Chereads / My Boyfriend is My Foster Father / Chapter 18 - BAB 18 PAGI HARI DI NEW YORK

Chapter 18 - BAB 18 PAGI HARI DI NEW YORK

"Sud....sudah Dad., Hwahahaha...Berhenti Daddy, geli Dad." Kata Gabby menyerah.

Keynan pun menghentikan aktivitasnya menggelitik Gabby. Ia menatap wajah dan mata Gabby dalam, sedangkan yang ditatap hanya diam dan salah tingkah. Lalu Keynan mendekatkan bibirnya disamping telinga Gabby. "I love you so much Gabby." Ucap Keynan.

Gabby tersipu malu kala mendengar perkataan Keynan yang mengungkapkan cintanya, pipinya memerah lagi seperti tomat. Gabby pun langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Buka sayang, jangan kamu tutupi wajah cantik kamu. Apa kamu malu karena wajahmu memerah? Hemm?" Goda Keynan kepada Gabby.

"Aisshh, Daddy. Jangan menggoda ku." Ujar Gabby seraya memukul-mukul dada Keynan. Kini kedua tangan yang menutupi wajahnya telah Gabby buka.

"Sssttt, diam!. Tidurlah lagi, ini sudah mulai larut malam!" Perintah Keynan.

"Emm, tapi Dad. Bagaiman kalau kakek nenek dan Mommy tau kalau kita tidur bersama?" Tanya Gabby.

"Biarkan saja kalau mereka tau, lagian kita juga akan menikah." Jawab Keynan dengan senyum liciknya.

"Ishhh Daddy, aku serius Dad." Kata Gabby memanyunkan bibirnya.

"Iya-iya. Nanti sebelum subuh Daddy akan keluar dari kamar kamu, tenang saja okey." Jawab Keynan membuat Gabby merasa lega. "Ya udah, gih tidur!" Lanjut Keynan.

Gabby membulatkan matannya sempurna. "Emm, Dad. Tapi...emm." Kata Gabby menggantung.

"Kenapa?"

"Emm, tangan Daddy apa tetap disini?" Tanya Gabby.

"Tenang saja, Daddy tidak akan macam-macam sama kamu." Jawab Keynan dan di balas anggukan oleh Gabby.

****

Keesokannya sekitar jam 4 pagi, Keynan terbangun dari tidurnya. Ia mendudukkan tubuhnya disamping tempat tidur, lalu matanya tertuju pada Gabby yang masih terlelap dalam tidurnya.

Tangan kanan Keynan mengusap pelan wajah Gabby lalu mengecupnya. "Saat kamu sedang tidur saja, juga tampak cantik." Gumam Keynan memuji Gabby yang tengah tidur.

Lalu Keynan beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar Gabby. Ia sengaja bangun lebih awal, karena di jam 4 pagi keluarga dan para pelayannya belum bangun. Biasanya mereka mulai bangun dan mulai beraktifitas jam 6 pagi.

2 jam kemudian, Gabby telah bangun dari tidurnya. Ia menatap kesekeliling kamarnya mencari keberadaan seseorang, "Sepertinya Daddy sudah keluar." Gumam Gabby.

Gabby beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi. Tidak seperti biasanya Gabby bangun pagi dan langsung mandi, namun ia hanya ingin saja dan mulai ingin membiasakan dirinya untuk lebih disiplin lagi.

15 menit kemudian Gabby telah selesai mandi, lalu ia menuju ke walk in closet untuk mencari pakaian yang akan ia kenakan. "Sepertinya lebih baik aku memakai pakaian santai saja, aku ingin jalan-jalan ke taman belakang setelah ini." Gumamnya.

Gabby memutuskan untuk memakai baju santai yaitu, kaos kebesaran bermerk Fila berwarna biru tua dan memakai celana yang pendek. Lalu ia sedikit memoles wajahnya dengan cushion dan lipcream berwarna nude agar wajahnya tampak lebih segar.

"Sempurna." Kata Gabby. Lalu ia berjalan keluar dari kamarnya, namun saat ia sudah menuju pintu kamarnya, terdapat seseorang yang telah membukanya terlebih dahulu.

