Damian menelepon nomor ponsel Julia. Beberapa kali dicoba, tapi tidak ada jawaban. Rasanya seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan.
Ia sempat merasa tenang karena tahu istrinya sedang berbelanja. Namun, perasaan tenang itu hanya sekejap mata berubah menjadi perasaan takut yang berkecamuk hebat. Berkali-kali ia memukul gagang kemudi.
Menyesali kesalahannya lebih dalam. Bagaimana jika istrinya itu sedang dalam bahaya dan mereka sedang bertengkar. Mungkin, Julia tidak akan menelpon untuk sekedar minta diselamatkan.
'Di mana kamu, Julia?'
Ponsel yang ditaruh di atas dasboar itu menyala. Di layar ponsel tertera nama Julia. Damian segera menepikan mobilnya dan menerima panggilan telepon itu.
"Halo, Juli! Kamu di mana? Kamu baik-baik saja?" tanya Damian beruntun dengan suara panik, cemas, yang terdengar tulus oleh Julia di seberang telepon.
"Aku baik-baik saja. Ada apa menelepon?" Julia bertanya dengan ketus, tapi merasa bahagia mendengar kepanikan suaminya.
