Chereads / My Boyfriend is My Foster Father / Chapter 17 - BAB 17 BETWEEN WORRIED AND MISS

Chapter 17 - BAB 17 BETWEEN WORRIED AND MISS

Suasana di New York sangat berbeda dari Indonesia. Saat ini di New York sedang musim panas, sedangkan di Indonesia sedang musim hujan.

Gabby tengah berdiri di balkon kamarnya menikmati suasana malam kota New York. Ia menatap ke arah langit, begitu banyak kemerlip bintang yang menghiasi langit. "Suasana di sini sangat cerah." Gumam gabby.

'tok..tok..tok' Suara ketukan pintu seketika membuat Gabby tersentak dari lamunannya. Gabby menatap ke arah pintu masuk kamarnya.

"Turun nak!, saatnya makan malam." Ucap Cassie berjalan mendekati Gabby, ia tersenyum ke arah Cassie dan di balas senyum oleh Cassie.

"Mom, Daddy apa masih belum pulang juga?" Tanya Gabby dengan nada khawatir.

Cassie menggeleng-gelangkan kepalanya pelan, "Belum, sepertinya masih ada hal penting yang di urus Daddy mu." Jawab Cassie.

Gabby merengutkan bibirnya, entah kenapa ia sangat khawatir dan rindu dengan Daddy nya.

"Jangan khawatir, pasti Daddy kamu akan segera pulang." Lanjut Cassie. "Sekarang kamu turunlah makan malam! Kakek dan nenek sudah menunggu di bawah." Ucap Cassie lagi dan hanya di balas anggukan kecil oleh Gabby.

***

Sedangkan di suatu ruangan mewah bergaya klasik dengan nuansa serba hitam dan coklat. Dengan sekitar ruangan ada rak bermacam-macam merk minuman beralkohol terdapat Keynan Harisson yang tengah duduk di atas sofa dengan menyandarkan punggungnya disandaran sofa sedang menunggu ke-tiga sahabatnya. kedua tangannya menyilang diatas dada dan kaki kanannya berada diatas kaki kiri dengan posisi saling menyilang. Ia akan mendiskusikan suatu permasalahan bisnis dan masalah pribadinya bersama sahabatnya.

Tak lama kemudian ke tiga sahabatnya telah datang.

"Hi dude." Sapa David dengan membawa sebuah map berwarna coklat. Begitu juga kedua sahabat yang lainnya menyapa Keynan dan dibalas senyum tipis oleh Keynan, dengan cepat wajah Keynan kembali berubah datar. Ia memang sangat pintar merubah ekspresinya secara cepat.

"Ini hasil yang telah ku temukan mengenai orang tua Gabby." Ujar David seraya duduk di sofa dan meletakkan map coklat diatas meja.

Keynan meraih map coklat itu, lalu ia membukanya perlahan. Ia melihat secara teliti sebuah foto masa kecil Gabby dengan kedua orang tuanya dan beberapa lembar dokumen.

"Sudah aku duga, kalau ada keanehan dengan orang tua Gabby." Ucap Keynan, lalu ia beralih membaca dokumen itu.

"Memang benar yang kau katakan Key, aku, breddy dan Jonny sudah mencari tau semua hal tentang keluarga Gabby. Dan banyak kejanggalan, akhirnya aku semakin tertarik untuk mencari tau lebih jauh." Jawab David.

"Iya Key, benar. Aku juga mendapatkan informasi kalau Marcellio Williams bukan ayah kandung Gabby. Aku yakin ada masa lalu yang sangat besar dibalik ini semua, tapi aku masih belum memastikan apa itu." Ujar Breddy menyambung perkataan David.

"Didalam foto pertama yang aku pegang foto Gabby dengan ibunya dan Marcellio Williams. Sedangkan foto yang kedua bukan Marcellio Williams, melainkan orang lain. Pasti itu ayah kandung Gabby." Ujar Keynan berspekulasi. "Kita harus mencari tau siapa pria ini. Dan bertanya ada masalah apa di balik semua ini." Lanjut Keynan dengan menunjuk ke arah foto pria yang dikatakan ayah kandung Gabby.

