Chereads / Masa Mudaku Kisah Cintaku / Chapter 9 - MKC 9 Duo 'R'

Chapter 9 - MKC 9 Duo 'R'

"Gue serius Nggi. Itu HP kasian, kelamaan nggak ada yang pake nanti rusak."

"Jual aja kalo gitu."

"Jual sama lo aja kalo gitu ya."

Ada sekitar lima belas detik gue diam, berpikir.

"Berapaan?"

"Seratus ribu aja."

"HP apa kok murah banget?"

"Biasa aja kok. Besok gue bawa ya."

"Boleh."

Tapi gue nggal bisa tidur nyenyak malam harinya. HP macam apa coba yang mau Jono jual ke gue seharga seratus ribu perak?

"An, lo tau HP Jono yang katanya nganggur di rumah? Dia mau jual ke gue." pada akhirnya gue telepon Ana demi mencari jawabannya.

"Oh itu...kalo nggak salah yang iPhone X...."

Cukup!

Kayaknya gue salah pergaulan ini.

Memilih Ana yang mempunyai tetangga anak sultan!

Hari ini seharusnya jadwal praktek lapangan di kebun belakang peternakan ayam. Namun, karena tiba-tiba hujan deras dan guru pembimbing yang merangkap sebagai guru olahraga ada rapat membahas lomba basket antar sekolah maka praktek dibatalkan.

Sebagai gantinya kami harus membuat tiga pekerjaan rumah yaitu laporan kegiatan panen kemarin, agenda kerja panen kemarin, dan surat pos tentang pengalaman panen kemarin yang pura-pura dikirim ke saudara jauh. Ini lebih seperti tugas mengarang indah. Tetapi lebih baik dari pada harus hujan-hujanan di kebun.

Ana, Jono, Edi dan Ebi sebagai anggota tim basket sekolah juga diharuskan ikut rapat tersebut. Maka dari itu, gue memilih bergabung dengan anak cewek dari pada bersama buaya darat yang kebanyakan memilih untuk meniru pekerjaan temannya sendiri tanpa bersusah payah berpikir.

"Nggi, nanti pulang sekolah main ke rumah gue ya? Resti dan Riska juga ikut..." ajak Stefie sesaat setelah gue selesai mengerjakan tugas agenda kerja.

"Boleh."

"Sip, nanti langsung ke mobil gue ya."

"Siap."

Bisa dihitung dengan jari Stefie mengajak gue main ke rumahnya. Baru satu kali pas awal-awal tahun ajaran baru dan itu pun karena terpaksa. Lebih tepatnya gue diajak pulang bareng Stefie karena dia sedang merasa gabut.

Gue bahkan nggak tahu kata gabut itu artinya apa?

Separah itu gue!

Stefie merupakan tipe cewek modern yang sebenarnya. Apa pun yang keluar dari mulut Stefie pasti tidak jauh-jauh dari boyband korea, pacar, gebetan, gosip artis, make up, trend fashion terkini dan up to date. Sedangkan kemampuan wawasan otak gue tidak sampai sejauh itu, makanya gue sering minder sendiri. Tidak bisa mengimbangi Stefie yang gaul. Namun, Duo R alias Riska dan Resti mampu melakukannya padahal mereka cewek berkerudung.

Gue bukan sedang menilai Duo R tersebut tidak baik atau bagaimana, hanya gue saja yang terlalu takjub akan hal itu. Dan, menjadi bertanya-tanya sendiri kalau sebenarnya gue ini hidup di jaman apa?

Kenapa gue merasa kuper begini?

Apakah ini efek dari HP jadul warisan ibu?

Atau efek dari tidak adanya TV di kontrakan yang setiap beli pasti lansung hilang dicuri maling? Hingga akhirnya ayah memutuskan lebih baik tidak mempunyai TV.

Mungkin juga gue saja yang tidak berusaha untuk repot mencari tahu hal-hal semacam itu?

Gue nggak tahu.

Fokus gue hanyalah seputar bertahan hidup dengan stok makanan yang ada di rumah karena sering ibu dan ayah puasa , uang saku yang sangat minimalis, belajar menyesuaikan lingkungan baru dan berusaha untuk bisa rangking lima besar. Dan yang utama gue hanya akan melakukan sesuatu yang berfaedah semacam badminton di setiap hari Sabtu dan Minggu sore.

Duo R itu ya Resti dan Riska, Riska dan Resti. Tidak ada nama Stefie diantaranya, sekali pun dia lebih sering bergaul bersama.

Duo R selalu berangkat bersama. Kemana-mana selalu bersama dihampir setiap waktu dan kesempatan. Bagaikan pinang dibelah dua. Itulah Duo R.

