansan gugup dengan menelan ludah kasarnya.
"Kak. Firman Allah itu memang benar. Ada santri saat pulang karena liburan, dia berbuat ehem. Lalu hamil deh, Ya Allah serem ya."
"Wanita wanita yang keji adalah untuk laki laki yang keji, dan laki laki yang keji adalah untuk wanita wanita yang keji pula. Dan wanita wanita yang baik adalah untuk laki laki yang baik dan laki laki yang baik adalah untuk wanita wanita yang baik pula." (QS An Nur : 26). Jelas dalam firman tersebut bahwa Allah memberikan jodoh berdasarkan akhlak dari hamba Nya tersebut, sebab itulah senantiasa ada nasehat bahwa setiap orang hendaknya memperbaiki diri," ujar Hasan, yang lalu disandari istrinya.
"Aku juga tahu ayat yang artinya. Laki laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki laki yang berzina atau laki laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang orang yang mukmin." (QS An Nur : 3). Firman ini juga merupakan cermin dari jodoh yang Allah ciptakan untuk hamba Nya, wanita atau lelaki yang berzina nantinya akan mendapatkan jodoh yang seperti dirinya. Nau'dubillah ...."
"Allah menghalalkan seorang laki laki dan wanita yang sholeh yaitu yang masing masing menjaga kehormatan dirinya untuk menyatukan hubungan mereka dalam ikatan yang halal. Merupakan sebuah nikmat terindah dari Allah jika dua orang yang saling mencintai bersatu dalam ikatan yang halal dengan niat beribadah kepada Nya. "Dan dihalalkan mengawini wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita wanita yang beriman dan wanita wanita yang menjaga kehormatan diantara orang orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya tidak dengan maksud berzina." (QS Al Maidah : 5)."
"Kak. Cerita tentang sahabat Muadz bin Jabal yang ditegur Nabi SAW. Aku penasaran," pinta Halwa.
"Jadi. Suatu hari, sahabat Muadz bin Jabal RA. Shalat Isya berjamaah bersama kaumnya. Di tempat tersebut ia menjadi imam. Sewaktu masih berlangsung jamaah shalat tersebut, salah seorang makmum mufaraqah (keluar dari jamaah), untuk kemudian dia melakukan shalat munfarid (sendirian). Rupanya, ia merasa keberatan tatkala sang imam membaca Surah al-Baqarah dalam shalatnya."
"Aku pun tidak mampu," sahut Halwa.
"Hehehe. Sama. Usai shalat, Muadz ditodong sejumlah pertanyaan dari sebagian jamaah, sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih Bukhari. "Apakah kamu berlaku munafik wahai fulan?" tanya salah satu jamaah kepada Muadz. "Tidak," jawab Muadz. Kurang puas dengan jawaban tersebut, mereka mendatangi Rasulullah saw untuk mengadukan persoalan ini.
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami para pekerja penyiram bekerja pada siang hari, dan sesungguhnya Mu'adz shalat Isya' bersamamu, kemudian dia datang mengimami kami dengan membaca surah Al-Baqarah," demo mereka.
Nabi pun mengklarifikasi persoalan ini kepada Muadz. Setelah mengetahui duduk permasalahan. Nabi kemudian memberikan nasihat kepada sahabatnya itu. "Mengapa kamu tidak membaca saja surat 'Sabbihisma rabbika' (al-A'la), atau dengan asy-Syams atau 'Wallaili idzaa yaghsyaa' (al-Lail)?" tutur Nabi. "Karena yang ikut shalat di belakangmu mungkin ada orang yang lanjut usia, orang yang lemah, atau orang yang punya keperluan." Begitulah, imam atau pemimpin adalah seorang yang menjadi panutan dan diikuti oleh orang banyak. Maka, dia mesti bisa ngemong (memperhatikan dan melayani kebutuhan) umat. Kebijakan tidak hanya diukur dari kemampuan dirinya, tetapi juga memperhatikan maslahat dan mudarat yang akan menimpa umatnya."
Halwa menatap suaminya.
"Sudah jatuh cinta? Kepada Kang santri ini? Hahaha. Bercanda dan merayu istri adalah salah satu bumbu rumah tangga. Bahkan disetarakan dengan dzikir sebagaimana sabda Nabi dalam riwayat Tirmidzi: "Segala yang melalaikan seorang Muslim (dari dzikir) adalah batil, kecuali empat hal, (salah satunya,bercanda-ria dengan istri." Hasan tersenyum manis. Halwa merasa malu.