Chapter 14 - Menahan

Mendengar maaf dari Queen membuat Daniel menatap punggung gadis itu yang sudah membelakanginya. Lalu dengan sengaja Daniel mendekatkan dirinya dan memeluk pinggang Queen dari belakang.

Perlakuan Daniel sampai membuat Queen kaget. Pasalnya ia tidak terbiasa merasakan pelukan lembut dari pria itu.

"Maaf, Tuan. Kenapa tiba-tiba kamu memelukku?" tanya Queen tanpa menoleh kearah Daniel.

"Aku adalah tuan mu jadi mau aku melakukan apapun itu terserah padaku. Lagipula malam ini aku hanya tidur nyenyak. Sudahlah jangan banyak bertanya lebih baik tidurlah karena besok kita harus cepat-cepat untuk fitting baju pengantin," ucap Daniel seraya menguatkan pelukannya.

Di saat pelukan darinya semakin kuat, Daniel justru kebingungan dengan tindakan yang sedang ia lakukan. Hingga batinnya berkata. 'Apa aku sudah gila memeluk Queen tiba-tiba? Tapi, jika aku melepaskan diri sekarang justru nanti akan terlihat aneh. Ah sudahlah sebaiknya aku langsung tidur.'

Lain halnya dengan Queen. Ia mencoba tidur, tapi tetap saja tidak bisa tertidur meskipun sudah mencoba berkali-kali untuk memejamkan mata.

'Jadi seperti ini dipeluk suami ketika tidur, tapi sayangnya aku hanyalah dianggap seorang budak bukan seorang wanita yang berhak untuk ia cintai. Apa mungkin Daniel memelukku seperti ini karena dia mulai menyukaiku? Tapi, rasanya mustahil jika dia jatuh cinta dengan gadis yang tidak memiliki apapun sepertiku,' batin.

Keduanya sedang sibuk bercakap dengan diri masing-masing sampai tidak mereka sadari mereka sudah benar-benar terlelap di alam mimpi masing-masing.

Pagi tiba mentari sudah mulai memperlihatkan sosok jati dirinya kepada sang bumi. Queen pun terbangun, ia menggeliat di dalam pelukan Daniel. Sampai-sampai ia baru sadar jika dirinya masih di peluk erat oleh pria itu. Mencoba melepaskan dirinya, namun tiba-tiba tangan Daniel justru kembali mengeratkan pelukannya hingga membuat Queen tidak bisa bangkit.

'Ya ampun ... jika terus seperti ini bisa-bisa aku bangun kembali tertidur. Apa sebaiknya aku bangunkan saja?' batin Queen.

Ia pun sudah memutuskan untuk membangunkan Daniel tidur. Saat dirinya ingin membalikkan tubuhnya Daniel justru membuka mata lalu dengan cepat melepaskan pelukannya bahkan mendorong Queen untuk sedikit menjauh.

"Hey! Apa kamu sengaja memelukku? Bahkan sekarang ingin memelukku dari depan? Bisa-bisanya kamu mencari kesempatan saat aku sedang tertidur," ketus Daniel dengan begitu cepat.

Queen mendengar hal itu membuat matanya membulat sempurna bahkan ia menepuk keningnya sendiri. Ia lalu menjawab. "Tuan, tolong jangan salah sangka dan jangan kepedean. Karena sedari semalam kamulah yang mencoba untuk memelukku. Jadi aku tidak ingin berbuat apapun dengan tubuhmu itu."

Setelah mengatakan itu dirinya ingin pergi, namun malangnya kakinya justru masih sakit bahkan sedikit kesusahan untuk turun dari ketinggian ranjang.

'Duh ... gimana caranya aku pergi dari sini jika kakiku masih sakit? Terus-terusan di sini yang ada Daniel semakin berpikir aku yang menggodanya,' batin Queen.

"Kenapa enggak pergi? Enggak bisa turun ya? Ayo sini kemari 'lah. Temani aku tidur lagi," ucap Daniel sembari menarik tubuh Queen.

Tarikan Daniel sangat kuat sampai-sampai membawa tubuh Queen jatuh kedalam pelukannya. Lalu tatapan mereka bertemu begitu lama, namun anehnya Daniel justru mendekati wajahnya sampai begitu dekat lalu tiba-tiba sebuah ciuman mendarat di bibirnya hingga membuat Queen terkejut.