Sedangkan Stefie atau gue hanyalah peran pendukung. Orang yang numpang lewat di kehidupan mereka. Ini bukan drama loh. Ini kenyataan yang berbicara. Mereka Duo R ini seperti mempunyai kehidupan sendiri yang tidak bisa disentuh orang lain sekalipun kami para cewek.

Mungkin Duo R ini mempunyai acara pengajian khusus secara rumah mereka juga berdekatan. Mempunyai kelompok belajar sendiri karena setiap ada tugas kelompok mereka selalu ada berdua, tidak bisa dipisahkan atau Duo R ini akan protes kenapa tidak bersama. Selengket itu jalinan pertemanan mereka. Hal yang tidak akan gue dapatkan sekali pun dengan Ana.

Sebagai manusia biasa, sebagai cewek yang dalam masa pertumbuhan tentu gue iri dengan si Duo R. Mempunyai teman sekaligus sahabat seperti Duo R ini adalah salah satu impian gue, dahulu sebelum gelombang kenyataan pahit menyerang. Tetapi, bagaimana pun keadaan gue sekarang, gue harus tetap bersyukur untuk apa yang ada pada diri gue. Bersyukur atas apa yang Tuhan Allah berikan. Lagi pula gue suka dengan diri gue yang sekarang. Apa adanya, bukan ada apanya. Hahaha...

"Nggi, lo punya nomer HP-nya Jonathan?" ucap Riska tiba-tiba.

"Nggak punya. Tapi nanti coba gue tanya ke Ana kalo lo mau." balas gue dan berusaha mencari HP jadul warisan ibu didalam tas.

Nihil.

Oh iya gue lupa, kalau HP gue tinggal di rumah.

"Sekarang bisa?" suara Resti mendesak.

"Maaf Res, HP gue ketinggalan di rumah." jujur gue kok jadi penasaran ada apa gerangan mereka kayak ngotot ingin tahu nomer HP si Jono.

"Lo punya Stef?" alih Resti kepada Stefie yang sibuk menulis.

"Nggak. Pernah gue minta eh jawabnya dia nggak hapal nomer HP nya sendiri." tutup Stefie masih melanjutkan kegiatan menulisnya.

"Boleh tau buat apa?" tanya gue iseng tapi penasaran maksimal.

"Iya Nggi, ini kakak kelas yang dari klub panahan minta ke gue. Tolongin ya." muka Riska yang memelas kentara sekali.

"Memangnya mau buat apa kalo sudah dapat nomernya?" duh kok gue bodo banget ya...

"Elah Nggi, yang buat pedekate lah. Apa lagi coba?"

"Meneketehe, makanya gue tanya Res."

"Masa lo nggak tahu sih. Jonathan itu terkenal banget banget di sekolah kita. Udah bule, ganteng maksimal, pinter, anak basket, kaya raya, anaknya nggak sombong..."

"Oh gitu..." butuh sekitar lebih dari sepuluh detik untuk gue berpikir jernih.

"Se-terkenal itu ya si Jono." desis gue lebih kepada diri sendiri.

"OMG... Anggi...! Kemana ajah si lo? Trending news ter-hot ini nggak tau?" pekik Stefie yang spontan membuang pulpennya ke sembarang arah.

"Maaf, maaf. Gue kan kuper. Hahahaa..." elak gue sebelum tonyoran tangan Stefie berhasil mendarat di kepala gue. Dia nggak tahu apa kalau tadi pagi gue baru saja keramas memakai shampoo mahal pemberian si Jono.

"Eh Nggi, lo kan teman dekatnya Ana. Masa nggak tahu?"

"Nggak"

"Apa Ana nggak pernah cerita ke elo soal Jonathan?"

-TBC-

cerita Masa Mudaku Kisah Cintaku versi lengkap hanya ada di Webnovel dengan link berikut ini: https://www.webnovel.com/book/masa-mudaku-kisah-cintaku_19160430606630705

Terima kasih telah membaca. Bagaimana perasaanmu setelah membaca bab ini?

Ada beberapa cara untuk kamu mendukung cerita ini yaitu: Tambahkan cerita ini ke dalam daftar bacaanmu, Untuk semakin meriah kamu bisa menuliskan paragraf komen atau chapter komen sekali pun itu hanya tulisan NEXT, Berikan PS (Power Stone) sebanyak mungkin supaya aku tahu nama kamu telah mendukung cerita ini, Semoga harimu menyenangkan.

Yuk follow akun IG Anggi di @anggisekararum atau di sini https://www.instagram.com/anggisekararum/