Lardo berjalan mendekat. Seharusnya kamu berpikir ribuan kali saat memasuki kamar seorang pria".
Lalita merasa sangat ketakutan, saya benar-benar tidak bermaksud lancang sir, tapi saya______",
"Tersesat", potong Lardo
"Umm....", Lalita mengangguk
"Sayangnya kamu tersesat di tempat yang salah Lalita, Lardo menyeringai. Kamu tidak akan bisa keluar dari sini sebelum aku membiarkanmu keluar. "Lalita mengeleng-gelengankan kepala
Lardo menempelkan bibirnya ke bibir Lalita
Seketika Lalita mendorong tubuh Lardo dan bergerak menjauh
Lardo terkekeh, kemudian menarik tangan Lalita, menurunkan bibirnya ke bibir Lalita, melumat bibir Lalita rakus, tidak membiarkan Lalita melepas panggutannya. Lardo mengunci kedua tangan Lalita ke atas kepala Lalita dan memperdalam lumatan bibirnya di dalaman mulut Lalita.
Argg..sebuah erangan lolos dari mulut Lalita. Bibirmu terasa sangat manis. Lardo tersenyum di sela-sela memanggut bibir Lalita, ternyata sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Lidah Lardo mulai menjelajahi mulut Lalita. lidah Lardo mencicipi setiap rasa nikmat yang ditawarkan bibir lembut Lalita.
Lalita bingung dengan perasaan yang ditimbulkan bibir Lardo, ciuman-ciuman ini mengirim getaran aneh ditubuhnya, lidah Lardo yang berada di dalam mulut Lalita bergerak menyentuh setiap gigi-giginya dan menarik lidah Lalita untuk ikut bergerak dalam kesenangan yang ditawarkan bibir dan lidah ahli Lardo
Shit.....maki Lardo melepas panggutan bibirnya, membiarkan Lalita menarik napas
Napas mereka berdua sama-sama terenga-engga. Lalita tidak berani menatap Lardo, tubuh pendek Lalita menguntungkannya karena itu Lalita hanya bisa menatap dada Lardo yang bergerak naik turun seirama dengan tarikan napas pemiliknya.
Lardo tersenyum mendapati wajah Lalita yang memerah, Lardo menarik dagu Lalita agar menatapnya, mata itu tampak kebingungan juga bersinar. Lardo serasa ditarik sebuah sihir yang kuat saat mengunci tatapannya kedalam mata Lalita
Lardo menarik tubuh mereka semakin rapat, merasakan payudara Lalita yang menempel ditubuhnya bergerak naik-turun dengan lembut, bibir ini membuatku gila, setelah mengatakan hal itu Lardo kembali melumat bibir Lalita, kali ini Lardo lakukan dengan lebih lembut, mengeksplor setiap sudut bibir Lalita
Lalita menutup mata membiarkan Lardo menguasai tubuhnya. Entah setan apa yang merasuki Lalita membiarkan dorongan perasaan asing menguasi tubuhnya. Menikmati lidah Lardo yang menari lincah di dalam mulutnya. Lardo menciumnya dengan sangat ahli. Lalita merasa tubuhnya seakan meleleh, inikah yang dimaksud Tia dan Mia, seperti inikah rasanya dicium seorang pria, tapi tidak....Lalita berusaha mendorong tubuh besar Lardo. Ini tidak benar, Ramond pikir Lalita. Perasaan bersalah menyelimuti pikiran Lalita, bagaimana aku bisa menikmati semua ini. Lalita tidak bisa bergerak Lardo menahan kedua tangannya, bibir Lardo membuat Lalita melupakan logikanya.
Wajahmu merona sangat merah sekarang, bisik Lardo lembut di depan bibir Lalita yang membengkak
Lalita mencoba menyentuh bibirnya. Lardo menahan tangan Lalita. Jangan bisik Lardo. Bibirmu bengkak seperti baru saja dicium habis-habisan", jempol Lardo menyentuh bibir Lalita lembut, mata Lardo mengikuti gerakan ibu jarinya. Sekarang pergilah bisik Lardo serak.
Lardo memutar tubuh Lalita. Ia tidak ingin menahan Lalita lebih lama di kamarnya.
Pergilah sebelum Mia datang, aku tidak ingin Mia mendapatimu di kamarku dan memberondongku dengan banyak pertanyaan. Lardo mendorong Lalita keluar dari dalam kamar.
Lalita berjalan gontai masih bingung dengan apa yang terjadi di dalam kamar Lardo tadi, kenapa Lardo melakukan itu dan aku.....Lalita menutup mata mencoba menepis bayangan saat mereka berciuman. Aku.... "Menikmatinya" bisik Lalita dalam hati.
