Chereads / Terjebak Pernikahan Mr. Arrogant / Chapter 18 - Kehadiran sosok baru

Chapter 18 - Kehadiran sosok baru

Daniel terus menatap di saat Queen begitu lama berpamitan dengan orang lain. Hingga membuat hatinya kesal lalu berkata. 'Lama banget lagi udah tahu dari tadi berdiri terus sekarang berdiri lagi. Benar-benar drama banget ini cewek.'

Di saat itupun Queen berjalan kearah suaminya. Ia memberanikan diri untuk menggenggam tangan Daniel hanya demi memperlihatkan kemesraan di depan orang lain meskipun pada kenyataannya tidak seperti itu. Semua orang melambaikan tangan di saat mobil mereka ingin pergi. Lalu tiba-tiba tidak lama dari itu sebuah mobil yang tidak lain adalah milik Darrel mengikuti dari belakang sampai-sampai meninggal Sheila sendirian.

Sheila kesal menatap kepergian Darrel. Ia mencoba memanggil, namun percuma Darrel sudah melaju sangat cepat. Ia pun kesal hingga menghentakkan kakinya.

"Dasar enggak tahu diri banget! Udah di kasih ajak ke pesta terus sekarang malah di tinggalin. Awas ya kamu pas udah sampai di rumah nanti aku omelin. Pergi berdua terus sekarang pulang enggak tahu sama siapa. Duh ... nunggu taksi malah habisin duit! Apa aku minta antar aja ya sama Hardiem? Bego banget lagi kenapa harus ngomel-ngomel dulu baru otak ku cemerlang? Huuf!" kesal Sheila.

Ia pun bergegas untuk mendekati Hardiem. Lalu setelah merayu dengan 1001 cara hingga akhirnya Hardiem mau untuk mengantar dirinya pulang. Di dalam mobil justru wajah Sheila cemberut sampai-sampai membuat Hardiem ingin tertawa.

"Heh! Itu wajah kenapa kaya baju kusut terus?"

"Bukan urusan kamu," ketus Sheila tanpa melirik kearah lawan bicara.

"Oh ... gitu ya sudah aku enggak jadi antar deh kamu turun di sini ya," ucap Hardiem dengan sengaja.

Sontak membuat Sheila berpaling seratus delapan puluh derajat menatap kearah Hardiem. "Eh! Jangan dong. Ah kamu enggak asyik banget. Ini tuh karena itu si cowok tengil itu pakai ninggalin aku sendirian. Udah tahu aku bawa duit pas-pasan lagi gimana caranya naik taksi."

"Ha-ha-ha kasian banget kamu ya. Tapi, kalau nanti kamu di tinggalin lagi aku enggak akan antar lagi ya. Ogah banget habisin bensin ku aja," ledek Hardiem.

"Udah deh enggak usah senang gitu!" ketus Sheila seraya berpaling kearah lain. Perjalanan pun mereka lanjutkan.

Di sisi lain. Darrel terus mengejar mobil yang Queen naikin. Sampai-sampai mobil itu memasuki sebuah jalan yang begitu besar hanya saja di sana tidak ada perumahan lain. Hanya ada satu mansion berdiri kokoh ditambah dengan pepohonan yang tumbuh sejajar nan rapi yang membuat mansion itu terlihat lebih sejuk dan enak dipandang.

Tapi, Darrel justru berpikir aneh saat menatap kearah mansion itu. Mobilnya berdiri sedikit menjauh dari gerbang mansion tersebut.

"Aneh, kenapa mereka memilih tinggal seorang diri tanpa ada perumahan yang lain? Rasanya tidak cocok sekali bahkan terlihat berbahaya apalagi jika sampai Queen seorang diri di sana. Bukankah lebih bagus jika tinggal dekat dengan tetangga yang lain? Apa yang sebenarnya yang akan mereka lakukan di mansion ini?"

Darrel memajukan mobilnya lebih dekat meskipun jarak antara mobilnya dengan mobil pasangan pengantin jauh. Hanya saja ia ingin melihat lebih jelas di saat Queen turun.

Namun, ia melihat jika Daniel berjalan lebih dulu meninggalkan Queen yang sedikit kesusahan turun dengan gaun pengantin. Darrel kesal menatap semua itu, namun ia tidak bisa melakukan apapun.