"Daddy." Ucap Gabby yang ternyata Keynan-lah yang telah membuka pintu kamar Gabby.

Keynan menatap Gabby dengan tatapan bingung, "Hemm, tumben kamu sudah bangun, daaann....sepertinya kamu juga sudah mandi." Kata Keynan seraya memandangi Gabby dari atas sampai kebawah.

Gabby meringis menampakkan deretan giginya yang rapi, "Hanya ingin saja Dad, aku ingin mulai membiasakan diriku untuk bangun pagi dan btw aku sekarang juga ingin menikmati udara pagi ditaman belakang." Jawab Gabby.

"Emm, okey. Kalau gitu Daddy pamit mau berangkat ke kantor dulu." Kata Keynan berpamitan.

"Daddy berangkat pagi lagi, padahal aku kira hari ini Daddy sedikit free?" Tanya Gabby dengan nada kecewa, ia menundukkan kepalanya.

Kedua tangan Keynan menyentuh bahu Gabby, lalu tangan kanannya memegang dagu Gabby agar Gabby mau menatap wajahnya. "Gabby sayang, Daddy hari ini sedikit sibuk dan ada janji meeting dengan Mr.Black Maxine, kamu tau kan siapa Mr.Black Maxine?" Tanya Keynan.

Gabby menggidikkan kedua bahunya dan keningnya mengerut pertanda bahwa ia tidak tau. "Memang siapa dia Dad?" Tanya Gabby balik.

"Sambil Daddy menjelaskannya, kita turun aja dulu ke depan." Ucap Keynan dan dibalas anggukan oleh Gabby, mereka berdua pun berjalan menuruni tangga menuju ke pintu depan rumah sembari membicarakan mengenai Mr.Black Maxine.

"Dia adalah seorang ternama dan terkenal di seluruh penjuru negara, pemilik dari perusahaan PT Coal Maxine dan pemilik dari King Of Maxine Mall, pusat perbelanjaan yang terkenal dan sudah tersebar di berbagai negara yang ada di Eropa maupun Asia." Jelas Keynan,

Mata Gabby terbelalak kala mendengar jawaban dari Keynan. Bagaimana tidak, PT Coal Maxine adalah perusahaan Ekspor Impor batu bara terbesar yang didirikan oleh Abraham Maxine kakek dari Black Maxine pada tahun 1950 yang pusat perusahaannya berada di Indonesia. Sedangkan King Off Maxine Mall pusat perbelanjaan yang didirikan oleh Black Maxine sejak tahun 1996 dengan pusat perusahaannya ada di Manhattan, New York.

"Dia memiliki wajah yang menakutkan dan terkenal dengan kekejamannya, jika ia menemukan musuh yang menghalangi jalannya tak segan-segan ia akan menghabisinya." Lanjut Keynan.

"Tapi Dad, apa dia tidak takut dengan hukum?" Tanya Gabby penasaran.

"Hukumlah yang takut dengannya, Mr.Black Maxine adalah seorang mafia kelas kakap dan segala cara akan dia lakukan untuk mendapatkan yang ia inginkan. Dia memiliki basecamp dan anggota tersendiri yang tidak ada seorangpun yang tau siapa anggotanya dan dimana tempatnya. Nama anggotanya adalah BM dan keberadaan BM belum banyak orang yang mengetahuinya. Dia membunuh bukan asal membunuh, melainkan membunuh orang yang patut dibunuh dan sebelum membunuh dia akan menyiksanya sesuai ganjaran dengan perbuatan musuhnya, pasti kamu tau maksudku." Jawab Keynan lugas, Gabby mengangguk mengerti.

Mata Gabby terbelalak mndengar kalimat terakhir yang dikatakan Keynan,"Hah...., Daddy akan membangun kerja sama dengan Mr.Maxine itu?"

Keynan menganggukkan kepalanya pelan "Ehemm" Jawab Keynan.

Tanpa mereka sadari, kini mereka telah berdiri tepat didepan pintu ruang tamu.

