Chereads / Lalita My Love / Chapter 8 - Bab 06 part II

Chapter 8 - Bab 06 part II

Lardo mengeleng, aku senang kalian bisa menemani adik kesayanganku.

"Aku juga sudah memesankan makanan untukmu kakakku sayang dan kau dilarang protes Mia mengingatkan, "Lardo mengangkat tangan tanda menyerah

Mereka makan dalam diam. Sebenarnya Lalita merasa tidak nyaman Lardo duduk tepat didepannya, beberapa kali mata mereka bersiborok.

Ramond megengan tangan Lalita, apa kamu menyukai makanannya sayang?, Ramond menatap Lalita hangat apa kamu merasa tegang, karena Lardo atasanmu?,

"Ini sangat lezat, Lalita menatap Ramond dan tersenyum manis, ya aku merasa sedikit tegang Lalita mengakui.

Ramond terkekeh, lupakan kalau pria dingin itu atasanmu sayang, kamu cukup mengingat diriku. "Lalita tersenyum

"Berhenti berisik-bisik kalian berdua benar-benar menyakiti mata omel Mia menatap Ramond dan Lalita yang hanya tersenyum". Mia melirik kakaknya, kenapa kakak tidak menghabiskan makanan kakak.

Lardo memiringkan kepalannya, aku sudah kenyang, sekarang katakan kenapa adikku yang selalu sibuk ini mengajakku bertemu di luar. "Kali ini apa yang kamu inginkan Mia?"

Mia melotot, kau menyebalkan kak. Kau selalu saja bisa menebaknya. Mia mengeluarkan list panjang dari dompet, papa memblokir semua kartu kredit ku padahal ada banyak yang ingin aku beli dan kau satu-satunya penyelamatku, kau kenal aku kak, aku tidak pernah boros seperti orang kebanyakan, tapi papa sangat menyebalkan hanya karena kesalahan kecil papa menutup semua akses, jadi Mia mengedip-ngedipkan mata

Lardo menatap datar list Mia, aku tidak mengerti satupun apa yang kau tulis disini Mia, ambil ini Lardo menyerahkan salah satu kartu kreditnya. Pastikan papa tidak mengetahuinya dan satu lagi jangan berulah sebelum papa mencoret mu dari daftar KK

Mia mendengus kesal, itu tidak akan pernah terjadi, aku putri kesayangan tuan Bermadi, papa sangat menyayangiku, kakak yang akan papa coret dari daftar KK. papa dan mama sudah mengingatkan kakak untuk berkeluarga, jangan hanya berkerja kakak harus ingat untuk menghasilkan seorang pewaris untuk keluarga Bermadi.

Lardo menatap tajam Mia, kau masih menginginkan kartu kecil yang ada ditangan mu itu adikku sayang, atau kau sudah tidak membutuhkannya lagi Lardo mengancam

Ramond terkekeh mendengar pertengkaran adik-kakak didepannya. Aku tidak tahu Lardo kalau om Bermadi sudah sangat putus asa denganmu diantara kita berempat kau dan Dante sudah cukup uzur untuk menghasilkan pewaris, seharusnya kau bertobat sebagai seorang bajingan dan mendengarkan dengan serius perkataan om Bermadi. "Kalau kau butuh bantuan", aku siap membantu sobat

"Lardo memberi tatapan membunuh pada Ramond". Urus saja urusanmu sendiri Ramond. Jangan sampai kau menyesal dengan ucapan mu barusan.

Ramond kembali terkekeh, kenapa aku harus menyesal Mr. Bermadi"

Lalita duduk dengan gelisah hal itu tidak luput dari tatapan Ramond. Apa kamu sudah kenyang sayang?,

"Umm..."

Ramond melambaikan tangan memanggil pelayan.

"Tidak perlu Ramond, aku yang akan membayar tagihannya".

Ramond menatap datar Lardo, aku tidak ingin kekasihku berpikir aku pria buruk karena menumpang makan gratis sindir Ramond

Lardo menatap tajam Ramond, aku yakin Lalita tidak ada masalah dengan hal itu, kau bawa saja kekasihmu pergi aku lihat sedari tadi Lalita terlihat tidak nyaman berada disini.

Ramond memincingkan mata, aku tidak tahu kau bisa sangat perhatian pada pegawai mu Lardo, apa aku harus curiga?

Lardo bersikap datar, terserah kau saja.

"Sialan kau Lardo...!!!", bentak Ramond terpancing emosi, apa sebenarnya maksudmu?

