Andra melihat wajah cantik dari istrinya, yang tertutupi. Kulit bersih dan putih berseri. Andra mendekat entah apa yang akan dia lakukan.
"Mas ini ... masih lama? Aku sudah kedinginan," ucapan Ana membuat Andra tidak jadi melakukan sesuatu. Dia lebih baik menahannya. Tatapan itu mempunyai makna lebih.
Andra mengambil kemejanya.
"Apa kau tak jenuh?" tanya Andra, dengan perlahan Anna menurunkan tangan dengan mata yang menatap sahdu ke lelaki yang menghindari tatapannya.
"Aku jenuh, bersamamu aku kuat membisu. Aku terlalu jauh untuk kau meraih. Rasa yang kudapati kini sulit untuk tersampaikan kepadamu. Namun, aku tidak akan putus asa dalam menggapai semua rasa padamu. Aku sudah menyiapkan nasi goreng, mari makan," ajak Andra yang lalu keluar. Anna masih terpaku dan memikirkan ucapan sang suami yang cepat.
Andra mengambilkan handuk, Anna menerimanya.
"Mas ... kaosnya, mana?" pinta Anna.
Dreet!
Dreet!
"Halo," jawab Andra.