Melewati sepanjang hari di rumah sakit sangat menyebalkan bagi kakek. Tak bisa ini tak bisa itu semua kegiatan dibatasi. Hanya boleh berjalan-jalan di sekitar rumah sakit. Namun berjalan-jalan di area rumah sakit tidak terlalu buruk juga. Di taman rumah sakit itulah kadang kakek menghabiskan waktu dan berpikir banyak hal termasuk masa muda nya yang sulit.
Kakek saat muda tidak seberuntung Rey. Semua hal yang dicapainya saat ini adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Tidak ada satupun dukungan dari kedua orang tua bahkan keluarga. Pada akhirnya kakek hanya berjuang seorang diri. Satu-satunya orang yang mendukung kakek hanyalah para sahabatnya. Mereka juga punya visi, misi dan tujuan hidup yang sama. Itulah mengapa kakek bisa mendirikan sebuah perusahaan yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Bagi kakek saat-saat seperti itu adalah saat tersulit dalam hidupnya. Kadang kala ingin menyerah saja, namun dukungan dan kepercayaan dari sahabatnya mengalahkan perasaan itu.
Bahkan saat ini pun juga. Saat kakek mengetahui bahwa seorang wanita akan mendonorkan ginjalnya, dan operasinya akan dilaksanakan pada minggu depan hatinya terasa gundah. Sebenarnya kakek juga sudah tak ingin lagi hidup lebih lama di dunia ini. Ia ingin segera menyusul istri dan teman-temannya. Namun, kakek berpikir bahwa hidup kakek bisa bertahan sampai detik ini karena ada sebuah rahasia yang belum diceritakannya kepada Rey.
Rahasia tentang peristiwa kematian kedua orang tua dan adiknya Rey. Siapa yang telah merusak tali rem mobil yang dikendarai mereka pada waktu itu. Dan pengkhianatan yang telah terjadi di dalam internal keluarga. Sesungguhnya kakek tak sanggup untuk memberitahu Rey secara langsung itulah kenapa kakek hanya menuliskan semua cerita itu di sebuah buku. Buku yang suatu saat akan diberikannya pada Rey. Yang menunjukkan semua kebenaran yang tersimpan rapat-rapat. Kakek hanya bisa menghela napas saat memikirkan hal itu. Kakek terus berpikir jika Rey lebih baik tidak mengetahui rahasia itu. Karena Rey pasti akan melakukan pembalasan pada orang yang telah merenggut semuanya dari dirinya.
Tapi Kakek yakin saat ini pun Rey tengah mencari kebenaran dari peristiwa itu. Rey tidak akan membiarkannya lepas begitu saja. Bagaimana pun dan apapun caranya pasti akan ditemukannya kebenaran itu.
Setiap kali Rey bertanya tentang hal-hal yang menjurus kearah orang tuanya. Kakek pasti akan mengalihkan pembicaraan. Ya, kakek hanya tak ingin Rey mengingat semua itu lagi.
Saat ini yang menjadi prioritas bagi kakek adalah kebahagiaan Rey. Untuk itulah kakek bersikeras agar Rey segera menikah. Namun berulang kali dia mengatakan tak ingin menikah karena dia tak membutuhkannya. Padahal dalam hidup ini kita tak bisa melakukan semuanya sendirian. Rey berpikir jika hanya dirinya saja maka sudah cukup dan tak membutuhkan orang lain. Namun kakek ingin membuktikan bahwa Rey tak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain.
Kakek sempat mengaturkan perjodohan untuk Rey. Namun selalu saja gagal, semua wanita yang menjadi pasangan perjodohan itu mengeluh karena Rey yang bersikap dingin dan berbicara ketus. Entah bagaimana lagi cara kakek untuk mencarikan wanita yang cocok untuknya.