Sebuah perasaan bersalah memukul Lalita, Ramond...bisiknya pada ruang kosong dihadapannya. Aku.....aku membiarkan pria lain menyentuhku
Lalita teriak Mia dan Tia bersamaan. Mereka kompak menggeleng-gelenggkan kepala.
Kamu ini, kami baru saja akan mengirim regu pasukan khusus untuk mencari mu, apa kamu pingsan di dalam kamar mandi? tanya Tia dengan raut kesal
Lalita mengeleng
"Sudahlah, sekarang ayo makan, aku sudah sangat kelaparan ajak Mia, berhenti memarahinya Tia, lihat wajah bersalahnya. Apa kamu tersesat Lalita?,
Lalita mengangguk dengan wajah memerah, mengingat kejadian di kamar Lardo
Tia menatap heran dengan wajah merona Lalita, tapi Tia tidak ingin memperpanjang masalah tersesatnya Lalita. Karena siapapun bisa tersesat di rumah bak istana ini, Tia juga pernah beberapa kali tersesat di istana besar ini. Seharusnya kamu menelpon Mia, agar kami bisa menjemputmu tegur Tia
"Sudahlah Tia, jangan memarahi Lalita terus, Lalita pasti panik tadi berkeliling rumah. Apa kamu menemukan toilet yang aku tunjukan tadi, tanya Mia
"Umm...jawab Lalita".
Lardo kenapa kamu pulang?, teriak Mia dari meja makan, melihat kakak tampannya menuruni tangga dengan wajah datar
"Alis Lardo terangkat, sejak kapan aku dilarang pulang di rumahku sendiri.
"Ini weeken biasanya kakak selalu tinggal di apartemen, lalu sekarang apa yang kamu lakukan di rumah?, Mia mendengus kesal, teman-temanku merasa tidak nyaman denganmu
Lardo menatap Tia dan Lalita dengan ekspresi datar. Kalian tidak perlu kaku seperti itu, aku bukan CEO hari ini, jadi silakan bersikap biasa saja
"Sial bagaimana aku bisa mengabaikan pria yang baru saja menciumku habis-habisan bahkan bibirku masih terasa bengkak akibat ciumannya batin Lalita yang menunduk tidak berani menatap Lardo, yang tampak bersikap seperti tidak terjadi apa-apa
Mia bisik Tia yang duduk paling dekat dengan Mia, sepertinya kami pulang saja ya
"Tapi Tia.....", Mia memasang wajah memelas. Kalian tidak harus pulang secepat itu, kita belum sempat mengobrol, please...
Tia mengeleng, kita bisa mengobrol di tempat lain, tapi untuk kali ini kita batalkan saja
"Baiklah, aku mengerti kalian pasti tidak nyaman dengan kakak bajinganku. Aku akan mengantar kalian sampai pintu depan. Mia melotot pada Lardo yang sibuk mengunya makanannya
Kamu benar-benar menyebalkan Lardo, Mia bersungut duduk dengan menghentak-hentakkan kaki menatap tajam Lardo.
Lardo terkekeh. Aku tidak melakukan apa-apa pada teman-temanmu Mia. Mereka saja yang berlebihan.
"Kamu membuat mereka ketakutan teriak Mia dari seberang meja makan".
Lardo mentap datar Mia. Itu salah mereka sendiri, biasanya para wanita mengilaiku bukan berlari ketakutan saat melihatku bela Lardo cuek
Mia semakin senewen mendengar perkataan kakaknya. Itu karena wanita-wanita cantik tanpa otak dikepalanya yang hanya menginginkan harta dan status sosialmu yang selalu berusaha menjebakmu dan membawamu secepat mungkin ke altar pernikahan Mia kembali berteriak
Lardo tidak terkejut mendengar teriakan Mia tentang wanita-wanita yang selama ini ia kencani. Lardo menghendikan bahu santai mengabaikan pelototan adik kesayangannya itu . Sayangnya sampai sekarang tidak ada satupun dari mereka yang berhasil dan kamu nona tunjuk Lardo tepat di wajah Mia yang masih menatap garang dirinya. Tampaknya kamu melupakan sopan santunmu di atas meja makan nona.
Setelah mengatakan itu Lardo beranjak pergi meninggalkan Mia yang melongo. Lardo Masuk ke dalam mobil mewah miliknya, bersiap pergi ke lapangan golf. Max dan yang lainnya sudah menunggu.
Lardo bersiul senang. Tidak menyangka bisa mencicipi bibir Lalita yang manis dan lugu. Apa saja yang dilakukan Ramond?".