'Kali ini aku menciumnya dengan sadar. Apa aku sudah memiliki perasaan dengannya? Tapi tidak mungkin. Pasti ini hanyalah ciuman karena pagi ini begitu dingin jadi aku menginginkan kehangatan,' batin Daniel yang belum melepaskan ciumannya.

Daniel berpikir jika dirinya hanya kebetulan mencuri ciuman dari Queen. Tapi, anehnya justru ia seperti menginginkan lebih. Bahkan tangannya mulai berjalan kearah tempat dada Queen. Tapi, tiba-tiba perbuatannya ia hentikan. Lalu membawa tubuh Queen jauh darinya.

"Aku akan turun, nanti akan ada pelayan yang akan memandikan mu jadi bersiaplah karena kita akan pergi mengobati kakimu dulu baru setelah itu kita pergi fitting baju," ucap Daniel di saat ia bangkit tanpa menatap kearah lawan bicara.

'Di mandikan oleh pelayan? Oh tidak! Pelayan di sini tidak suka denganku. Bagaimana caranya aku mengatakannya ya?' batin Queen cemas.

"Um, tunggu, Tuan. Bisakah aku tidak di mandikan oleh pelayan di sini? Bukan karena aku tidak mau hanya saja ... mereka tidak begitu suka denganku," ucap Queen dengan jujur.

"Oh ya? Lalu siapa yang akan memandikan mu? Apa kamu bisa mandi sendiri dengan kaki sakit seperti itu? Atau kamu mau aku yang memandikan mu, begitu?" tanya Daniel sembari memicingkan matanya.

"Ti-tidak, Tuan. Aku akan mandi sendirian pasti bisa," sahut Queen gelagapan sembari menggeser 'kan tubuhnya untuk turun.

Tapi, belum seberapa kakinya menyentuh lantai tiba-tiba ia sudah kesakitan, namun ia mencoba menahannya meskipun air matanya tidak bisa membohonginya.

'Gadis ini keras kepala sekali, dia bahkan sok kuat untuk turun sendirian. Benar-benar menyusahkan, tapi aku merasa kasihan,' batin Daniel di saat melihat Queen menangis dalam diam.

Dengan cepat ia mendekati tubuh Queen. Lalu membopongnya dan langsung ia bawakan ke kamar mandi. Tanpa aba-aba darinya lalu Daniel melepaskan pakaian dari Queen. Meskipun gadis itu terkejut.

"Tuan, apa kamu ingin memandikan ku? Tidak perlu biarkan aku mandi sendirian," tolak Queen sembari menutupi sebagian tubuhnya.

"Hey! Jika kamu mandi sendirian bisa-bisa aku tidak bisa berangkat ke kantor. Belum lagi kita harus fitting baju kalau tidak Mami akan memarahiku. Sudahlah diam saja dan jangan cerewet!" ketus Daniel.

Daniel menelan ludahnya di saat melihat tubuh Queen tanpa sehelai benangpun. Begitu indah dan sempurna. Ia mencoba menahan dirinya sendiri. Namun, ia tersenyum tipis di saat mulai menyabuni tubuh indah itu meskipun dari belakang. Queen sendiri berkali-kali menahan malu sampai pipinya memerah.

Di saat Daniel bangun lalu berhadapan dengan Queen. Daniel menyabuni di bagian depan tepat di bahu Queen. Tapi, di saat itu Queen tidak berani melihat ke wajah Daniel. Iya terus menunduk, tapi di saat pula Queen menyadari jika sesuatu bangkit dari balik celana pendek milik Daniel. Justru membuatnya penasaran.

'Ya ampun ... rasanya sekarang perasaanku benar-benar kacau. Antara malu, bahagia, tapi juga penasaran. Bagaimana ini? Haruskah aku menggodanya? Aku tahu pasti Daniel dengan sengaja menahannya, tapi ini kesempatanku agar bisa mengambil sedikit hatinya walaupun nanti dia akan mencampakkan ku setidaknya aku punya kenangan dengannya,' batin Queen.

Queen mulai memberanikan dirinya untuk mengambil kesempatan saat itu. Ia lalu melepaskan tangannya yang mencoba menutup kedua tempat berharga miliknya. Lalu menatap wajah Daniel sembari mengigit perlahan bibir bawahnya. Saat itu pula Daniel menyadari jika Queen sudah tidak menutup kedua sisi tempat indahnya.

'Bagaimana ini? Jika aku menahan diri sungguh aku tidak sanggup. Tapi, jika aku tidak menahan diri bisa-bisa dia mengira kalau aku menyukainya,' batin Daniel.