"Ah ya, aku hampir lupa. Rumah yang Marcellio Williams dan Kellyne tempati saat ini adalah milik mantan suami Kellyne, ibunya Gabby. Rumah itu bukan milik orang tua Williams. Dan setelah aku pikir, memang benar katamu Key, sepertinya di masa lalu ada masalah besar dalam keluarga itu saat Gabby masih kecil." Ujar Breddy.

"Oke, masalah orang tua Gabby kita cari tau nanti. Sekarang kita harus mencari cara agar bisa bekerja sama dengan Mr.Black Maxine." Ucap Keynan menyudahi diskusi masalah orang tua Gabby.

"Kita harus bisa mendapatkan kepercayaan Mr.Black Maxine terlebih dulu. Karena banyak rumor yang mengatakan bahwa Mr.Black Maxine sangat pemilih dalam mencari rekan kerja dan ia tidak mudah percaya dengan orang lain. Dengan kita mendapatkan kepercayaannya dan bekerjasama dengannya, kita bisa meningkatkan kembali jumlah saham yang turun diperusahaanmu dan kita bisa mendapatkan keuntungan lagi." Ucap pria berjas biru tua yang tengah duduk dengan berpangku tangan menatap ke arah Keynan.

"Aku juga tau itu Breddy, tapi bagaimana? Sedangkan kita sendiri tidak tau mana yang teman dan mana yang musuh? Ini New York, beda dengan di Indonesia. Dan lagi pula Mr.Black sangat bersih dalam memilih rekan sampai akar-akarnya. Kau mengerti maksudku?" Celetuk Keynan dengan nada serius dengan satu tangannya memegangi secangkir kopi, lalu ia seruput sedikit. Breddy hanya membalas perkataan Keynan dengan anggukan kecilnya.

"Kita juga tau sendiri bahwa Mr.Black Maxine itu terkenal dengan kekejamannya, jika kita ketahuan mengambil keuntungan banyak dan menipunya pasti kita semua akan dalam bahaya." Sambung Jonny.

Ke empat pria itu adalah Keynan, David, Jonny dan Breddy. Ketiga pria itu adalah sahabat Keynan sekaligus rekan bisnis Keynan. David sahabat Keynan semasa SMA, sedangkan Jonny dan Breddy sahabatnya saat ia kuliah.

"Kita harus mengatur cara yang lebih bersih. Benar apa kata Jonny, jika kita ketahuan menipunya, kita semua akan dalam bahaya. Bukan cuma kita saja, tetapi keluarga kita pasti akan ada dalam bahaya juga. Karena Mr.Black sangat teliti dengan setiap identitas rekan kerjanya." Ujar David

Keynan menatap setiap lawan bicaranya. Ia menganggukkan sedikit kepalanya dan kedua tangannya saling menyilang diatas dada. "Sepertinya aku tau bagaimana caranya." Ucap Keynan dengan menarik tipis ujung kiri bibirnya, seketika ketiga sahabatnya beralih menatap Keynan dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Bagaimana?" Tanya David penasaran.

"...." Keynan menjelaskannya kepada ketiga sahabatnya.

"Oke, aku setuju. Ini adalah strategi yang bagus." Ucap David.

"Dan satu lagi, aku ingin kalian mencari informasi tentang orang tua Gabby sedetail-detailnya sampai dari rahasia yang mereka sembunyikan. Gunakan mata-mata handal kita!" Perintah Keynan kepada ke tiga sahabat nya.

Bisa di bilang bahwa Keynan adalah ketua dari mereka berempat. Bukan karena apa? Tapi karena Keynan yang lebih cerdas dan pintar, serta lebih kaya dari mereka.

"Permisi tuan. Ada orang yang ingin bertemu dengan anda." Ucap salah satu pengawal memberi tau Keynan.

