Kehidupan Hades di dunia sangat berbeda dengan di istana Giok di atas langit. Kalau sebelumnya dia terbiasa dilayani dengan baik dan mendapatkan pemujaan, kini Hades hanyalah anak miskin yang biasa dan tertindas.
Saudarinya tidak semua menyukainya karena adalah laki-laki dan ada kecemburuan di antara mereka apalagi Rhea terlihat begitu menyayangi Hades kecil yang malang itu.
Hanya Casandra yang paling bungsu di antara para gadis kecil percaya pada Hades dan menganggapnya sebagai saudara. Sisanya, mereka hanya pura-pura baik jika ada Rhea dan akan menindas dewa malang yang terkutuk itu bila tidak ada ibunya. Hal itu didukung oleh perlakuan dan sikap Jimmy yang sangat kejam kepada anak kecil yang tidak bersalah itu.
Lima belas tahun berlalu, Hades tumbuh dewasa. Wajahnya yang tampan semakin terlihat menawan walau ekspresinya persis seperti seorang pria yang berduka atas kepergian istrinya. Sangat jarang anak itu tersenyum atau tertawa. Wajahnya menunjukkan pilu dan duka mendalam.
Tak perlu dijelaskan mengapa sang pangeran kegelapan menjadi tampak seperti itu. Kutukan dan semua kepedihan yang dia alami sudah cukup menjawab, apalagi selama menjalani hukuman dia tidak boleh menggunakan kekuatannya secara sengaja. Lagipula kekuatannya saat ini hanya sedikit karena disegel oleh Titan agar tidak menyakiti manusia. Namun, semuanya itu akan kembali setelah Hades menyelesaikan hukumannya.
"Di mana anak sialan?" teriak Jimmy sambil membanting pintu dengan kasar.
Casandra yang polos dan menyayangi Hades hanya diam saja, sementara dua saudarinya mengolok-olok Hades yang dipaksa membelah kayu bakar.
"Itu dia, Ayah tolong jangan ampuni anak itu. Ibu tidak ada dan kita harus melakukan sesuatu padanya," bisik Isabella dengan wajah licik.
Rhea sedang pergi ke rumah ibunya untuk beberapa hari karena perempuan tua itu sakit.
"Benar, ini adalah kesempatan bagus untuk menindas anak sialan itu," bisik Althea dengan semangat.
Mereka membicarakan kebiasaan aneh Hades yang sering bermimpi di kala tidur. Dia akan memanggil ayah sebagai raja atau dirinya sebagai pangeran. Hal itu menjadi bahan lelucon dan ejekan bagi dua gadis dan ayah mereka.
"Pangeran sialan akan datang, mari kita sambut pangeran kodok yang terkutuk," kata Althea memulai hinaannya ketika mereka berdua mendekati Hades remaja yang sibuk memotong kayu dengan menggunakan kapak.
Rambut hitamnya yang panjang dibiarkan tergerai. Buliran keringat sudah membasahi pipi dan dagu remaja itu. Sebenarnya, dia tetap tampan bahkan dalam kondisi seperti itu.
"Aih, apakah kau pura-pura tidak mendengar?" goda Isabella tidak puas karena Hades masih dalam kondisi stabil alias tidak terganggu dengan kehadiran mereka.
Hades tetap diam dan melanjutkan kegiatannya.
"Apa kau bisu? Itu tidak sopan! Setidaknya kau jawab!" teriak Althea dengan suara melengking tinggi.
Akibat teriakannya itu, Jimmy yang tadinya hanya menatap dari kejauhan mendekat dan menyiram Hades dengan air dingin.
Bruussshh!
Sekujur tubuhnya basah dan dingin seketika.
Hades dengan sabar mengabaikan keberadaan tiga manusia sialan yang tidak berguna itu.
"Kau hanya debu," gumam Hades pelan.
Casandra mendekatinya dengan wajah panik dan khawatir. Gadis paling kecil itu segera membawakan handuk dan membersihkan bekas air di wajah dan rambut Hades.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Casandra dengan wajah dan suara pilu.
"Tidak. Aku tidak akan apa-apa. Tidak ada yang bisa terjadi padaku," balas Hades.
Casandra tersenyum pahit. Dia tahu Hades akan selalu memberikan jawaban itu. Entah itu kejujuran atau sekadar kata-kata penghiburan, gadis itu selalu percaya dengan setiap ucapan Hades.
"Whoaaa! Sang pangeran ternyata sudah mendapatkan putri. Hm, pasangan yang sangat serasi," ejek Isabella melihat Hades dan Casandra terlihat begitu akrab.