"Emm, okey Dad. Semoga kerjasama Dad dengan Mr.Maxine diberikan kelancaran tanpa adanya halangan apapun. Karena ini adalah peluang bagus untuk menutupi saham perusahaan yang sempat hampir merosot beberapa waktu lalu karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab." Ujar Gabby geram dengan kalimat terakhir yang ia ucapkan.

"Tenang saja sayang, pasti akan lancar. Dan lagian masalah kemarin sudah Daddy selesaikan dan Dad berikan balasan setimpal kepada mereka." Jawab Keynan.

Gabby mengerutkan keningnya, "Daddy membunuh mereka?" Tanya Gabby seketika membuat Keynan tertawa.

"Tidaklah, Daddy masih punya hati untuk membunuh mereka. Aku hanya memberikan mereka sedikit pelajaran." Jawab Keynan, Gabby mengangguk mengerti.

"Ya sudah, Daddy berangkat dulu. Kamu setelah ini langsung sarapan! Okey?"

"Okey Dad, Daddy hati-hati ya dijalan."

"Iya sayang." Jawab Keynan seraya mengecup sebentar pucuk kepala Gabby, seketika pipi Gabby merah merona karena perlakuan Keynan. "Ishh Daddy." Teriak Gabby dan dibalas kekehan kecil oleh Keynan.

Keynan pun memasuki mobil dan menancapkan gasnya keluar dari halaman rumah milik orang tuanya.

Gabby kembali memasuki rumah dan berjalan menuju ruang makan, jam sudah menunjukkan pukul 7 tepat. Dirumah milik Adam Harrisson semua pelayan sudah melakukan aktifitasnya masing-masing, pelayan bagian dapurpun juga sudah menyelesaikan masaknya dan kini mereka telah menata makanannya diatas meja makan.

"Selamat pagi Nona." Sapa salah satu pelayan yang menata makanan di meja makan dengan menundukkan tubuhnya dan tersenyum.

"Pagi juga." Balas Gabby tersenyum "Eh, kakek nenek sama Mommy kemana ya mbak?" Tanya Gabby.

"Biasanya tuan Adam jam segini menyirami kebunnya di taman belakang bersama nyonya, kalau untuk nona Cassie sepertinya belum keluar dari kamarnya." Jawab pelayan wanita itu. Gabby mengangguk mengerti dan tersenyum, lalu berjalan menuju ke taman belakang untuk menghampiri nenek dan kakeknya.

"Selamat pagi, kakek...nenek." Sapa Gabby menghampiri Adam dan Melly.

"Pagi sayang." Sapa Adam dan Melly balik secara bersamaan.

"Nenek, ini tanaman apa? Sepertinya aku belum pernah tau tanaman ini?" Tanya Gabby penasaran.

"Tanaman ini adalah Calochortus eurycarpus, nama lain bunga lili mariposa. Spesies tanaman berbunga Amerika Utara dalam keluarga lily. Bunga ini sangat langka. Maka dari itu Nenek dan Kakek sangat menjaga bunga ini dan merawatnya." Jelas Melly.

Gabby mengangguk mengerti, "Kakek dan Nenek suka berkebun bunga ya?" Tanya Gabby lagi.

"Iya Gabby."

"Sama dong, aku juga sangat suka sekali dengan bunga. Di Indonesia aku juga punya banyak bunga termasuk bunga lily, aku sangat menyukai bunga lily. Tetapi karena aku sibuk skripsi kuliah jadi jarang merawat bunga ku." Ujar Gabby dengan nada semangat dan ceria.

Adam dan Melly tersenyum kala mendengarkan perkataan Gabby, mereka sangat senang melihat Gabby semakin dewasa dan seceria ini. Sudah hampir 6 tahun mereka tidak bertemu dan hanya bertatap muka melalui ponsel saja.

"Oh iya. Tadi sarapannya suda jadi kek...nek, ayok kita sarapan dulu!" Ajak Gabby, lalu menarik tangan Adam dan Melly pelan menuju ke ruang makan.