"Suruh dia masuk kedalam ruang kerja ku!" Perintah Keynan dan dijawab anggukan oleh pengawal berjas hitam itu.

"Siapa Key?" Tanya Jonny.

Keynan mengangkat kedua pundaknya seraya menjawab "Entahlah, aku juga belum tau." Jawab Keynan, lalu ia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang pertemuannya, atau juga disebut sebagai markas mereka ber-4, karena letaknya yang berada didalam ruang rahasia milik perusahaan Keynan yang ada di New York.

"Aku peringatkan, kalian bertiga jangan mabuk!" Peringat Keynan dengan sorot tatapan matanya yang tajam.

"Tenang saja." Jawab David dengan senyum liciknya.

Keynan sudah tau, kalau ia percuma memperingatkan ketiga sahabatnya itu. Karena ujung-ujungnya mereka tetap mabuk. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan ketiga sahabatnya itu.

Kini Keynan telah berada didalam ruangan kantornya. Ia duduk di sofa yang ada diruang kerjanya bersama tamu yang ingin menemuinya.

"Sebelumnya saya ingin tau siapa anda dan ada keperluan apa anda mencari saya?" Tanya Keynan kepada pria berjas abu-abu itu.

"Maaf sebelumnya tuan, saya menemui anda malam-malam. Perkenalkan nama saya Moondy Browger." Ucap pria berjas abu-abu itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan kanannya dan dibalas oleh Keynan. "Saya Keynan Harisson, pasti anda sudah tau saya?" Ucap Keynan bertanya.

Pria berjas abu bernama Moondy Browger itu menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis yang terlontar dibibirnya. "Keperluan saya menemui anda adalah mengajak bekerjasama anda dengan kami. Maksud saya, tuan saya Mr.Maxine ingin mengajak anda bekerjasama. Beliau akan berinvestasi dengan perusahaan anda, karena ia yakin kalau semua proyek yang anda jalankan akan berjalan sukses. Dan beliau juga tau kalau saham perusahaan anda mengalami penurunan karena korupsi salah satu staff kantor anda." Ujar Pria yang bernama Moondy Browger itu.

Seketika Keynan terkejut mendengar perkataan pria itu, bagaimana ia tidak terkejut? Perusahaan besar dibahwa naungan Mr.Black Maxine bekerjasama dengan perusahaannya. Keberuntungan, itu yang dipikiran Keynan saat ini. Bagaikan di jatuhi durian runtuh di siang bolong. Semua rencana yang telah ia susun bersama ketiga sahabatnya hilang sudah tidak berguna, karena tanpa ia menjalankan rencananya Mr.Black Maxine mendatanginya.

Raut bahagia tampak di wajah Keynan. Ia tersenyum lebar kala mendengar perkataan Moondy Browger.

"Saya sangat-sangat senang dan berterimakasih dengan tuan anda Mr. Black Maxine, karena sudah mempercayakan perusahaan saya untuk bekerjasama perusahaan beliau." Ucap Keynan berterimakasih kepada Moondy Browger.

"Iya tuan Harrisson, akan saya sampaikan rasa terimakasih anda kepada tuan. Dan ya, Mr.Maxine besok ingin mengajak anda bertemu di salah satu restoran Italy, nanti akan saya beri tahu waktu dan alamatnya." Ujar Moondy Browger.

"Iya, saya akan sangat bersenang hati untuk menghadiri undangannya."

"Ya sudah kalau begitu tuan, hanya itu yang ingin saya sampaikan. Saya permisi dulu." Kata Moondy Browger mengulurkan tangan kanannya untuk berpamitan.

Kedua pria itu lantas berdiri dari duduknya.

"Baik tuan Browger, terimakasih sudah menemui saya." Ucap Keynan seraya membalas uluran tangan Moondy Browger.

Tidak lama kemudian, setelah kepergian pria berjas abu itu. Ketiga sahabat Keynan masuk kedalam ruangannya dengan saling merangkul bahu dan berjalannya yang sempoyongan karena mabuk.

"Fuck, kalian pasti mabuk lagi?"