"Seharusnya disini aku yang kesal Ramond karna kau menuduhku. Apa kau tidak percaya diri dengan kekasihmu, atau hubunganmu ini hanya sebuah gimik sama seperti sikap baik yang selalu kau tunjukan di depan publik sindir Lardo dengan wajah datar.

Ramond mendengus, aku hanya tidak suka kalau kau mengunakan kekuasaanmu untuk mendapatkan sesuatu yang tidak baik Lardo. Aku sangat cemburu mengetahui kekasihku bekerja hanya berduaan di dalam ruang kerjamu.

"Ramond....".Lalita menyenggol pelan tangan Ramond", please....."

"Kali ini Lardo yang terkekeh, kami hanya bekerja Ramond, tampaknya hubungan kalian sangat rentah tidak ada kepercayaan di dalamnya", hati-hati Ramond siapapun akan dengan mudah masuk dan merusak hubungan yang rentah seperti ini.

Ramond berdesis. Sepertinya kami harus pamit berdebat denganmu tidak baik untuk kesehatanku. "Mia....kami duluan

Lalita memeluk Mia, maaf kami berdua mengacau makan malam mu

Mia terkekeh jangan terlalu dipikirkan sayang, Ramond dan Lardo teman lama, pertengkaran mereka tidak berarti apa-apa, aku sudah sangat bosan melihat mereka bertengkar, ini belum ada apa-apanya kalau melihat personil mereka lengkap, kau akan ngeri melihat betapa tajamnya setiap perkataan yang keluar dari mulut mereka. Jadi jangan terlalu memikirkannya, itu hanya cara mereka menunjukkan perhatian mereka.

Lalita mengangguk pada Lardo

"Kakak memang yang terbaik dalam mengacau". Mia menyuap makanannya. Apa kalian tidak bisa tidak selalu mendominasi percakapan, aku dan Lalita tidak sempat mengobrol karena kalian terus berdebat

Lardo mengernyit, dan kau adikku sayang berhenti terus mengomel sebelum keriput di wajahmu semakin bertambah

Mia melotot kesal, aku masih sangat mudah Mr. Bermadi junior. kakak lah yang sudah memiliki banyak keriput di wajahmu. Mia melipat tangan di dada aku benar-benar kesal padamu kak, seharusnya Lalita menjadi kekasihmu bukan Ramond, kau kehilangan tangkapan bagus. Susah-susah aku mendekatkan mu pada Lalita yang ada kau selalu saja membuatnya tidak nyaman dengan tatapan mengerikan mu.

Lardo menjitak pelan kepala Mia, aku bukan pangeran buruk rupa yang membutuhkan bantuan adik perempuanya untuk mendapatkan calon isteri.

"Pria workholik sepertimu mana ada waktu untuk mencari calon isteri, sekarang aku mengerti dengan ketakutan papa dan mama".

Ingat kak aku akan menguliti kepala wanita pilihanmu jika kau membawa wanita-wanita yang selalu kau tiduri menjadi calon isteri mu, sebagai adik aku tidak mau memiliki kakak ipar pemburu harta yang akan membuat kerusuhan dalam keluarga besar Bermadi.

Aku ingin sosok seperti mama yang lembut, perhatian dan penyayang keluarga, bukan wanita pemburu harta seperti wanita-wanita yang kamu kencani.

Lardo mendelik kesal ke arah Mia, itu bukan urusanmu Mia. Sekarang ayo kita pulang, aku lelah dan ingin tidur.

Mia membuang muka, cihhh....seorang Lardo Bermadi tidak pernah tidur pukul sepuluh malam seperti ini, dasar kakak bajingan kau pasti sudah memiliki janji dengan salah satu wanita-wanita mu itu kan tuduh Mia.

"Jangan banyak bicara adikku sayang, angkat bokong cantikmu dan aku akan mengantarmu pulang sekarang. Lardo meninggalkan Mia untuk membayar bil makanan mereka.

Di dalam mobil Mia masih menggerutu, Mia benar-benar tidak habis pikir bagaimana kakak laki-laki satu-satunya dan juga satu-satunya sepupunya bisa sama-sama bajingan. Apa mungkin semua pria kaya seperti kakaknya adalah seorang bajingan?

"Apa kamu tidak lelah menggerutu sepanjang jalan?".

"Aku sedang berpikir keras kak, kenapa kau dan Max menjadi seorang bajingan yang suka bergonta-ganti pasangan, apa kalian tidak takut dengan karma?".

Lardo menatap tajam Mia. Aku tidak akan membahas masalah pribadiku padamu gadis kecil. Kita sudah sampai, sekarang turun dari mobilkku.

"Katanya mau pulang dan tidur?"

Lardo menggendikan bahu.