Mungkin ini juga dipengaruhi karena kepergian teman masa kecilnya itu. Yang tiba-tiba saja memberikan kabar bahwa dia akan segera menikah. Kakek mengetahui semua ini karena tidak ada rahasia antara Rey dan dirinya. Rey akan menceritakan setiap hal yang terjadi dalam hidupnya. Tentang apapun itu termasuk orang yang dicintainya. Namun Rey yang sekarang ini justru menutup semua hal darinya. Tak lagi menceritakan tentang pemikiran dan gagasannya terhadap sesuatu. Tak lagi menceritakan setiap peristiwa yang dialaminya.
Kakek sadar keadaannya sudah tak lagi sama seperti dulu.
****
tok..tok..tok.. Suara ketukan pintu terdengar. Kakek yang sedang terbaring, mengatakan pada orang itu untuk langsung masuk saja. Dan orang itu adalah Dokter Alex. Seperti biasa Dokter Alex akan menanyakan bagaimana perasaannya hari ini. Melarang untuk memikirkan terlalu banyak hal karena akan mempengaruhi kondisinya. Dan masih banyak lagi larangannya. Kadangkala Rey juga sudah seperti Dokter Alex.
"Bagaimana perasaannya, pak Hendrawan Samudra?" Alex bertanya sambil menarik kursi agar dirinya bisa duduk.
"Ya seperti biasa. Suster tadi juga sudah kesini dan memeriksa keadaan ku." jawab kakek seraya duduk bersandar.
"Ya. Alex sudah tau kakek. Apa Rey tidak datang hari ini?" tanya Alex melihat-lihat sekeliling ruangan.
"Entahlah, dari kemarin dia belum datang menjenguk ku. Apakah dia sudah mencampakkan ku?" Alex tertawa mendengar penuturan kakek. Rey sangat menyayangi kakeknya ini, mana mungkin dia akan menelantarkan kakeknya sendiri.
"Tidak mungkin itu terjadi. Kakek tau kalau dia sangat menyayangi kakek. Tapi Pasti saat ini Rey tengah sibuk mendekati seorang wanita." Alex mengatakan hal itu sambil mengibaskan tangannya. Kakek yang mendengar itu langsung membulat kan matanya sampai terlihat seperti akan keluar dari cangkangnya.
"Benarkah itu?" Kakek bertanya sambil tersenyum lebar, menunggu jawaban Dokter Alex.
Lama sekali kakek menunggu jawaban Alex. Tapi Alex belum memberikan jawaban apapun. Apa wanita yang dimaksud Alex itu adalah wanita yang mendonorkan ginjalnya. Apa mereka adalah wanita yang sama. Kakek sangat penasaran, karena Rey tidak ada menceritakan apapun padanya. Kakek hanya bisa menatap Alex penuh tanda tanya dan berharap Alex memberikan jawaban. Seperti bisa melihat isi pikiran kakek, Alex pun mengangguk dan membenarkan apa yang ada dipikiran kakek.
"Ya kakek benar sekali. Wanita yang Alex maksud adalah wanita yang sama dengan wanita yang akan mendonorkan ginjalnya untuk kakek. Namanya adalah Rara."
Sejujurnya Alex juga tidak mengetahui betul hubungan antara Rara dan Rey, namun ketika Rey menggenggam tangan Rara terlihat jika Rey tidak ingin wanita itu lepas dari genggamannya.
Alex pun menceritakan kejadiannya kepada kakek. Singkat padat dan jelas. Kakek yang mendengar hal itu pun langsung tersenyum sangat lebar bahkan terlihat menyeringai. Setelah mendengar cerita dari Alex, dia pun izin pamit karena akan memeriksa pasien lain.
Saat itu Kakek sudah tahu bagaimana caranya membuat Rey menikah. Kakek sangat senang mendengar cerita yang baru saja Alex katakan. Lalu mengapa Rey tidak menceritakan kepada kakek. Ah sudahlah kakek tak ingin memikirkan hal itu. Rencana kakek sederhana saja. Dia akan meminta Rey untuk menikahi Rara begitupun sebaliknya.