"Hanya minum sedikit." Jawab Breddy cengengesan. Lalu mereka bertiga duduk di sofa.

"Kalau gitu, besok saja aku beritau kabar baiknya kepada kalian." Ucap Keynan.

"Kabar baik? Apa itu kabar baiknya?" Tanya David.

"Besok, sekarang aku ingin pulang dulu. Lelah mengurus bayi besar bandel seperti kalian." Seloroh Keynan dengan wajah datarnya, dan berlalu pergi meninggalkan ketiga sahabatnya yang masih mabuk dan penasaran dengan kabar baik itu.

"Shit, bastard kau Keynan." Umpat Jonny lantang.

keynan meringis mendengar umpatan dari sahabatnya itu, lalu ia mempercepat jalannya menuju parkiran mobilnya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 malam, setengah jam setelah Keynan pulang dari kantornya. Ia sudah selesai mengganti pakaian formalnya dengan kaos berwarna abu dan celana dengan panjang selutut.

Lampu di dalam ruangan rumah mewah itu sudah seluruhnya dimatikan, karena penghuninya sudah berbaring diranjang kamarnya. Hanya Keynan yang masih senantiasa melek dimalam hari. Ia berjalan menyisiri tangga menuju ke lantai dua tempat kamar Gabby berada.

Dengan pelan Keynan membuka knop pintu kamar Gabby, takut jika ia membangunkan Gabby yang tertidur. Ia berjalan menghampiri Gabby yang tengah tertidur lelap dan membaringkan tubuhnya miring berhadapan dengan Gabby. Ia mengusap puncak kepala Gabby pelan, lalu menyiumnya sebentar. Senyum tipis terlontar dibibirnya. Lalu, Keynan mengubah posisi kepala Gabby diatas lengannya sebagai bantal. Perlahan Keynan menelusuri setiap inci wajah Gabby dengan jari kanannya, "Cantik." Puji Keynan. Kegiatannya itu seketika membuat Gabby sedikit menggeliat dan pelan-pelan Gabby mengerjapkan matanya. Dengan secepat kilat, Keynan merubah posisi tangannya yang semula berada di wajah Gabby.

"Dad...Daddy." Panggil Gabby dengan suara paraunya khas bangun tidur.

"Sssttt." Jari telunjuk Keynan berada di atas bibir Gabby. "Kamu lanjut tidur saja, Dad disini akan menemani tidurmu sampai pagi." Ucap Keynan dengan senyum tipisnya.

Entah mendapat dorongan dari mana, tiba-tiba Gabby mencium bibir Keynan dan dengan cepat ia melepas ciumannya. Seketika Keynan terkejut mendapatkan ciuman tiba-tiba dari Gabby, lalu Keynan mendekatkan kepalanya dengan wajah Gabby. Posisi bibirnya dengan Gabby sejajar dengan jarak hanya 2 cm.

Keynan menggerakkan dirinya untuk mencium Gabby. Awalnya sedikit mendapat penolakan dari Gabby, tetapi akhirnya Gabby menikmati ciumannya hingga lama kelamaan ciuman semakin dalam dan menggugah gairah masing-masing.

Keynan mulai memainkan lidahnya menelusuri setiap inci mulut Gabby. Begitu pula Gabby, ia juga menikmati aktivitas ciumannya. Lama kelamaan, Gabby mulai sesak napas. Keynan pun langsung mengakhiri ciumannya.

"Maafkan Daddy." Ucap Keynan meminta maaf.

Gabby tersenyum membalas ucapan Keynan. "Tak apa Dad. Aku merindukan Daddy. Kenapa Daddy pulangnya malam?" Tanya Gabby.

"Daddy ada banyak pekerjaan di kantor tadi." Balas Keynan dengan tangan kanannya mengusap rambut Gabby pelan.

Gabby langsung memeluk tubuh Keynan, karena rasa rindunya pada Keynan yang entah mengapa tidak bisa di tahan. "Kamu benar-benar rindu sama Daddy?" Tanya Keynan.