"Benar-benar diluar dugaan. Kupikir suaminya akan menggendong nya lalu membawa masuk dengan mesra, tapi nyatanya justru meninggalkan Queen turun sendirian dengan pakaian super besar seperti itu. Sepertinya Queen memang menyembunyikan sesuatu dariku. Sebaiknya saat ini cukup pengintaian ku. Aku harus mencari banyak bukti jika nantinya terbukti kalau pria itu tidak cocok untuknya maka aku harus bisa membawa Queen terbebas. Hanya aku yang cocok untuknya. Tenang saja, Queen. Akan ku tunggu jandamu," gumam Darrel lalu meninggalkan tempat itu.

Di dalam mansion. Queen berjalan masuk seorang diri di dalam mansion super besar itu. Ia bahkan tidak tahu harus melangkahkan kakinya kemana. Benar-benar membuatnya kebingungan.

"Kenapa Daniel membawaku ketempat asing? Padahal rumah sebelumnya sudah nyaman untuk ku tempati," gumam Queen sembari menatap luasnya mansion itu

Di saat dirinya kebingungan tiba-tiba seorang wanita cantik berpakaian super sexy keluar dari salah satu kamar. Bejalan lenggak mendekati Queen ditambah dengan senyuman darinya.

"Hallo, selamat datang di tempat barumu," sapa wanita itu seraya melipatkan kedua tangan di dadanya.

"Siapa kamu?"

"Aku? Jadi suamimu belum memberitahu siapa diriku? Ya ampun ... Daniel! Sayang, kemari lah!" teriak wanita itu sampai membuat Queen membulatkan matanya karena terkejut.

'Apa aku tidak salah dengar? Dia memanggil suamiku, sayang? Apa yang sebenarnya terjadi?' batin Queen kebingungan.

Daniel pun datang lalu menghampiri wanita itu sembari memberikan kecupan untuknya langsung di depan Queen.

"Kenapa kamu berteriak? Nanti suaramu bisa-bisa serak?" tanya Daniel begitu perhatian tanpa memperdulikan perasaan Queen yang sedang menatapnya di sana.

"Ah kamu terlalu berlebihan sekali, Sayang. Jadi begini istrimu ini tidak kenal denganku. Kenapa kamu belum memberitahunya? Ayo cepat beritahukan dia siapa aku," pinta wanita itu seraya mengerakkan jarinya di dada bidang Daniel.

"Oh hampir saja aku lupa. Queen ini Rose, dan Rose ini Queen. Jadi Rose ini adalah ... kekasihku. Hanya saja dia kekasih yang belum bisa ku nikahi. Tapi, meskipun begitu sudah pasti aku akan menikahinya nanti," ungkap Daniel dengan tersenyum.

"Ya benar aku kekasih dari suamimu ini, tapi jangan sebut diriku perebut ya karena di sini yang merebutnya dariku itu adalah kamu. Um, sepertinya kita sudah cukup saling mengenal. Ah! Satu lagi. Queen, kamu tidak perlu canggung atau takut denganku karena aku tidak akan memakan mu. Hanya saja bersikaplah sopan jika bertamu di rumah orang," tegas Rose dengan jelas.

"Ya baiklah. Um, kalau begitu bolehkah aku pergi istirahat sebentar?" tanya Queen tanpa menatap kearah lawannya bicara.

"Oh ya tentu saja. Ayo, Sayang. Kita bersenang-senang bersama," sahut Rose sembari mengalihkan perhatiannya kepada Daniel.

Daniel mengangguk mengiyakan lalu berbalik arah meninggalkan Queen yang masih berdiri di sana. Batinnya pun berkata.

'Kenapa rasanya hatiku sakit saat melihatnya tidak berdaya saat ini? Padahal selama aku menyiksanya tidak pernah perasaanku seperti ini meskipun dia sering menangis. Tapi, justru melihatnya menunduk tanpa mengeluarkan air mata hatiku amat sedih. Apakah ini perasaan cinta atau mungkin aku hanya kasian dengannya? Sudahlah mungkin aku hanya kasian. Sebaiknya aku harus menyelesaikan urusanku lebih cepat dengan Rose agar aku bisa terbebas darinya,' batin Daniel.

Queen melangkah pergi dengan air mata di saat sudah melangkah jauh dari mereka. Ia ingin menangis bahkan ingin berteriak, namun niatnya dengan cepat ia urungkan lantaran ia hanya tidak ingin terlihat lemah di depan orang lain.