"Eh Mommy sudah turun juga, pagi Mom." Sapa Gabby dengan senyumnya yang mengembang.

"Pagi juga Gabby sayang, gih silahkan dudu. Kita sarapan bersama." Balas Cassie.

Kini pun mereka sudah duduk rapi di ruang makan dan menikmati makanan mereka masing-masing.

"Selamat makan Mommy, Kakek,  Nenek." Ucap Gabby sebelum memakan makanannya.

***

Jam menunjukkan pukul 9, Keynan tengah duduk di sofa kantornya bersama ketiga sahabatnya menikmati kopi seraya bercengkerama.

"Katanya kau kemarin memiliki kabar bagus, kabar bagus apa?" Tanya Breddy seraya masih memegangi secangkir kopinya lalu menyesapnya.

"Oh itu, kemarin anak buah Mr.Black Maxine mendatangiku dan menawari kerjasama denganku." Keynan mengubah posisinya dengan kedua tangannya terlentang ditepi sandaran sofa.

Ketiga sahabatnya melotot terkejut mendengar jawaban dari Keynan. "Apa?? Benarkah? Kau tak bercanda kan?" Tanya Dave tak percaya.

"Apakah wajahku saat ini menunjukkan bahwa aku sedang bercanda?". Keynan mengerutkan keningnya dan membulatkan matanya.

Ketiga teman Keynan menggelengkan kepalanya secara bersamaan.

"Berarti benar kalau Mr.Black Maxine mengajakmu kerjasama?" Tanya Johnny meyakinkan.

Keynan menganggukkan kepalanya pelan dan menjawab Johnny "Ehemm".

"Bagaimana bisa Mr.Black Maxine mengajakmu kerjasama duluan dan kita saja belum menjalankan rencana kita?" Tanya Dave. Keynan menggidikkan kedua bahunya, "Entahlah, aku juga tidak tau. Tapi saat aku melihat anah buahnya tak tau sebagai apa di perusahaan Mr.Black Maxine, dia terasa tidak asing bagiku. Wajahnya familiar, aku seperti pernah melihatnya entah dimana." Ujar Keynan.

"Memang siapa namanya?" Tanya Dave.

"Moondy Browger." Jawab Keynan lugas.

"Sepertinya aku pernah mengenal nama itu, tapi aku tidak tau dimana." Sambung Breddy.

"Coba cari tau siapa pria itu, aku sangat penasaran dengannya!" Perintah Keynan kepada ketiga sahabatnya.

Saat mereka ber-empat tengah asik membincangkan tentang seseorang, terdengar suara deringan ponsel Keynan yang menghentikan perbincangan mereka.

Keynan mengambil ponselnya dari saku jasnya dan menatap ponselnya menunjukkan nomor yang tidak dikenal, lalu ia pun menggeser tombol hijau untuk mengangkat teleponnya.

"Halo, dengan Keynan Harrisson. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Keynan dengan nada formal, seraya Keynan berjalan menjauh dari ketiga sahabatnya untuk mencari keheningan.

"Siapa tuh yang menelepon Key?" Tanya Breddy penasaran.

Johnny dan Dave menjawab secara bersamaan "Entah" dengan menggidikkan bahunya.

"Saya Moondy tuan, orang yang kemarin ke kantor tuan Harrisson. Tujuan saya menelpon anda ingin memberi tau bahwa Mr.Maxine ingin bertemu anda di restoran Italia jam 12 siang nanti saat makan siang. Untuk alamatnya nanti akan saya sharelock ke anda." Jawab pria bernama Moondy yang ada diseberang telepon.

"Oke tuan Moondy, sampaikan salam saya ke Mr.Maxine. Nanti saya akan mendatangi undangan makan siangnya." Ujar Keynan.

"Baik kalau gitu tuan, saya matikan dulu."

"Baik." Jawab Keynan dengan sedikit menganggukkan kepalanya.

Ketiga sahabat Keynan menatapnya dengan penuh intimidasi, mereka penasaran apa yang dibicarakan Keynan dengan seseorang dibalik telepon itu.

***