"Iya Dad, padahal baru setengah hari tidak ketemu. Tapi aku sangat rindu sama Daddy." Jawab Gabby. "I miss you so much Dad." Kata Gabby dengan polosnya, ia tersenyum malu karena perkataannya dengan nada yang terlihat alay dan lebay.

"Ya sudah, kamu lanjut tidur saja. Lagian ini sudah mulai larut tengah malam." Pinta Keynan dengan tangannya memegang bahu Gabby.

Gabby menatap mata Keynan begitu dalam. Ia memastikan apakah benar perkataan Keynan beberapa hari lalu, bahwa Keynan benar mencintai nya selayaknya wanita.

Keynan salah tingkah dengan Gabby yang menatapnya aneh, "Kenapa kamu menatapku begitu?" Tanya Keynan.

"Apakah aku boleh tanya sesuatu Dad?" Tanya Gabby balik.

Keynan mengangguk menjawab pertanyaan Gabby. "Apa saja yang ingin kamu tanyakan, tanyakan saja pada Daddy!"

Gabby terdiam sejenak, memastikan pertanyaan bagiamana yang pas untuk ia tanyakan agar tidak terlihat menyinggung.

"Emmm....Dad. Apakah perasaan Daddy itu benar?"

Keynan menautkan kedua alisnya ketika mendengar pertanyaan dari Gabby. "Maksud kamu, perasaanku kepada kamu?" Tanya Keynan kembali.

Gabby menganggukkan kepalanya pelan, "Ii...iya Dad." Jawab Gabby gugup.

Keynan lantas tersenyum mendengar jawaban dari Gabby, "Tentang perasaanku kepada kamu memang benar Gabby, aku sangat....sangat mencintai mu. Bahkan melebihi apapun, aku lebih mencintai mu dari segalanya. Hingga aku serasa ingin mati jika kehilanganmu. Segalanya akan aku korbankan demi kamu, apapun itu. Semua yang aku punya, akan aku korbankan demi wanita yang aku cintai bahagia bersamaku. Mungkin jika kamu dengar, memang terlihat berlebihan dan lebay. Tetapi memang benar yang aku rasakan saat ini kepadamu." Ungkap Keynan

gamblang.

"Awalnya aku kira dulu itu hanya perasaan sayang dan cinta seorang ayah kepada putrinya, akan tetapi setelah kamu menginjak dewasa perasaan itu semakin tumbuh besar dihatiku dan aku serasa tidak bisa mengendalikannya setiap melihatmu. Hingga akhirnya aku berpikir, suatu hari nanti pasti akan tiba waktunya aku akan memberitahukan semua perasaanku ini padamu. Dan akhirnya hari itu tiba. Yaa...saat ini, kamu sudah mendengar semua ungkapan perasaanku padamu. Akan tetapi, entah aku tidak tau kamu akan menerima perasaanku atau tidak. Tapi aku akan melakukan segala cara agar kamu mau denganku, mau menerimaku sepenuhnya." Lanjutnya.

Gabby hanya diam dan tersenyum dengan ungkapan Keynan dengan perasaanya kepada Gabby.

'Cup' Dengan secepat kilat Gabby mencium Keynan, lalu ia menarik selimutnya. Menyembunyikan dirinya di balik selimut, karena pipinya yang memerah malu.

"Ternyata kamu sudah mulai berani ya Gabby." Puji Keynan dengan seringaian kecilnya, lalu ia menggelitik pinggang Gabby agar ia mau membuka selimutnya menampakkan wajahnya.

"Sud....sudah Dad., Hwahahaha...Berhenti Daddy, geli Dad." Kata Gabby menyerah.

Keynan pun menghentikan aktivitasnya menggelitik Gabby. Ia menatap wajah dan mata Gabby dalam, sedangkan yang ditatap hanya diam dan salah tingkah. Lalu Keynan mendekatkan bibirnya disamping telinga Gabby. "I love you so much Gabby." Ucap Keynan.

ΔΔΔ