Chereads / Suami Dadakan / Chapter 16 - Berubah Drastis

Chapter 16 - Berubah Drastis

Halwa masuh tidak ingin turun dari dalam mobil. Hasan memandangnya.

'Aku melihat ketaqwaan yang nyata darimu. SubhanaAllah ... aku benar-benar berjuang karena Allah dan di jalan Allah. Semoga Allah selalu membuat aku semakin jatuh cinta. Tapi ... apa kecupan tadi tanda cintanya?' tanya Hasan dalam hati.

"Mas. Apa arti taqwa?" tanya Halwa tiba-tiba.

"Ini menurut Imam Qusyairi tentang kata taqwa, mengandung empat simbol huruf, yakni huruf Ta' yang bermakna Tawadlu , huruf Qof, mempunyai arti Qona'ah, huruf Wawu, berarti Wara', dan huruf Ya' berarti Yaqin. Dari susunan kata tersebut maka seseorang dapat disebut telah memperoleh derajat taqwa apabila memiliki 4 (empat) sifat, antara lain. Tawadlu', adalah sikap rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, tidak takabbur, tidak mau menonjolkan diri dan jauh dari arogansi, walaupun Allah SWT telah memberikan kelebihan padanya, kelebihan harta jadi orang kaya, kelebihan ilmu jadi orang alim, kelebihan fisik jadi orang tampan dan cantik, kelebihan kekuasaan punya pangkat, jabatan, kedudukan. Orang tawadlu menganggap bahwa semua kelebihannya adalah amanah, titipan Allah SWT yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan."

"Aku sering berbangga diri. Ya Allah ... semoga Engkau mengampuni hamba. Aamiin," kata Halwa.

"Sifat tawadlu menumbuhkan rasa persamaan, kesamaan, menghormati, menghargai, toleransi, rasa senasib dan cinta keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur membawa seseorang kepada budi pekerti yang rendah dan hina seperti dengki, marah, mementingkan diri, ingin menang sendiri dan suka menguasai orang lain. Semoga Allah selalu membuat kita sadar diri, Aamiin."

Allah SWT berfirman dalam Qur'an Surat Lukman ayat 18 :

dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."

"Lalu apa artinya Qona'ah?" tanya Halwa yang memandang suaminya lekat-lekat. Hasan merasa malu.

"Qona'ah adalah menerima apa adanya, menerima yang sedikit, ridlo dengan segala pemberian, karunia yang menjadi keputusan Allah. Menurut Al Ghazali, orang qona'ah adalah orang yang merasa kaya meskipun tidak kaya, dirinya merasa cukup dengan apa yang telah diberikan, dilimpahkan, dianugerahkan Allah kepadanya, ia tidak mau tergiur mati-matian mengejar sesuatu yang tidak bisa dibawa mati, ia menjadi merdeka karena ridlo (menerima apa adanya) segala keputusan Allah. Rasululloh SAW bersabda : "Bukanlah kekayaan itu lantaran banyak harta, tetapi kekayaan sebenarnya adalah kekayaan jiwa" ( HR.Tabrani).

Orang qona'ah selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT, seberapapun itu hasil yang kita dapatkan harus diterima dengan lapang dada. Orang qona'ah tidak mudah menyerah, putus asa dan kecewa jika hasil yang sudah kita usahakan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Allah SWT berfirman dalam Qur'an Surat Yusuf ayat 87 :

dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."

"Suamiku ... teruslah membuat aku terpikat karena penjelasanmu," ujar Halwa yang semakin membuat Hasan malu.

"Segala puji bagi Allah. Lalu Wara' adalah sikap berhati-hati, menahan diri, menjaga diri, menjaga kesucian diri yaitu menahan diri dari hal-hal yang tidak baik (haram), tetapi juga menahan diri hal-hal yang tidak jelas, tidak pantas (syubhat), meninggalkan yang meragukan dan mengambil yang terpercaya.

Orang yang wara' selalu selektif dan berhati-hati terhadap sesuatu, dia berhati-hati betul dalam berucap, bersikap, bertindak, juga dalam memutuskan segala sesuatu yang terkait dengan dirinya. Karena itu peluang selamatnya menjadi lebih besar.

Rasululloh SAW bersabda : "Jadilah seorang yang wara', niscaya engkau menjadi manusia yang paling tinggi (kualitas) ibadahnya." ( HR. Ibnu Majah )"

"Suami, aku menunggu yang ke empat, tolong jelaskan dengan gamblang ya," pinta Halwa.

"Imam Qusyairi menyebutkan, yaqin itu adalah ketetapan ilmu yang tidak berputar putar dan tidak terombang ambing serta tidak berubah rubah dalam hati. Nabi saw bersabda "Yang sangat aku takuti terhadap umatku adalah lemahnya keyakinan mereka."

Dalam kehidupan ini seseorang harus bersikap optimis kendati perjalanan hidup tidak selamanya manis. Tidak ada satupun yang tidak bisa diraih, tetapi syaratnya jangan ragu, sebab keraguan hanya menunjukkan bahwa tekad kita belum maksimal, tak ada kebaikan dalam keraguan, yaqinlah dengan seyaqin-yaqinnya bahwa Allah kuasa mengabulkan hajat hambanya, dengan keyaqinan yang mustahil akan bisa menjadi kenyataan, tetapi tanpa keyaqinan, kepastian akan menjadi sirna.

Allah itu sesuai prasangka hambanya, bila kita yaqin bahwa Allah akan menolong kita, maka Allah benar-benar akan menolong kita, bila kita yaqin bahwa Allahmengabulkan doa kita, maka Allah benar-benar akan mengabulkan doa kita."

"Ya Allah, Allah maha baik. Dab manusia sukanya mengeluh saja. Ya Allah ... apalah aku yang dulu. Aku meninggalkan salat dan ibadah lainnya karena kesedihanku," kata Halwa penuh sesal.

"Tapikan kamu sudah mengganti salatmu. Jadi yakin saja jika Allah Maha Menerima segala sesuatunya. Aamiin. Allah melihat hamba yang tulus. Aku yakin Allah pasti akan menempatkan Fatih di temlat terindah Aamiin," kata Hasan.

"Aamiin. Tapi sekarang ini yang terpenting adalah hubungan kita. Dengan lantaran hidup bersamamu..Aku mudah mengumpulkan banyak pahala. IngsyaAllah. Pelan-pelankita hadapi bahtera dengan yang sudah diajarkan Nabi SAW."

"Semoga berkah istriku," sahut Hasan.