"Halo kakek. Kenapa kakek terlihat senang?." seorang pria tiba-tiba masuk ke kamar kakek.
"Ada apa kamu kesini. Sangat jarang sekali." kakek berkata dingin.
"Aduh kakek jangan begitu dong. Aku kesini mau memberikan selamat kepada kakek karena sebentar lagi kakek akan mendapatkan ginjal baru." pria itu meletakkan sekeranjang buah di atas meja dan menarik kursi di samping ranjang kakek.
"Apa yang sebenarnya kamu inginkan." tanya kakek tak ingin berbasa-basi.
Cukup lama pria itu diam, dan akhirnya membuka suaranya.
"Sederhana saja sih. Aku tau kakek sebenarnya tau aku lah yang melakukan hal yang kejam pada Rey. Tapi kakek juga menutupi fakta ini dari Rey. Aku juga tau kalau Rey sedang menyelidiki kematian orang tua dan adiknya. Dan aku juga tau cepat atau lambat Rey akan tau siapa yang telah memutuskan tali rem mobil yang dikendarai orang tua Rey. Karena aku ingin tetap seperti ini, artinya aku ingin perbuatan ku tidak diketahui siapapun. Maka sepertinya aku harus menyingkirkan kakek juga. Ah atau lebih tepatnya kepada seorang wanita yang mau mendonorkan ginjalnya kepada kakek itu. Dia sangat cantik loh. Bahkan Rey sudah terlihat dekat dengannya." pria itu berkata tanpa basa-basi sambil menyeringai memperlihatkan gigi putih yang tersusun rapi.
"Jangan berani kamu menyentuhnya. Kamu sudah banyak melakukan hal yang berdosa pada Rey. Tidakkah kamu harus bertobat sekarang." kakek menahan amarahnya, bibirnya seketika bergetar saat mengucapkan kata-kata itu.
Pria itu langsung tertawa keras. Keras sekali sampai telinga kakek terasa sakit mendengarnya.
"Kakek pikir, karena siapa aku sampai seperti ini. Aku hanya meneruskan pembalasan seperti yang Ayah minta. Lalu dimana salahku? karena semua ini juga berasal dari kesalahan yang kakek lakukan. Kakek lebih memilih Ayah Rey meneruskan perusahaan daripada Ayahku. Padahal kakek tau Ayahku juga sama ikut berkontribusi besar dalam pengembangan perusahaan. Bahkan kakek tega memindahkan ayah dan aku ke perkebunan jahe di Cilacap." pria itu berbicara sambil melotot kepada kakek. Kakek sampai takut melihatnya. Lalu pria itu melanjutkan perkataannya
"Pokoknya kakek lihat saja bagaimana kelanjutan pembalasan ku. Namun aku mulai dengan wanita itu. Ah aku sudah tidak sabar melihat bagaimana reaksi Rey. Pasti ini sangat menyenangkan. Aku tidak akan mungkin pernah membiarkan Rey hidup bahagia. Tapi satu hal yang harus kakek tau, bahwa aku sebenarnya sangatlah menyayangi kakek, namun kakek seakan buta tak melihat ku dan hanya terus memperhatikan Rey. Sejujurnya aku juga ingin merasakan apa yang Rey rasakan." katanya sambil tersenyum sedih seraya pergi meninggalkan kakek.
Kakek yang mendengar itu terbujur lemas. Tak menyangka cucu tertua nya berani sampai melakukan hal itu. Dia lah yang tak lain dan tak bukan, orang yang sudah memutuskan tali rem pada mobil yang dikendarai orang tua Rey.
Satria. Kakek mengucapkan namanya sambil menangis melihat bagaimana keluarganya hancur perlahan-lahan akibat dari perbuatannya. Namun kakek berpikir masih bisa melakukan sesuatu dan itu adalah menyelamatkan Rara dari kekejaman Satria.