Casandra kesal dengan ejekan kakaknya dan sudah tidak tahan dengan penghinaan mereka selama ini. Jimmy walau sangat menyayangi Casandra dalam hal ini dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya pun sangat membenci Hades tanpa alasan.
"Kalian berlebihan dan sudah keterlaluan. Bagaimana kalian bisa menindas orang yang tidak bersalah?"
Casandra mulai meneteskan air matanya karena menahan emosi yang memuncak di kepalanya. Dadanya terasa sakit setiap kali melihat perlakuan yang tidak adil kepada Hades.
"Apa? Apa yang baru saja kudengar? Apakah itu pembelaan? Kau bisa mengatakan dia tidak bersalah? Dia lahir saja sudah salah, bayangkan bagaimana orang tuanya membuang dia begitu dia lahir. Itu pertanda kalau dia tidak berguna, tidak diharapkan dan hanya menjadi beban keluarga!" teriak Althea dengan wajah bengis.
Wajah cantik dua perempuan itu sangat berkebalikan dengan sikap dan perilakunya. Sama sekali tidak cantik, sangat mengerikan.
Casandra terlihat seperti akan melawan lagi, tetapi dihentikan oleh Hades.
"Lupakan saja, biarkan mereka," ucap Hades menarik tangan gadis itu dan masuk ke dalam rumah sambil membawa kayu di satu tangan lainnya.
Casandra sebenarnya tidak rela Hades hanya diam saja, tetapi melihat Hades sudah bertekad menghindar dia hanya ikut saja.
"Kau terlalu sabar," kata Casandra begitu mereka tiba di dapur dan Hades tengah menyusun kayu.
Dia termasuk kuat dibandingkan yang lainnya sehingga mengangkat dan memotong kayu bisa dilakukan dengan sangat mudah.
"Aku sudah melewati lebih dari itu dan kalau hanya seperti tadi lupakan saja, tidak ada gunanya melawan manusia seperti itu," jelas Hades sambil terus melanjutkan kegiatannya.
Casandra tersenyum walau hatinya terasa sakit mendengar penjelasan remaja yang tabah itu. Terkadang dia berpikir bahwa Hades mungkin bukan manusia, apakah dia malaikat atau dewa?
"Tapi mereka akan terus menindasmu kalau kau hanya diam. Kau harus tegas, sekali saja seumur hidup," terang Casandra.
Dia ikut membantu Hades dengan merapikan dapur dari sisi lain.
Hades terdiam dan seusia selesai menyusun kayu dia duduk dengan tenang.
"Ada saatnya untuk itu semua, jangan khawatir," ucapnya dengan lembut.
Casandra bisa melihat ketulusan hati Hades walau orang-orang berkata wajah pria itu sangat suram, dia sendiri malah bisa melihat Hades sebagai pria yang lembut dan tulus.
Seharusnya, dua kakaknya sudah menikah, tetapi pihak pria sudah beberapa kali membatalkan pernikahan karena sikap dan perilaku mereka kurang baik. Selain itu, masalah kemiskinan juga sebagai salah satu alasannya.
"Sebaiknya mereka menikah saja, aku sudah tidak tahan melihatnya," kata Casandra.
"Kurasa itu akan sulit dan bahkan kau bisa lebih dahulu mendapatkan suami yang baik," kata Hades.
Kemampuan Hades melihat masa depan masih bisa digunakan, hanya saja dia tidak bisa mencegah apa yang akan terjadi di masa depan dan tidak boleh melakukannya. Pada malam hari, sejak usianya 12 tahun dia sudah bertugas berkelana untuk mencabut nyawa manusia yang diperintahkan untuk diambil oleh penguasa kegelapan sementara.
Itu sudah menjadi tugas Hades di dunia, seolah dia adalah malaikat pencabut nyawa.
"Apakah akan ada hal baik?" tanya Casandra penasaran dengan masa depannya walau dia sebenarnya menyukai Hades, tetapi bukan suka yang seperti wanita dan pria pada umumnya, itu lebih kepada kasih sayang persaudaraan.
"Tentu saja, nasibmu akan baik karena kau juga baik. Kalau ada hal buruk berikan saja padaku," ucap Hades.
Casandra tertawa renyah mendengar ucapan Hades yang terdengar konyol itu. Walau dia tertawa Hades tahu kalau gadis itu tidak berniat mengejek atau merendahkannya, dia hanya merasa itu lucu.
Dari semua kejadian buruk dalam hidupnya, Casandra dan Rhea adalah hal baik yang membuat Hades sedikit mengerti dan memahami bahwa di seluruh dunia selalu ada hal buruk dan orang baik.